Contacts

92 Bowery St., NY 10013

+1 800 123 456 789

Kategori: Blog

Kisah Ulama Tidur Tiga Tahun

LAZ AL HILAL – Syeikh al-‘Arif Billah Abdul Malik bin Ilyas Purwokerto (Mbah Malik), adalah orang yang sangat alim dan hafidz (hafal al-Quran). Dulu pernah terjadi, sebelum shalat Dzuhur beliau terbiasa melakukan shalat sunnah Qabliyah, dan setelahnya dilanjutkan membaca shalawat bersama jamaahnya dari jam 12 siang sampai jam 13:30 WIB.

“Shallallahu ‘ala Muhammad…” tepat pukul 13:30, iqamat pun berkumandang tanpa komando karena sudah menjadi adat kebiasaannya.

Meski sudah dikomati, Mbah Malik masih tetap duduk terdiam, tidak bangun dan hanya tasbihnya saja yang masih jalan. Ditunggu lama Mbah Malik tak kunjung bangun hingga waktu Dzuhur hampir habis. Akhirnya shalat pun terpaksa dikerjakan berjamaah dipimpin Kiai Isa, adik ipar Mbah Malik.

Sampai malam hari Mbah Malik belum juga bangun, padahal kondisinya normal tidak ada gejala apapun yang mencurigakan. Sampai 3 hari, seminggu, sebulan, hingga bertahun-tahun lamanya tidak ada yang berani membangungkan. Tidak ada perubahan sedikit pun yang mencurigakan kecuali setiap hari wajah Mbah Malik semakin yatala’la (mencorong bersinar) nurnya.

Setelah tiga tahun berlalu, Mbah Malik tiba-tiba bangun persis pada jam 13:30 WIB. “Qamat… qamat…” pinta beliau. Lalu semuanya berdiri untuk shalat berjamaah dan Mbah Malik sebagai imamnya.

Herannya, shalat beliau berlangsung dengan normal seperti biasanya, tanpa lemah ataupun limbung, padahal “la yasyrab wala ya’kul” (tidak makan dan tidak minum) selama tiga tahun. Itulah maqam fana’ yang pernah dialami Mbah Malik.

Selesai shalat, Mbah Malik bertanya, “Lha si anu mana? Si itu ke mana?”

“Mereka sudah meninggal, Kiai,” jawab para santri.

“Lha tadi masih bareng shalawatan kok,” ucap Mbah Malik kaget sebelum mengetahui sudah tiga tahun dirinya baru terbangun dari duduk dzikir.

Ternyata Musik Bisa Jadi Haram Bila Penuhi 3 Unsur Berikut Ini!

Laziswaf Al Hilal – Alunan lagu maupun nyanyian sudah ada pada zaman pra-Islam. Para penyair Arab kala Islam belum datang kerap menyanyikan syair-syair yang mereka buat. Kemudian terus berkembang hingga tercipta banyak jenis alat musik dengan variasi nada yang dapat dipadukan dengan suara vokal.

Dalam Islam, musik telah diperbincangkan sejak lama dan ada ragam pandangan. Meski begitu, Ahmad Zarkasih, Lc dalam bukunya berjudul “Lagu, Nyanyian dan Musik, Benarkah Diharamkan?”, menjelaskan, jumhur ulama telah bersepakat soal musik.

Para ulama sepakat hukum musik adalah haram selama ada tiga hal yang menyertainya. Apa saja? 

Pertama, musik menjadi haram jika mengandung unsur kemungkaran maupun kemaksiatan. Ulama mempermasalahkan sisi kemaksiatan yang melekat pada musik tersebut sehingga musik pun menjadi haram. 

Bentuk kemaksiatan pada musik bisa ada di lirik atau alunan lagunya sendiri. Misalnya bila lagu tersebut mengajak berbuat kemaksiatan.  

Musik juga mengandung kemaksiatan jika umpamanya irama lagu yang dinyanyikan seperti musik ritual peribadatan agama tertentu. Dalam kondisi ini musik menjadi haram, sebab, seorang Muslim dilarang meniru ritual ibadah agama lain.

Kemaksiatan lain yang melekat pada musik bisa juga ada pada orang yang menyanyikan. Misalnya dia menampilkan aurat padahal syariat Islam memerintahkan untuk menutup aurat. Atau, si penyanyi melakukan gerakan-gerakan tidak senonoh dan melampaui batas. Pada intinya, jika suatu musik mengandung kemaksiatan, haram.

Kedua, haramnya musik lantaran terdapat fitnah yang berarti keburukan di dalamnya. Artinya, jika musik itu bisa membuat seorang Muslim jatuh pada keburukan, dosa, dan menimbulkan fitnah, maka haram mendengarkannya.

Ketiga, musik menjadi haram bila membuat orang yang mendengarnya meninggalkan kewajiban sebagai Muslim. Seorang Muslim punya kewajiban yang harus dilakukan sebagai hamba Allah. Dan segala hal yang menghalanginya melakukan kewajiban itu wajib dihindari.

Kendati demikian, Kitab Tafsir at-Thabari memberi penjelasan dalam kajiannya terhadap Surah Luqman ayat 6. Allah SWT berfirman, “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan”.

Kitab Tafsir at-Thabari (20/128) mengutip pendapat Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Abbas untuk menafsirkan ayat tersebut. Menurut dua Sahabat Nabi SAW itu, diksi lahwun pada ayat tersebut berarti musik, nyanyian dan mendengarkannya.  

Kitab Tafsir Ibnu Katsir juga menguatkannya, dengan menyebutkan bahwa, “Ketika Allah SWT menjelaskan keadaan orang-orang yang berbahagia, mereka adalah yang mendapatkan petunjuk dari Kitab Allah SWT dan mengambil manfaat dari mendengarkannya”.  

Kemudian, masih dalam Tafsir Ibnu Katsir, Allah SWT juga menjelaskan tentang keadaan orang yang merugi dan sengsara (asyqiya) yaitu yang menolak mengambil manfaat dari mendengarkan ayat-ayat Allah SWT, dan menerima untuk mendengarkan suara seruling, nyanyi-nyanyian dan juga alat musik. 

Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas adalah Sahabat Nabi SAW yang mengharamkan musik. Salah satu dalil yang mengharamkan musik yaitu hadis riwayat Imam al-Bukhari. Nabi Muhammad bersabda, “Akan ada dari umatku suatu kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar dan alat musik”. 

Diksi alat musik yang digunakan dalam hadis itu adalah ma’azif, kata jamak, yang mengacu pada alat musik yang dipukul. Zarkasih memaparkan, ma’azif pada zaman sekarang mungkin dapat diserupakan dengan gendang. 

Jika ada yang menghalalkannya, berarti asalnya itu memang haram. Dan Nabi Muhammad mengingatkan soal itu agar umatnya mawas diri.

Sedangkan Sahabat Nabi yang membolehkan musik salah satunya adalah Abdullah bin Zubair. Imam As-Syaukani dalam “Nailul-Authar”, menceritakan tentang kisah Abdullah bin Zubair, budak perempuan, dan gitar. 

Suatu kali, Ibnu Umar bertandang ke rumah Abdullah bin Zubair dan melihat sebuah alat musik. Lalu dia bertanya benda apa itu, dan bertanya lagi, “apakah ini alat musik (mizan Syami) dari Syam?”. Lalu dijawab oleh Ibnu Zubair, “Dengan ini akal seseorang bisa seimbang”.

Belum Hafal Bulan Hijriah? Yuk Belajar dari Metode Kisah Ini!

LAZ AL HILAL – Tahun hijriyah merupakan tahun yang dimiliki oleh umat Islam seperti tahun masehi pada umumnya, dan tahun hijriyah pun memiliki 12 bulan di dalamnya. Tetapi, tak sedikit umat muslim yang lupa terhadap bulan ini dan yang lebih ironis tak sedikit yang tidak mengetahui bulan-bulan di dalam tahun hijriyah.

Sahabat Al Hilal berkaitan dengan hal tersebut, tentu dibutuhkan suatu metode untuk menghafal bulan-bulan hijriah dengan mudah. Apalagi, bagi para orangtua yang mempunyai anak. Tentu, metode ini bisa berguna untuk mengajarkan bulan-bulan hijriah kepada anak-anak mereka.

Salah satu metode yang dapat dilakukan yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam menghafal bulan-bulan hijriyah ialah dengan menggunakan metode kisah.

Dilansir dari sumber, Berikut kisah menarik untuk mudah menghafal bulan-bulan hijriah:

Alkisah sebuah keluarga yang hidup bahagia, kepala kelurganya bernama MUSHO. Ia mempunyai istri yang sholih bernama RORO. Dan mempunyai pembantu bernamaJUJU. Dari hasil pernikahan mereka lahir dua orang bayi kembar yang lucu, karena kembar namanya sama yaitu ROSYA & ROSYA. Selang beberapa tahun kemudian lahir anak ketiga yang imut, tembem dan menggemaskan diberi nama DZUL- DZUL.

Sebenarnya nama-nama yang ada dalam kisah tersebut merupakan singkatan dari bulan-bulan yang ada dalam tahun hijriyah. Mengapa? Lihat penjelasannya yuk sahabat Al Hilal!

MUSO: Muharram- Shoffar

RORO: Robiul awal-Robiul akhir

JUJU: Jumadil awal-Jumadil akhir

ROSYA: Rojab- Sya’ban

ROSYA: Romadhon- Syawwal

DZUL DZUL: Dzulqo’dah- Dzulhijjah

Nah, bagaimana sahabat Al Hilal sudah mengingat hafalan di bulan-bulan hijriyah?

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Pesantren Al Hilal Copyright Picture

Balasan Allah SWT Kepada Pemberi dan Penerima Suap

LAZ AL HILAL – Memberi uang suap kepada hakim agar ia membungkam kebenaran yang sebenarnya atau memberlakukan kebatilan merupakan suatu kejahatan. Sahabat Al Hilal, bukankah perbuatan seperti ini mengakibatkan ketidakadilan dalam hukum, dan memberikan penindasan bagi orang yang berada dalam kebenaran tersebut?

Allah SWT pun berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 188 yang artinya,

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188).

Selain itu pula, Rasulullah SAW berpesan kepada umat-Nya dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dalam HR. Ahmad, dalam hadist tersebut Rasulullah SAW bersabda,

“Allah melaknat penyuap dan penerima suap dalam (urusan) hukum.” (HR. Ahmad)

Sungguh seperti yang kita ketahui balasan Allah SWT kepada orang yang memberi dan menerima suap teramat pedih. Tak ada jalan lain selain suap untuk mendapatkan kebenaran atau menolak kezhaliman, maka hal itu tidak termasuk dalam ancaman Allah SWT.

Dewasa ini, suap-menyuap mungkin telah menjadi kebiasaan umum. Tetapi InsyaAllah kita semua selalu dalam lindungan dan tuntunan langsung dari Allah SWT sehingga tidak kita semua tidak akan terjerumus kedalam jurang tersebut. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Sahabat Al Hilal, suap-menyuap uang yang seharusnya kita sisihkan bagi saudara kita yang membuthkan, uang yang seharusnya lebih baik sisihkan untuk kebaikan di jalan Allah SWT malah bertukan masuk ke dalam kantong orang yang sebenarnya sudah sangat berkecukupan.

Disebabkan oleh kejadian suap-menyuap, hal ini pun membuat Rasulullah SAW memohon agar umat-Nya yang memiliki andil dalam setiap urusan suap-menyuap semuanya dijauhkan dari rahmat Allah SWT. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda,

“Semoga laknat Allah atas penyuap dan orang yang disuap.” (HR. Ibnu Majjah)

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Senjata Utama Manusia

LAZ AL HILAL – Bagaimana takdir dan kehidupan seorang manusia jika tidak melibatkan Allah SWT dalam segala urusannya? Bagaimana jika seorang manusia hanya menjadikan doa sebagai kebiasaan dan rutinitas atas kewajiban yang Allah SWT berikan kepada kita sebagai hamba-Nya atau hanya berdoa selepas sholat? Bagaimana jika seorang hamba hanya merasa membutuhkan doa sebagai pelengkap rutinitas saja dan tidak merasa memerlukan doa sebagai kekuatan dalam hidupnya?

Sahabat Al Hilal, yakinilah bahwa doa yang senantiasa kita panjatkan dengan ikhlas merupakan senjata utama kita sebagai manusia untuk bersimpuh di hadapan Allah SWT sang maha segalanya.

Seperti yang kita ketahui, doa merupakan terapi dan penenang yang terindah bagi manusia. Bukankah di dalam pikiran dan bawah sadar kita sebagai manusia senantiasa berujar bahwa doa merupakan cara terbaik seorang hamba berinterksi dengan Rabb-Nya?

Senjata utama kita sebagai manusia adalah doa. Memanjatkan doa merupakan cara paling ampuh ketika kita sebagai manusia menyampaikan keingingan kepada sang pencipta, sang pemilik alam semesta.

InsyaAllah, dalam setiap doa maka kita memiliki energi positif yang lebih yang InsyaAllah akan mengantarkan kita kepada nilai-nilai kebaikan.

Bahkan Rasulullah SAW pun bersabda dalam HR. Ahmad, Rasulullah SAW menuturkan bahwa setiap doa yang kita panjatkan merupakan senjata yang dapat mengubah takdir manusia.

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ، وَلَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ

“Seseorang itu terhalang dari rizki akibat dosa yang ia lakukan. Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang bisa menambah umur melainkan perbuatan baik”. (HR. Ahmad)

Kebutuhan seorang muslim terhadap doa amatlah besar. Ia tidak mungkin lepas dari ibadah yang mulia ini, dalam segala urusannya. InsyaAllah doa pun sebagai salah satu sebab terbesar untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Mapan Dulu atau Nikah Dulu?

LAZ AL HILAL – Siapa yang tidak ingin menikah? Pasti sahabat Al Hilal dimanapun ingin menikah. Menikah merupakan salah satu proses dalam kehidupan kita yang InsyaAllah akan dilewati oleh kita sebagai manusia. Namun, pasti hal ini pun menjadi satu pertanyaan yang mengusik benak setiap manusia, yaitu “Kapan ya aku akan menikah?” atau mungkin “Mapan dulu atau nikah dulu?”

Lantas, jika bisa kedua nya mengapa tidak? Ketika bisa meraih kesuksesan Bersama pasangan, mengapa tidak?

Sahabat Al Hilal, menikah bukanlah suatu penghalang untuk kita tetap belajar dan berkarir. Tidak ada salahnya ketika kita tidak ingin menikah muda, karena setiap manusia punya cara sendirii dan pemikirannya sendiri bukan?

Tetapi hanya saja pemikiran bahwa kita tidak ingin menikah diusia muda membuat karir atau Pendidikan kita tertunda karena pernikahan. Itulah pemikiran yang kurang benar. Sesungguhnya, apapun tujuannya itu Kembali pada diri kita sendiri. Jika serius pasti akan tercapai, jika terus berikhtiar dan berdoa pasti akan dibukakan langsung jalannya oleh Allah SWT.

Perlu kita ingat, meskipun menikah adalah sunnah dan ibadah yang paling lama kita sebagai hamba-Nya, namun menikah pun bukan suatu hal yang dapat kita sepelekan atau kita sia-sia kan. Menikah adalah komitmen dan janji kita kepada Allah SWT, komitmen dan janji kita kepada pasangan kelak.

Karena sungguh, pernikahan merupakan suatu hal yang sakral. Bukan hanya sekedar menyatukan dua cinta saja. Banyak hal dan kewajiban yang harus kita penuhi ketika kita akan mengarungi bahtera rumah tangga.

Sahabat Al Hilal, menikah sangat dianjurkan untuk disegerakan (bagi mereka yang mampu dan khawatir terjerumus dalam kemaksiatan), namun bukan berarti terburu-buru. Butuh bekal untuk melangkah kejenjang pernikahan agar rumah tangga selalu dalam kebahagiaan dan keberkahan. InsyaAllah…

Meskipun demikian, sangat dianjurkan sekali ketika hendak mengkhitbah seseorang perlu terlebih dahulu mempertimbangkan kriteria dalam hal menentukan jodohnya itu, agar kelak di kemudian hari tidak ada penyesalan yang muncul dalam pernikahannya. Namun masalah agama paling utama.

Pesan Rasulullah SAW yang diriwayatkan dalam HR. Bukhari Muslim,

Dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat hal. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Namun dari empat itu paling utama yang harus jadi perhatian adalah masalah agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat.” (HR. Bukhari Muslim).

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Yuk Perbanyak Investasi Akhirat!

AL HILAL – Kalkulasi menjadi warna tersendiri dalam setiap investasi. Mengapa demikian? Istilah yang sering kita dengarkan yaitu balik modal. Tetapi tak jarang banyak orang yang menjadi korban penipuan. Berharap modal yang kita keluarkan berbuah manis menjadi suatu uang yang berlipat, tetapi malah membuat kening kita terlipat karena menjadi korban penipuan atas investasi bodong yang tidak jelas asal-usulnya.

Sahabat Al Hilal, terkadang manusia sering lalai terhadap resiko yang tidak tau kapan datangnya, seperti kerugian akibat penurunan nilai investasi hingga kebangkrutan yang dapat mengancam hilangnya uang yang dimasukkan.

Ketika kita berbicara mengenai investasi dunia, tentu kerugian selalu menghantui kita. Berbeda ketika kita melaksanakan investasi akhirat, tetapi sayang investasi ini sering diabaikan oleh sebagian orang. Apa itu investasi akhirat? Ialah segala sesuatu yang menuntuk kita kepada kebaikan, seperti sedekah dan infaq.

Bukankah Allah SWT telah berpesan kepada kita dalam firman-Nya, yaitu dalam QS. Al Baqarah ayat 261 yang artinya,

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah:261)

Bukankah banyak sekali kebaikan yang kita dapatkan ketika melaksanakan investasi akhirat? Lantas apa yang menahan kita untuk bersedekah dan berinfaq di jalan Allah SWT? Ingatlah bahwa Allah SWT pasti akan membalas segala sesuatu untuk kita sebagai hamba-Nya. Termasuk ketika seorang hamba memiliki sifat kikir. Hal tersebut pun telah disampaikan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam QS. Ali Imran ayat 180

“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang Diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yag mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan” (Qs. Ali Imran: 180).

Sungguh, harta yang kita dapatkan dari-Nya hanyalah titipan semata untuk kita melaksanakan kebaikan. Sikap kikir, tamak, dan pelit yang mengekang harta kita tentunya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT di akhirat kelak.

Yuk Investasi untuk akhirat kelal! InsyaAllah, Allah SWT akan senantiasa dekat dan mencurahkan rahmat-Nya kepada kita sebagai hamba-Nya. Landasi dengan sikap ikhlas agar manfaat yang kita berikan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan menjadi sayap pahala hingga surga-Nya kelak. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Rahasia di Balik Perayaan April Mop

LAZ AL HILAL – Hari ini merupakan tanggal 1 April 2021, banyak selakali masyarat di seluruh dunia merayakan April Mop. Apa itu April Mop? Bukan kah April Mop merupakan hari dimana setiap kebohongan, keusilan, dan kejahilan ituu di perbolehkan dan tidak dilarang. Tetapi di hari ini pun korbandari April Mop ini tidak diperbolehkan untuk kesal atau marah dengan alasan karena ini adalah hari April Mop! Lantas, bagaimana Islam memandang perayaan ini?

Sahabat Al Hilal, Islam telah melarang umat-Nya untuk merayakan perayaan ini. Apakah sahabat Al Hilal mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya perayaan April Mop ini?

Dilansir dalam berbagai sumber, sejarah perayaan April Mop ini terjadi sebagai salah satu sejarah yang kelam dalam sejarah agama Islam. Hal ini pun berawal sejak dibebaskannya Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad di Spanyol yang berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri makmur.

Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, maka Islam pun menyebar tidak hanya di negeri Spanyol saja karena sikap penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati. Muslim yang ada di masa itu pun teramat sungguh mempraktikkan kehidupan mereka secara Islami.

Kejayaan Islam pada masa tersebut berlangsung hingga enam abad lamanya. Selama ini pula kafir teramat sangat ingin menaklukan Islam. Berbagai macam upaya pun dilaksanakan untuk menaklukkan Islam, tak banyak yang tahu, kaum kafir yang berada disana mempelajari kelemahan umat Islam dan akhirnya mereka pun menemukan cara untuk menaklukkan Islam yakni dengan melemahkan keimanan mereka.

Setelah umat Islam disana mulai lengah, pasukan kafir pun mulai mencari celah untuk memusnahkan Islam, seluruh muslim yang tertipu daya oleh kaum kafir beriringan berjalan pergi menuju Pelabuhan. Tetapi tidak dengan beberapa umat Islam yang tidak mempercayai tipu daya kaum kafir, mereka memilih bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka.

Ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan, hanya bisa terpana ketika tentara kafir membakari kapal-kapal dan rumah mereka yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil.

Jerit tangis dan takbir pun membahana. Seluruh muslim Spanyol di Pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Sahabat Al Hilal, disinilah kebohongan, keusilan diperbolehkan. Disinilah April Mop dirayakan.

Bukankah Rasulullah SAW telah berpesan kepada kita sebagai umat-Nya dalam HR. Abu Dawud? Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW bersabda

“Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud)

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Dahsyatnya Surat Al Ikhlas

LAZ al-Hilal – Seperti yang kita ketahui, surat Al Ikhlas merupakan salah satu surat yang menjadi favorit sebagian umat Muslim.

Surat Al Ikhlas adalah salah satu surat yang tidak terlalu memiliki ayat yang Panjang dalam Al Quran. Sahabat Al Hilal, meskipun menjadi salah satu surat yang tergolong surat pendek tetapi memiliki keutamaan yang luar biasa loh. Apakah itu?

Mungkin tak banyak dari kita yang mengetahui keutamaan dan kedahsyatan dari surat ini. Maka dari itu, ketika kita membaca dan mengamalkan surat ini tak jarang umat muslim yang kurang memaksimalkan hafalan dari makna surat Al Iklas itu sendiri karena keistimewaan dari surat ini yang tidak banyak umat muslim yang mengetahui keistimewaan surat ini.

Dilansir dari berbagai sumber, terdapat beberapa keutaman bagi kita sebagai seorang muslim yang senantiasa membaca surat Al Ikhlas loh!

Ternyata, surat Al Ikhlas merupakan surat yang disetarakan dengan sepertiga Al Quran. Mengapa demikian? Hal ini dijawab langsung oleh Rasulullah SAW melalui HR. Bukhari, dalam hadist tersebut Rasulullah SAW bersabda

والذي نفسي بيده إنها لتعدل ثلث القرآن

“Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ia (surat Al Ikhlas) sebanding dengan sepertiga Al Quran,”

(HR Bukhari)

Dikisahkan dan Diriwayatkan dalam HR. Bukhari pun, Rasulullah SAW pun bertanya serta menjawab pertanyaan para sahabat-Nya

“Apakah salah satu di antara kalian sanggup membaca sepertiga Alquran pada malam hari?” Hal ini membuat para sahabat terasa berat, maka mereka bertanya-tanya: “Siapa di antara kita yang sanggup melakukannya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Qul huwa-llahu ahad, Allahush sham ad (surat Al Ikhlas) adalah sepertiga Alquran,”

(HR Bukhari)

من قرأ (قل هو الله أحد) عشر مرات بنى الله له بيتا فى الجنة

“Barang siapa membaca: ‘Qul huwa-llahu ahad’ sepuluh kali, maka Allah membangunkan untuknya rumah di surga”

Sahabat Al Hilal, itulah keutamaan ketika kita membaca surat Al Ikhlas, meskipun tergolong ke dalam salah satu surat yang tidak memiliki ayat yang Panjang, bukankah surat Al Ikhlas mempunyai isi dan makna yang dahsyat? Masya’Allah… Wallahu’alam bishwab

Masih Mau Percaya Ramalan? Yuk Baca Penjelasannya Dalam Islam Bagaimana.

(Sumber: Islampos.com)

LAZISWAF Al Hilal – Ramalan adalah salah satu hal yang banyak diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Entah itu hanya sekadar coba-coba atau sekadar ingin tahu tentang ramalan terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Ramalan banyak macamnya, seperti ramalan zodiak, jodoh, masa depan, pekerjaan dan sebagainya. Mungkin bagi kalangan awam percaya pada ramalan adalah hal yang biasa.

Salah satu ramalan yang dapat diambil contoh adalah ramalan tentang kelahiran. Ramalan ini biasa dilakukan oleh para astrolog dengan melihat letak dan konfigurasi bintang-bintang di langit. Misalnya, bila letak gugusan bintang Bima Sakti di arah A lalu kebetulan ada seorang bayi lahir tepat pada malam ketika bintang itu terbit, maka diramalkan bayi itu akan menjadi orang terkenal setelah besar nanti.

Apabila Sahabat Al Hilal perhatikan tentang ramalan, akan terlihat bahwa si peramal mencoba atau seolah-olah mengetahui hal-hal ghaib. Seakan ia mampu membaca dan menentukan nasib seseorang.

Dengan dasar ini, si peramal berani memerintah dan melarang ‘pasiennya’ untuk berbuat sesuatu. Bahkan ia sering menakut-nakutinya meskipun akhirnya memberi kabar gembira atau hiburan dengan kata-kata manis.

Bagi orang yang senang akan rubrik zodiak atau yang suka membaca buku-buku astrologi (ramalan-ramalan bohong), memang terkadang ramalan itu cocok dengan keadaan yang di alami. Namun yang menjadi permasalahan, darimana pikiran peramal itu mencuat? Bagaimana pandangan Islam terhadap masalah ini?

Dalam hal ini, ramalan adalah salah satu hal ghaib yang diterka-terka oleh sesama manusia. Padahal sebenarnya hanya Allah yang tahu tentang perkara-perkara ghaib ini. Allah berfirman,

“(Dia adalah Rabb) Yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seseorang pun tentang yang ghaib itu kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (Malaikat) di muka bumi dan di belakangnya,” (QS. Al-Jin: 26-27).

Maka dari itu, siapa saja yang mengaku mengetahui perkara atau ilmu ghaib selain orang yang dikecualikan sebagaimana ayat di atas, maka ia bisa termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendustakan ayat Allah.

Hal tersebut juga dapat membawa seorang manusia ke dalam perbuatan syirik yang tidak bisa diampuni dosanya. Baik mengetahuinya dengan perantaraan membaca garis-garis tangan, di dalam gelas, perdukunan, sihir, dan ilmu perbintangan atau selain itu. Jadi percaya kepada ramalan juga bisa menjerumuskan seorang hamba pada kekafiran. 

Informasi & Call

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

×