Contacts

92 Bowery St., NY 10013

+1 800 123 456 789

Kategori: Blog

Cara Setan Sesatkan Manusia: Timbulkan Rasa Was-was

LAZ Al Hilal, Bandung – Sahabat Al Hilal manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak semata-mata hanya untuk mendiami muka bumi dan merusak apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi untuk menjaga segala amanah Allah di bumi sambil terus beribadah kepada-Nya.

Namun tentunya tidak mudah untuk melakukan yang demikian itu. Sebabnya, setan selalu ada untuk menggoda manusia. Maka, apabila tidak disertai dengan keimanan dan kehati-hatian, manusia akan mudah terperangkap dalam jebakan setan.

Untuk selalu berhati-hati, alangkah baiknya apabila kita mengetahui beberapa cara setan menyesatkan manusia. Di antaranya yaitu menimbulkan rasa was-was.

Seorang yang telah diserang rasa was-was, maka ia akan ragu-ragu dalam setiap aktivitasnya. Akibatnya, rasa tersebut akan merusak tingkat keimanan seseorang kepada Allah SWT dan segala yang berkaitan dengan iman.

Sebagaimana penjelasan dalam Surat an-Naas yang artinya, “Katakanlah, ‘aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia.” Dan empat langkah inilah yang menjadi langkah setan dalam menyesatkan manusia menurut Ibnul Qayyim rahimahullah. Dalam Badaa-i’ Al-Fawaid (2:816), Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Hendaknya menahan diri dari pandangan yang tak bisa terjaga, banyak bicara, banyak makan, dan banyak bergaul. Hal-hal ini merupakan empat pintu setan dalam menguasai manusia dan jalan setan mencapai tujuannya. Enggan menundukkan pandangan akan mengantarkan pada menganggap baik (istihsan), yang dilihat akan menancap dalam hati, pikiran pun akan sibuk membayangkannya, hingga berpikiran agar tercapai tujuan.”

Empat hal ini disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam poin kesepuluh setelah menyebutkan sembilan kaidah bermanfaat untuk melindungi hamba dari setan dan menyelamatkan dari gangguannya. Lihat Badaa-i’ Al-Fawaid, 2:809-816.

  • Banyak memandang

Contohnya adalah memandang lawan jenis. Dalam surah An-Nuur sendiri diperintahkan untuk menundukkan pandangan,

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nuur: 30)

  • Banyak bicara

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berkatalah yang baik, ataukah diam.” (HR. Bukhari, dan Muslim)

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Semoga ibumu kehilanganmu! (Kalimat ini maksudnya adalah untuk memperhatikan ucapan selanjutnya). Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka.’” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

  • Banyak makan

Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda

“Tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup keturunan Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang menjadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah).

  • Banyak bergaul

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad) Adapun bergaul ada beberapa bentuk menurut Ibnul Qayyim dalam Badaai’ Al-Fawaid:

  1. Bergaul seperti orang yang membutuhkan makanan, terus dibutuhkan setiap waktu, contohnya adalah bergaul dengan para ulama.
  2. Bergaul seperti orang yang membutuhkan obat, dibutuhkan ketika sakit saja, contohnya adalah bentuk muamalat, kerja sama, berdiskusi, atau berobat saat sakit.
  3. Bergaul yang malah mendapatkan penyakit, misalnya ada penyakit yang tidak dapat diobati, ada yang kena penyakit bentuk lapar, ada yang kena penyakit panas sehingga tak bisa berbicara.
  4. Bergaul yang malah mendapatkan racun, contohnya adalah bergaul dengan ahli bid’ah dan orang sesat, serta orang yang menyesatkan yang lain dari jalan Allah yang menjadikan sunnah itu bid’ah atau bid’ah itu menjadi sunnah, menjadikan perbuatan baik sebagai kemungkaran dan sebaliknya.

Kisah Romantis Thalhah bin Ubaidillah

Thalhah bin Ubaidillah bernama lengkap Thalhah bin Ubaidillah bin Usman bin Kaab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah, al-Qurasyi at-Taimi al-Makki dan al-Madani, Thalhah merupakan sahabat Rasulullah yang berasal dari suku Quraisy. Karena perjuangan memeluk dan menegakkan syariat Islam, Thalhah bin Ubaidillah diizinkan masuk surga oleh Allah SWT.

Thalhah bin Ubaidillah menghabiskan hartanya untuk kebaikan dan membela islam serta menolong mereka yang membutuhkan. Ia sangat dermawan, sudah begitu banyak manfaat yang ia berikan untuk orang lain sehingga tidak sedikit orang yang mengapresiasikan kedermawannya tersebut. Thalhah merupakan sosok yang selalu turun dalam perang jihad, melindungi Rasulullah, membela dakwahnya, serta menyebarkan risalhanya.

Sahabat Al-Hilal, tahukah kalian jika Thalhah bin Ubaidillah merupakan seorang pria yang begitu sangat mencintai istri Rasulullah SAW yakni Aisyah. Tetapi disisi lain, Thalhah pun merupakan sepupu dari Aisyah.

Diriwayatkan  Ibn Abi Hatim dari Ibn Sa’ad yang bersumber dari Abu Bakar ibn Muhammad ibn ‘Amr ibn Hazm, dan ditulis oleh Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitab Lubab an-Nuqul fi Asbab an-Nuzul diceritakan bahwa suatu hari Thalhah sedang berbincang dengan Aisyah, istri Muhammad SAW yang sangat ia cintai.

Ketika ia sedang berbincang dengan Aisyah, Rasulullah datang dengan menunjukkan wajah tidak suka. Rasulullah cemburu, saat itu Rasulullah langsung meminta Aisyah untuk masuk ke dalam kamar tetapi tidak terang-terangan, Rasulullah menggunakan Bahasa isyarat, Aisyah mengerti.

Atas kejadian tersebut Thalhah merasa malu, ia berpamitan sambal bergumam dalam hati hingga bersumpah untuk menunggu Muhammad sampai wafat demi menikahi Aisyah. “Beliau melarangku berbincang dengan Aisyah. Padahal ia adalah sepupuku. Demi Allah, jika beliau telah wafat, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar Aisyah.”

Atas perkataan Thalhah tersebut, Allah SWT menurunkan firmanNya dalam QS Al-Ahzab ayat 53 yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ ۖ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.”

Ketika surat itu dibacakan dan Thalhah mendengar surat tersebut, ia menangis, ia malu kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Setelah mendengar surat tersebut, Thalhah mewujudkan cintanya yang besar kepada Aisyah itu dengan hal yang lebih berguna, seperti menyumbangkan hartanya, memerdekakan budaknya, serta menunaikan umrah dengan berjalan kaki sebagai bentuk taubatnya.

Sahabat Al-Hilal, seiring berjalannya waktu Thalhah pun dikaruniai oleh cinta yang lainnya ketika cintanya kepada Aisyah tak sampai. Ia menikahi seorang wanita, dalam pernikahannya ia dikaruniai seorang putri cantik yang ia namai  Aisyah binti Thallhah.

Sudahkah Besedekah Madu? Iniloh Manfaatnya!

LAZ AL HILAL – Ketika kita mendengar kata madu, tentu didalam benak kita pasti manfaat yang ada di dalam madu itu sendiri. Sahabat Al Hilal, mengkonsumsi madu, apalagi dalam situasi wabah virus COVID-19 yang masih berkeliaran di muka bumi. Menjaga tubuh kita kita di masa seperti ini tentunya sangat dianjurkan, menjaga kesehatan tubuh berarti kita turut membantu dalam menekan wabah virus COVID-19.

Sahabat Al Hilal, meminum madu pun dapat menjadi salah satu ikhtiar kita untuk tentap menjaga tubuh kita dari serangan wabah virus COVID-19 loh! Karena, madu berasal dari cairan yang dihasilkan lebah dari nektar bunga yang kaya dengan manfaat. Mengkonsumsi madu pun dianjurkan oleh Rasulullah SAW, dan diriwayatkan dalam HR. Ibnu Majah. Rasulullah SAW bersabda

Barangsiapa yang minum madu tiga tegukan dalam setiap bulan, dia tidak akan terkena bala’ yang besar.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadist tersebut pun kita dapat melihat bagaimana keutamaan dan keunggulan ketika kita meminum madu, salah satu keunggulan yang teramat besar manfaatnya bagi tubuh kita yaitu kita tidak akan terkena bala yang besar. Selain enak rasanya, madu cocok dikonsumsi oleh semua golongan umur, anak-anak hingga lansia, laki-laki maupun perempuan.

Dilansir dari laman klik dokter, terdapat berbagai macam manfaat yang sangat baik bagi tubuh kita ketika kita mengonsumsi madu setiap hari. Adapun beberapa manfaatnya antara lain adalah:

  1. Meningkatkan sistem imunitas tubuh.
  2. Membantu tidur Anda lebih nyenyak.
  3. Menangkal radikal bebas.
  4. Meredakan batuk.
  5. Mempercepat penyembuhan luka.
  6. Menjaga kesehatan sistem pencernaan.
  7. Menjaga kesehatan jantung.
  8. Sumber antioksidan.
  9. Mengontrol berat badan.
  10. Sumber probiotik.
  11. Mempertajam daya ingat.
  12. Menurunkan kolesterol.
  13. Menyembuhkan jerawat, luka, bisul, bahkan herpes.
  14. Meredakan asam lambung.
  15. Sumber energi alami.

Maka dari itu, untuk membantu para penghafal Al Quran, santri yatim, serta masyarakat yang kurang mampu, Yayasan LAZ Al Hilal mengajak sahabat Al Hilal semua untuk turut serta dalam penggalangan dana yang tak lain bertujuan untuk membagikan madu dan suplemen herbal agar masyarakat dan penghafal Al Quran tentap prima dalam menghafal Al Quran.

Bukankah kesehatan santri adalah hal utama yang penting dari semua? InsyaAllah sedekah yang akan di berikan untuk para santri akan menjadi pahala, dan InsyaAllah dalam setiap sendok madu dan suplemen yang santri minum akan mengalirkan pahala jariyah untuk setiap sahabat Al Hilal. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Untuk itu, mari kita menyisihkan sedikit rezeki untuk bersedekah! Adapun sahabat Al Hilal yang akan ikut serta dalam sedekah madu untuk para santri , penghafal Al Qur’an, dan masyarakat yang kurang mampu dapat melalui:

Bank Mandiri

🏧 132.00.1254.995.3

A.n YAYASAN AL HILAL RANCAPANGGUNG

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Dapatkah Sedekah Sembuhkan Penyakit?

LAZ AL HILAL – Sahabat Al Hilal, banyak yang bilang bahwa sedekah yang kita salurkan akan menyembuhkan penyakit yang sedang kita derita. Tetapi benarkah itu? Tentu, disetiap penyakin yang Allah SWT berikan kepada kita pasti Allah SWT pun memberikan obatnya. Karena jika sebuah penyakit tidak sembuh tentu sudah pasti kita harus berobat ke berbagai macam dokter dengan diresepkan berbagai acam obat pula, kita dapat melihat fenomena merebaknya wabah virus COVID-19 belum ditemukan obat yang paling manjur bukan? Tentu hal tersebut karena Allah SWT belum mengizinkan.

Dalam menyembuhkan penyakit pun tentu kita memiliki beberapa cara untuk Kembali sehat, mungkin secara umum kita selalu melakukan du acara untuk menyembuhkan penyakit, yaitu berdoa dan berikhtiar bukan? Ikhtiar yang dilakukan pun tentu meminum obat-obatan dari dokter, lalu disenmpurnakan dengan doa.

Sahabat Al Hilal, mungkin masih belum banyak yang menyadari bahwa salah satu obat yang paling mujarab adalah bersedekah. Apakah benar? Tentu, diriwayatkan dalam hadist yang dihasankan oleh Syaikg Al-Albani di dalam Shahih al Jami, Rasulullah SAW bersabda:

Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bersedekah

Dengan demikian, dari hadist shohih tersebut, sedekah yang dilakakukan oleh kita, hamba Allah SWT selain membuat hart akita menjadi berkah dan bermanfaat, bisa jadi sedekah yang kita keluarkan untuk membantu saudara-saudara kita pun menjadi wasilah datangnya kesembuhan dari Allah SWT atas segala penyakit yang sedang diderita.

Sahabat Al Hilal, Allah SWT tidak akan pernah memberikan suatu penyakit kepada hamba-Nya atau cobaan kepada hambanya melampaui batas hamba-Nya. Oleh karena itu sebagai manusia kita dapat berikhtiar dan tentunya dengan menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan kepada Allah SWT bahwa sang maha pencipta akan menyembuhkan kita dari segala penyakit. Berbagilah dengan saudara-saudara kita terutama beri makanlah para fakir miskin hingga mereka merasa kenyang, menyantuni anak yatim, dan wakafkanlah Sebagian harta yang kita miliki, karena sungguh ketika kita melaksanakan sedekah maka InsyAllah akan membantu kita untuk menghilangkan berbagai macam penyakin dan berbagai macam musibah dan cobaan di hidup kita. InysaAllah.

Dikutip dari sumber dompet dhuafa, diceritakan dari kisah seorang yang bertanya kepada Abdullah Bin Mubarak rahimahullah, tentang penyakit lututnya yang telah diderita sejak tujuh tahun. Dia telah melakukan bermacam usaha untuk mengobatinya dan telah bertanya kepada para dokter, tetapi belum merasakan hasil. Maka Abdullah Bin Mubarak rahimahullah, berkata kepadanya:

Pergilah Anda mencari sumber air dan galilah sumur di situ karena orang-orang membutuh-kan air! Aku berharap ada air yang memancar di situ”.

Maka orang itu pun melakukan apa yang disarankan oleh beliau, lalu dia pun sembuh” (Shahih At-Targhib).

Sahabat Al Hilal, beberapa hikmah sedekah yang dapat kita dapatkan. Ketika kita dihapkan dengan musibah seperti diberikannya suatu penyakit, tentu itu bukanlah suatu keburukan yang kita terima, tetapi ituu adalah tanda bahwa kita sedang diberikan cobaan yang InsyaAllah kita dapat melalui. Dan InsyaAllah salah satu menyembuhkan penyakit adalah dengan bersedekah. Wallahu’alam bishawab.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Apa Yang Kau Cari?

Sahabat Al Hilal, tentu sebagai umat Islam Allah SWT memiliki konsep yang lebih sempurna dibandingkan konsep hamba-Nya sendiri. Kita sudah sering mendengar kalimat “Kita yang merencanakan, Allah SWT lah yang memberi keputusan” maka dari itu, sebaiknya sebagai umat manusia yang tidak tahu perjalanan apa yang kita lewati untuk kedepannya, apakan tujuan kita di amin kan oleh para malikat dan diijabah oleh Allah SWT, ataukah rencana kita hanyalah angan semata? “InsyaAllah” adalah salah satu cari kita sebagai manusia untuk mengucapkan hal tersebut, kalimat yang sangat simple tetapi memiliki makna dan arti yang sangat dalam, karena sungguh segala sesuatu di dunia ini bahkan di Alam semesta ini tidak akan terjadi tanpa kehendak-Nya.

Sahabat Al Hilal Ini adalah hal yang paling mendasar dalam konsep Islam tentang tujuan hidup manusia. Tidak lain manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah swt. Sebagai Sang Pencipta maka Allah mempunyai hak terhadap hambanya. Sungguh semuanya berada dalam gengamannya, jumlah butir pasir di muka bumi inipun Allah mengetahuinya, jangankan sesuatu yang tersurat, yang tersirat dan tersembunyi dalam lubuk hati kita pun Allah SWT mengetahuinya. MasyaAllah.

Sahabat Al Hilal, bukankah segala sesuatu itu telah di rancang oleh Allah jauh sebelum kita dilahirkan? Semua itu sudah tercantum dalam firman Allah SWT dalam QS. Al Furqan ayat 2

اۨلَّذِىۡ لَهٗ مُلۡكُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَلَمۡ يَتَّخِذۡ وَلَدًا وَّلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ شَرِيۡكٌ فِى الۡمُلۡكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَىۡءٍ فَقَدَّرَهٗ تَقۡدِيۡرًا

Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.” (QS. Al Furqan: 2)

Sahabat Al Hilal, kita adalah hamba yang dhoif (lemah), sudah sebaiknya kita berserah diri kepada Allah SWT atas segala sesuatu yang kita kerjakan. Tentu kita boleh punya rencana, tapi harus selalu kita ingat bahwa Allah SWT yang paling akhir menentukan takdir kita.

Sungguh, kita saya, dan kita semua hanyalah manusia biasa yang kadang khilaf bahwa kita hanyalah seorang hamba, tentu Sang Pencipta yang Maha Melihat, Maha Mendengar,dan Maha Kekehendak mengetahui apapun yang kita lakukan di muka bumi. Seolah-olah kita hidup dan melangkah di muka bumi ini kita yang mengatur dan kita yang mengedalikan, padahal tidaklah demikian.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Lebih Baik Diam

LAZ AL HILAL – Lebih baik diam? Apa maknanya? Ketika kita mendengar kalimat ini, tentu dibenak kita langsung berfikir tentang keikhlasan dan kesabaran. Lalu, apakah sabar itu? Sabar merupakan suatu sikap dimana kita sebagai manusia memiliki rasa untuk menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Apakah kita telah memiliki sifat tersebut? Sahabat Al Hilal, Semakin tinggi kesabaran yang kita miliki maka InsyaAllah semakin kokoh juga ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Kesabaran pun sering dikaitkan dengan tingkah laku positif yang ditonjolkan oleh individu atau seseorang.

Tetapi, apakah sabar ada batasnya? Sungguh, kita sebagai manusia pun pasti memiliki batas kesabaran pula bukan? Sahabat Al Hilal, sebenarnya sabar tidak memiliki Batasan, tapi manusia lah yang membuat Batasan-batasan kesabaran dalam dirinya. Namun, terkadang hanyalah diam yang akan menjadi Tindakan terbaik yang dapat kita lakukan ketika kita butuh sabar. Tetapi, diam seperti apa yang dimaksud? Diam yang dimaksud bukanlah diam yang tanpa Tindakan, bukanlah diam yang mematung, dan bukanlah diam tanpa solusi. Diam yang dimaksud adalah sebagai jeda untuk kita merehatkan diri dari berbagai masalah yang kita hadapi, kemudian dari sikap diam tersebutkan kita memikirkan bagaimana cara untuk menghadapi masalah yang kita miliki.

Sungguh berbagai macam hal yang positif yang dapat kita rasakan ketika kita memilih diam dibandingkan berkoar-koar tanpa solusi. Seperti,

Kesabaran Mengajarkan Kita Untuk Lebih Tenang Dalam Menyelesaikan Segala Masalah

Tenang Dalam Diam” tentu kalimat ini sering kita dengar dan kita baca bukan? Tenang dalam diam, menurut saya adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah. Mengapa demikian? Terkadang ketika kita tidak perlu menjadi seseorang yang terlalu berkoar-koar dalam menyelesaikan masalah. Cukup diam, pikirkan apa yang akan kita lakukan, tentu pikirkan juga hal-hal yang lebih positif untuk memecahkan masalah yang sedang kita hadapi. Dalam diam pun kita bisa merenungkan apa sebenarnya yang telah terjadi. Diam bukanlah tanda jika kita sedang menyerah bukan? Sahabat Al Hilal, lebih baik diam, jika diam itu membuat kita menang.

Jangan pernah lupa, bahwa Allah SWT pun berarti percaya bahwa kita kuat. Segala sesuatu yang terjadi termasuk masalah yang terjadi tentunya atas kehendak-Nya bukan? Tidak ada satu pun musibah dan masalah yang terjadi pada diri kita kecuali atas izin dari-Nya, Allah SWT sang pencipta alam semesta.

Seorang ulama, aktivis dan sastrawan Indonesia, Buya Hamka berkata

Cinta itu perang, yakni perang yang hebat dalam rohani manusia. Jika ia menang, akan didapati orang yang tulus ikhlas, luas pikiran, sabar dan tenang hati. Jika ia kalah, akan didapati orang yang putus asa, sesat, lemah hati, kecil perasaan dan bahkan kadang-kadang hilang kepercayaan pada diri sendiri

-Buya Hamka, 1908-1981-

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Contoh Syirik Akbar dalam Tauhid Rububiyyah

Di antara bentuk syirik akbar dalam rububiyyah adalah:

Pertama: Tidak meyakini bahwa Allah itu ada, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang ateis.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ

“Mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja. Kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa’” (QS. al-Jatsiyah: 24).

Kedua: Meyakini tritunggal atau trinitas, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani, yaitu meyakini bahwa Tuhan itu satu tetapi memiliki tiga pribadi: Tuhan Bapa, Tuhan Putra, dan Roh Kudus. Ketiganya itu sama secara esensi dan kedudukan (Bapa sama dengan Putra, dan keduanya sama dengan Roh Kudus), tetapi sebenarnya berbeda satu sama lain (Bapa adalah yang beranak, Putra adalah yang diperanakkan, dan Roh Kudus adalah yang dihembuskan).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لَّقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّـهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَـٰهٍ إِلَّا إِلَـٰهٌ وَاحِدٌ

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sungguh Allah itu salah satu dari yang tiga.’ Padahal sekali-kali tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Tuhan yang Satu” (QS. al-Ma’idah: 73).

قُلْ هُوَ اللَّـهُ أَحَدٌ * اللَّـهُ الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ * وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

“Katakanlah, ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah ash-Shamad (Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu). Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu apa pun yang setara dengan-Nya’” (QS. al-Ikhlash: 1-4)

Ketiga: Meyakini bahwa tuhan itu ada dua, yaitu Ahura Mazda dan Ahriman. Hal ini sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Majusi, di mana kebaikan semuanya berasal dari tuhan kebaikan yaitu Ahura Mazda, sedangkan keburukan semuanya berasal dari tuhan keburukan yaitu Ahriman.



Keempat: Meyakini bahwa manusia menciptakan perbuatan mereka sendiri, sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Qadariyyah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَاللَّـهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat” (QS. Ash-Shaffat: 96).

Para ulama berkata,

من قال إن أفعال العباد غير مخلوقة فهو بمنزلة من قال إن السماء والأرض غير مخلوقة.

“Barangsiapa yang berkata, ‘Perbuatan manusia itu tidak diciptakan,’ maka dia sama derajatnya dengan orang yang berkata, ‘Langit dan bumi itu tidak diciptakan.’”

Kelima: Meyakini bahwa syaikh mereka telah mencapai derajat bisa mengatur seluruh apa yang ada di alam semesta ini dengan kalimat “Kun” (“Jadilah!”), baik ketika mereka masih hidup maupun setelah matinya, sebagaimana ini adalah yang diyakini oleh orang-orang Sufi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu maka Dia berkata, ‘Jadilah!’ maka terjadilah” (QS. Yasin: 82).

Keenam: Meyakini bahwa yang menurunkan hujan itu adalah bintang-bintang, bukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini sebagaimana yang diyakini oleh kaum musyrikin jahiliyyah.

Dari Abu Malik al-Asy’ariy Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أربع في أمتي من أمر الجاهلية لا يتركونهن: الفخر في الأحساب، والطعن في الأنساب، والاستسقاء بالنجوم، والنياحة.

“Empat perkara dalam umatku yang termasuk perkara jahiliyyah yang tidak mereka tinggalkan: berbangga diri dengan keturunan, mencela nasab, menisbatkan turunnya hujan kepada bintang-bintang, dan meratapi orang yang meninggal dunia” (HR. Muslim no. 934).

Demikian pula, menisbatkan hal-hal lainnya seperti masalah rezeki, untung-rugi, jodoh, sehat-sakit, dan sebagainya kepada bintang-bintang, juga adalah kesyirikan.

Referensi utama: Syarh Tashil al-’Aqidah al-Islamiyyah, karya Syaikh ‘Abdullah ibn ‘Abdil-’Aziz al-Jibrin.

Apa Itu Zakat Pajak Penghasilan?

LAZ AL HILAL – Zakat merupakan salah satu kewajiban seluruh umat muskim yang wajib dijalankan, dimana zakat ini menjadi bagian dari Rukun Islam. Sahabat Al Hilal, sudahkah kita membayar zakat? Dikutip dari Wikipedia, dari segi istilah zakat merupakan Sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim untuk diberikan dan disalurkan kepada saudara kita yang digolongkan berkah menerimanya seperti anak yatim, dhuafa, fakir miskin, dan lain sebagainya. Sahabat Al Hilal, banyak sekali dalil yang membahas mengenai zakat. Salah satu dalil yang membahas tentang zakat terdapat dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 177, Al-Ma’idah ayat 55, At-Taubah ayat 5 dan 34-35, Al-Mu’minun ayat 1-4, An-Naml ayat 2-3, Luqman ayat 3-4, serta Fushshilat ayat 6-7.

Mari kita lihat dalil dari QS. Al Baqarah ayat 177 yang berbunyi

اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رَاكِعُوْنَ

“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah).” (QS. Al Baqarah: 177)

Sahabat Al Hilal, terdapat beberapa jenis zakat yang wajib ditunaikan oleh umat muslim diantaranya yaitu:

  1. Zakat Maal

Zakat maal atau zakat harta, sahabat Al Hilal zakat maal ini pun meliputi pendapatan dan jasa, hasil pertanian, perdagangan, hasil ternak, emas dan perak. Penghitungan pengeluaran zakat maal berbeda sesuai dengan jenis penghasilan tersebut. Zakat mal ini merupakan harta yang dimiliki oleh pribadi atau badan usaha.

  • Zakat Fitrah

Nah untuk zakat yang satu ini, seluruh umat muslim wajib menunaikannya menjelang hari raya idul fitri. Adapun besaran zakat yang harus ditunaikan pun setara dengan  beras sebanyak 3,5 liter atau 2,7 kilogram.

Maka dari itu, yuk sahabat Al Hilal mari kita tunaikan zakat kita! Kita tunaikan zakat maal atau zakat penghasilan kita untuk saudara-saudara kita yang berhak menerimanya, dan jangan lupa Ketika kita menunaikan zakat pun lebih baik membayar zakat pada badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah. Sebab, bukti pembayaran zakat Anda akan tersimpan dan dapat menjadi pengurang penghasilan bruto untuk penghitungan pajak saat mengisi SPT Tahunan nanti.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telepon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ LAZ Al Hilal Copyright

Cara Hidup Bahagia Menurut Islam

Apa kabar, Sahabat Al-Hilal? Hidup adalah sebuah anugerah dari Allah SWT, tentunya hidup yang kita jalani tidak akan selalu dipenuhi kebahagiaan walaupun kita sebagai umat manusia selalu mengharapkan hidup ini selalu dipenuhi kebahagiaan. Dalam kehidupan setiap manusia, masalah pasti akan menghampiri kita. Masalah akan terus dating silih berganti, tetapi itu semua tergantung dengan bagaimana kita menghadapi masalah tersebut, apakah kita bisa menghadapi suatu masalah dengan Bahagia atau dengan keluh kesah bukan?

Sahabat Al-Hilal, kita perlu selalu ingat dan tanamkan kepada diri kita bahwa kita memiliki Allah SWT yang maha kaya karena kebahagiaan yang kita rasakan bukan hanya kaya dalam materi bukan? Tetapi selalu ingat bahwa kebahagiaan yang kita miliki pun ada karena kita merasa bahwa kita sebagai manusia memiki hati yang kaya.

HR. Muttafaq Alaih menyebutkan “Kaya (yang sebenarnya) bukan dengan banyaknya harta, tapi kaya yang sebenarnya adalah kaya hati.”

Sahabat Al-Hilal inilah beberapa cara agar kita sebagai manusia senantiasa terus merasa Bahagia menurut Islam.

Cara Hidup Bahagia Menurut Islam

  1. Jangan Selalu Melihat ke Atas

Ketika kita hanya melikah satu sisi, tentunya kita tidak akan merasa bersyukur serta tanpa kita sadari dengki, iri hati, kufur nikmat akan menggerogoti hati kita bukan? Bahkan hal yang paling terburuk adalah ketika kita menyalahkan takdir Allah SWT. Maka, lebih baik kita lihatlah sekeliling kita.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

“Lihatlah orang yang ada di bawahmu dan jangan melihat orang yang ada di atasmu, sebab itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah).

  • Jangan Bandingkan Dirimu Dengan Orang Lain

Sahabat Al-Hilal, tips hidup Bahagia yang selanjutnya yaitu jangan pernah membandingkan diri kita dengan orang lain, karena sesungguhnya perbedaan merupakan sunatullah bukan? Biarkanlah segala sesuatu berjalan dengan natural.

Allah SWT berfirman dalam (QS. An-Nisa: 32):

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ

Janganlah kalian mengharapkan Karunia Allah yang terdapat pada orang lain.” (An-Nisa: 32).

  • Jangan Lihat Masa Lalu

Mengingat masa lalu adalah membuka kembali kenangan-kenangan yang sudah terlewati, sedangkan kita adalah manusia yang hidup untuk masa depan bukan? Waktu adalah sesuatu yang sangat cepat, bahkan kejadian sedetik yang lalu pun sudah menjadi kejadian masa lalu yang tidak akan mungkin kembali kita ulang.

Maka dari itu Sahabat Al-Hilal, janganlah kita melihat masa lalu karena melihat waktu yang sudah berlalu merupakan hal sia-sia. Janganlah kita melihat masa lalu, karena jika kita terus melihat masa lalu, kita tidak move on, dikhawatirkan akan menghapus iman kepada takdir.

  • Jangan Kaitkan Kebahagiaan Dengan Orang Lain

Sahabat Al-Hilal, kita harus selalu ingat bahwa yang membuat kita Bahagia adalah Allah SWT bukan siapapun, seperti yang disebutkan dalam QS. An-Najm: 43

وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى

Allah lah yang menjadikan seseorang tertawa dan menangis,” (An-Najm: 43).

  • Hidup Sederhana

Pernahkah kita berfikir bahwa semakin besar gaya hidup kita, maka semakin sering pula kita mengeluh.

Sahabat Al-Hilal, pasti kita sering melihat atau mendengar quotes “Bahagia itu sederhana…” bukan? Sebenarnya quotes ini mengandung arti yang sangat indah maknanya. Karena dengan hidup yang sederhana maka secara tidak langsung kita telah menyerhadakan masalah kita menjadi lebih mudah.

  • Berbaik Sangka Kepada Allah

Sahabat Al-Hilal, bukankah semakin kita berfikir positif bahwa kita telah berjalan di jalan yang benar dan hidup kita menjadi lebih baik karena Allah SWT, hidup kita menjadi lebih Bahagia bukan?

Dengan selalu berbaik sangka kepada Allah SWT maka apapun masalah yang kita hadapi akan terasa ringan, karena bagaimanapun garis hidup yang telah kita lalui merupakan jalan dari Allah SWT dan akan berakhir dengan Bahagia.

Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud, Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ

Janganlah seorang pun di antara kalian yang mati kecuali dalam keadaan berhusnudzon kepada Allah.”

  • Qonaah

Qonaah adalah ridho terhadap setiap takdir Allah SWT. Ketika kita tidak qanaah maka kita sering merasa gelisah dan tidak Bahagia.

Imam Syafii berkata “Jangan kau risaukan malapetaka karena semua musibah hanya sementara. Jika hatimu penuh qonaah maka engkau dan raja sungguhan tidak ada bedanya.”

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telepon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright

Wanita Haid Membaca Al Quran, Bolehkah?

Laz Al Hilal, Bandung – Al Quran merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah Ta’ala sebagai petunjuk hidup manusia yang penuh dengan kemuliaan.

Jangankan mengamalkan, membacanya saja banyak pahala yang bisa didapatkan. Lantas, bolehkah wanita yang datang bulan atau haid membaca mushab Al Quran? Berikut penjelasan Muballigh Ahli Fiqih, Ustaz Muhammad Shiddiq Al Jawi.

Dilansir dari fissilmi-kaffah.com, Ustaz Muhammad Shiddiq Al Jawi mengungkapkan, para ulama berbeda pendapat apakah wanita yang sedang haid boleh membaca Al Quran.

Namun, secara garis besar ada dua pendapat. Pertama, mengharamkan. Ini pendapat jumhur (mayoritas) ulama, yaitu mazhab Abu Hanifah, Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal.

Dalilnya, hadits Ibnu Umar RA bahwa Nabi SAW bersabda, ”Janganlah wanita haid dan orang junub membaca sesuatu dari Al Quran.” (laa taqra`ul haa`idhu wa laa al junubu syai`an minal qur`an) (HR Tirmidzi no 131; Ibnu Majah no 596).

Kedua, membolehkan (tapi tanpa menyentuh mushaf Al Quran). Ini pendapat mazhab Maliki dan Zahiri. Dalilnya karena hadits Ibnu Umar RA di atas yang dijadikan dalil pengharaman oleh jumhur ulama, dinilai sebagai hadits dhaif (lemah).

Imam Syaukani dalam Nailul Authar menjelaskan sebagian ulama seperti Imam Bukhari dan Imam Baihaqi mendhaifkan hadits Ibnu Umar tersebut. Karena dalam sanadnya ada perawi bernama Isma’il bin ‘Ayyasy yang riwayat-riwayat haditsnya dari ulama Hijaz dinilai lemah, dan hadits Ibnu Umar ini adalah salah satunya. (Imam Syaukani, Nailul Authar, 1/187).

Di samping dalil itu, dalil lainnya adalah karena Nabi SAW selalu membaca Al Quran dalam segala keadaan kecuali dalam keadaan junub. Dari ‘Ali bin Abi Thalib RA, bahwasanya,

”Tidaklah menghalangi beliau (Nabi SAW) sesuatu dari Al Quran selain junub.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa`i, Ibnu Majah, hadits shahih). (Imam Nawawi, Al Majmu’, 2/185; Qadhi Shafad, Rahmatul Ummah fi Ikhtilaf Al A`immah, hlm. 23; Ahmad Salim Malham, Faidhur Rahman fi Al Ahkam Al Fiqhiyyah Al Al Khashash bi Al Quran, hlm. 78; Imam Syaukani, Nailul Authar, 1/187-188).

Jadi, yang menjadi sumber utama ikhtilaf adalah penilaian terhadap hadits Ibnu Umar di atas. Sebagian ulama seperti Imam Bukhari dan Imam Baihaqi menilai hadits itu dhaif sehingga berpendapat wanita haid boleh membaca Al Quran.

Sedang sebagian ulama lainnya seperti Imam Syaukani dan Imam Al Mundziri tidak menilainya sebagai hadits dhaif, tapi hadits hasan, sehingga mengharamkan wanita haid membaca Al Quran. (Ahmad Salim Malham, ibid, hlm. 97).

Pendapat yang lebih kuat (rajih) adalah pendapat jumhur ulama yang mengharamkan wanita haid membaca Al Quran, karena 2 (dua) alasan pentarjihan.

Pertama, hadits Ibnu Umar RA di atas lebih tepat dihukumi sebagai hadits hasan, bukan hadits dhaif. Karena Isma’il bin ‘Ayyasy sebenarnya adalah periwayat hadits yang tsiqah, yakni memiliki sifat adalah (bukan fasik) dan dhabith (kuat hapalan), sehingga haditsnya layak dijadikan hujah.

Imam Syaukani dalam kitabnya As Sailul Jarar berkata, ”Penilaian lemah terhadap Ismail bin ‘Ayyasy tertolak, karena haditsnya diriwayatkan juga melalui jalan periwayatan lainnya, dan dia (Ismail bin ‘Ayyasy) juga tidak dapat dinilai cacat yang mengakibatkan haditsnya tidak layak menjadi hujah.” (Imam Syaukani, As Sailul Jarar, hlm. 68).

Imam Al Mundziri berkata, ”Hadits Ibnu Umar ini adalah hadits hasan. Isma’il bin ‘Ayyasy memang telah diperbincangkan oleh para ulama, namun sejumlah imam telah memuji dia

[menganggapnya tsiqah]

.” (Imam Ramli, Nihayatul Muhtaj, 1/220-221).

Syekh Ahmad Muhammad Syakir dalam tahqiq-nya terhadap Sunan Tirmidzi berkata, ”Ismail bin ‘Ayyasy adalah periwayat hadits yang tsiqah…” (Ahmad Muhammad Syakir, Sunan At Tirmidzi bi-tahqiq Ahmad Muhammad Syakir, 1/237-238). (Lihat : Ahmad Salim Malham, Faidhur Rahman fi Al Ahkam Al Fiqhiyyah Al Al Khashash bi Al Quran, hlm. 92-93).

Kedua, keharaman wanita haid membaca Al Quran dapat juga didasarkan pada hadits lain, yaitu hadits dari Ali bin Abi Thalib RA di atas yang statusnya shahih yang mengharamkan orang junub membaca Al Quran.

Setelah menyebutkan hadits tersebut, Imam Ibnu Qudamah berkata, ”Jika telah terbukti hal ini (keharaman membaca Al Quran) bagi orang junub, maka keharamannya bagi wanita haid lebih utama, karena hadatsnya wanita haid lebih kuat. Maka dari itu wanita haid haram digauli, dilarang sholat dan gugur sholatnya, dan orang junub sama dengan wanita haid pada semua hukum-hukumnya.” (Imam Ibnu Qudamah, Al Mughni, 1/193). Kesimpulannya, wanita yang sedang haid haram membaca Al Quran. Hanya saja jika tak diniatkan membaca, tapi diniatkan untuk berdzikir atau berdoa, hukumnya boleh. Misalnya membaca basmalah saat hendak makan atau membaca hamdalah setelah makan dan sebagainya. (Imam Nawawi, Al Majmu’, 2/163). Wallahu a’lam.

Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🌐 Website: www.alhilal.or.id⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telepon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

×