Contacts

92 Bowery St., NY 10013

thepascal@mail.com

+1 800 123 456 789

Kategori: Blog

3 Tanda Kematian yang Diungkapkan Malaikat Maut kepada Nabi Yaqub AS

Pesantren Al Hilal, Bandung – Setiap makhluk hidup yang bernyawa pasti akan menemukan kematian. Baik itu tumbuhan, hewan, dan manusia. Namun, tak ada yang tahu pasti kapan dan cara kematiannya sendiri. Sebab, itu sudah menjadi ketetapan Allah SWT sebagai Sang Pencipta.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 145 yang artinya:

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”

Dilansir dari berbagai sumber, ada satu kisah yang menceritakan tanda-tanda kematian yang diungkapkan malaikat kepada Nabi Yaqub AS.

Dalam kitab Majmu’at Rasail, karya ABu Hamid Al-Ghazali, bahwa malaikat maut (Izrail) bersahabat dengan salah satu nabi, yakni Nabi Yaqub AS. Suatu ketika, Nabi Yaqub AS menanyakan perihal kematian kepada malaikat Izrail.

“Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita,” kata Nabi Yaqub AS kepada malaikat maut.

“Apa itu?” tanya malaikat maut.

“Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku,” kata Nabi Yaqub AS.

“Baik, akan aku penuhi permintaanmu. Aku tidak hanya mengirimkan satu utusanku, namun aku akan mengirimkan dua atau tiga utusanku,” jawab malaikat maut.

Setelah beberapa lama, malaikat maut pun kembali menemui Nabi Yaqub AS.

Nabi Yaqub AS bertanya, “Apakah engkau datang untuk berziarah atau mencabut nyawaku?”

“Aku datang untuk mencabut nyawamu,” jawab malaikat maut.

“Lantas, mana ketiga utusanmu?” tanya Nabi Yaqub AS.

“Sudah kukirim,” ucap malaikat maut.

“Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Yaqub, itulah utusanku untuk setiap bani Adam,” tutup malaikat maut.

Jika membaca kisah tersebut, maka jelas ada tiga tanda kematian yang diungkapkan oleh malaikat maut, yakni memutihnya rambut, melemahnya fisik, dan bungkuknya badan.

Jadi, ketika ada salah satu pada diri kita, itu tandanya malaikat maut telah mengirimkan utusannya. Maka dari itu, meskipun kematian tidak tahu kapan akan menghampiri hidup kita hendaknya selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi utusan tersebut. Tak lupa, manfaatkan kehidupan yang diberikan Allah SWT dengan bertakwa kepadanya, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 197 yang artinya:

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”

Sebenarnya, kematian bukanlah suatu yang terlalu penting, melainkan sejauh mana persiapan kita menghadapi kematian, yaitu untuk selalu menyiapkan bekal dengan beramal salih

5 Kemuliaan Bagi Mereka yang Mencintai Anak Yatim

Pesantren Al Hilal, Bandung – Rasulullah SAW telah memberikan contoh pada kita untuk mencintai dan menyayangi anak yatim, terlebih adalah mereka yang masih kecil, bergantung hidup, dan membutuhkan bantuan untuk menjalani kehidupannya. Untuk itu, tidak heran jika Allah menjanjikan surga bagi kita yang menyantuninya. Menggertak anak yatim, mengambil hartanya, dan memanfaatkannya tentu bukanlah hal yang diajarkan dalam Islam.

Adakah kita tergerak untuk memberikan cinta pada anak-anak yatim yang kekurangan dan membutuhkan bantuan? Dalam ayat-ayat Al-Quran dan hadist dari Rasulullah SAW, menyampaikan banyak kemuliaan bagi mereka yang mencintai anak yatim. Tentunya kita ingin sekali mendapatkannya dan sebagai bekal untuk kehidupan kita kelak di akhirat.

Berikut adalah kemuliaan bagi mereka yang mencintai dan menyantuni anak yatim.

Menyantuni Anak Yatim Menjadi Kebaikan Bagi Diri

“Dan mereka bertanya kepadamu mengenai anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan anak-anak yatim itu amat baik bagimu.” (QS: Al-Baqarah: 220)

Memperbaiki anak-anak yatim, dalam hal ini adalah menyantuninya, menjamin kehidupan, dan masa depannya adalah bagian dari amal kebaikan bagi seorang muslim. Anak-anak yatim yang ditinggalkan ayahnya, terlebih adalah dalam kondisi yang kekuarangan (dhuafa) tentu perlu kita perhatikan, agar kehidupan kedepannya lebih baik dan tidak masuk dalam kehidupan yang kelam. Dengan begitu, maka kebaikan akan datang kepada kita sebagaimana janji Allah dalam Al-Quran.

Nafkah untuk Anak Yatim adalah Sebaik-Baiknya Harta

“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya (QS: Al-Baqarah: 215)

Di dalam Al-Quran, nafkah untuk anak yatim adalah termasuk dalam amalan yang Allah sukai. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan termasuk dari harta yang kita miliki. Harta menjadi hal yang sangat dicintai manusia. Bagi mereka yang mau menafkahkannya untuk anak yatim, tentu saja menjadi suatu kemuliaan tersendiri. Fitrahnya, manusia ingin hartanya selalu banyak dan berlebih, namun dengan menafkahkannya maka tentu pahala Allah bagi mereka yang menjalankannya dengan ikhlas.

Dekat dengan Surga

Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya”  (HR. Bukhari)

Bagi mereka yang menanggung kehidupan anak yatim, seperti dalam hadist di atas, janji Allah adalah surga. Mereka akan dekat dengan surga karena telah membuat hidup anak yatim lebih terjaga dan lebih baik, walaupun orang tuanya tiada. Tentu kita ingin sekali dekat dengan surga, untuk itu cintailah anak yatim dan lakukanlah dengan tulus, sebagaimana Allah selalu memberikan nikmat serta rezeki yang berlipah untuk kita.

Jauh dari Adzab Allah

Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran di hari kiamat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan mengadzab orang yang mengasihi anak yatim dan berlaku ramah padanya serta manis tutur katanya. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan mengerti kekurangannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diperoleh Allah kepadanya.” (H.R. Thabrani)

Tentu kita menginginkan hidup yang jauh dari adzab Allah. Untuk itu, salah satu jalan untuk menghindari adzab-Nya, adalah dengan kita menyayangi anak yatim, berlaku baik padanya, dan menjamin kehidupannya. Anak yatim memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam, untuk itu berikanlah kasih sayang kita agar Allah pun memberikan keistimewaan atas amalan yang kita lakukan.

Sebaik-baiknya rumah

“Sebaik-baik rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan buruk.” (HR. Ibnu Majah)

Apalah artinya sebuah rumah yang mewah dan megah, jika di dalamnya tidak ada hal-hal baik yang menaunginya. Salah satu hal yang membuat rumah kita menjadi rumah yang terbaik adalah dengan memelihara anak yatim di dalamnya. Sedangkan, bagi mereka yang memiliki rumah namun anak yatim di dalamnya diperlakukan buruk, maka itulah seburuk-buruknya rumah.

Jangan Baca Ramalan Zodiak Ini Hukumnya dalam Islam

Laz Al Hilal, Bandung – Mendapatkan ramalan bintang sekarang ini tidak perlu susah payah pergi ke orang pintar atau paranormal. Hanya mengetik di smartphone yang ada internetnya seseorang sudah bisa mengetahuinya.

Ada banyak menu pilihan sesuai permintaan setiap orang. Mulai dari ramalan asmara, cinta atau jodoh, keuangan, kesehatan dan masih banyak lagi lainnya. Hal tersebut bisa digambarkan pada 1 minggu atau sebulan yang akan datang.

Nah, setelah Anda tahu tentang ramalan kehidupan Anda, tidak kah Anda bertanya bagaimana Islam memandang tentang hal tersebut?

Dari sini perlu diketahui bahwa para ulama seringkali menyamakan hukum membaca ramalan bintang dengan hukum mendatangi tukang ramal yang mengklaim mengetahui perkara yang gaib. Keduanya dinilai sama hukumnya karena sama-sama mempertanyakan hal gaib di masa akan datang.

Syaikh Sholih Alu Syaikh mengatakan, Jika seseorang membaca halaman suatu koran yang berisi zodiak yang sesuai dengan tanggal kelahirannya atau zodiak yang ia cocoki, maka ini layaknya seperti mendatangi dukun.

Akibatnya, cuma sekadar membaca semacam ini adalah tidak diterima salatnya selama empat puluh hari. Sedangkan apabila seseorang sampai membenarkan ramalan dalam zodiak tersebut, maka ia berarti telah kufur terhadap Alquran yang telah diturunkan pada Rasulullah.

Intinya, ada dua rincian hukum dalam masalah ini.

Pertama: Apabila cuma sekadar membaca zodiak atau ramalan bintang, walaupun tidak mempercayai ramalan tersebut atau tidak membenarkannya, maka itu tetap haram. Akibat perbuatan ini, salatnya tidak diterima selama 40 hari.

Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka salatnya selama 40 hari tidak diterima.

Maksud tidak diterima salatnya selama 40 hari dijelaskan oleh An Nawawi: Adapun maksud tidak diterima salatnya adalah orang tersebut tidak mendapatkan pahala. Namun salat yang ia lakukan tetap dianggap dapat menggugurkan kewajiban salatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi salatnya

Kedua: Apabila sampai membenarkan atau meyakini ramalan tersebut, maka dianggap telah mengkufuri Alquran yang menyatakan hanya di sisi Allah pengetahuan ilmu gaib. Rasulullah bersabda,

Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Alquran yang telah diturunkan pada Muhammad.

Namun jika seseorang membaca ramalan tadi untuk membantah dan membongkar kedustaannya, semacam ini termasuk yang diperintahkan bahkan dapat dinilai wajib.

Hukum-hukum ini juga berlaku untuk ramalan lain selain dengan ramalan bintang. Syaikh Sholih Alu Syaikh memberi nasehat, Kita wajib mengingkari setiap orang yang membaca ramalan bintang semacam itu dan kita nasehati agar jangan ia sampai terjerumus dalam dosa.

Hendaklah melarangnya untuk memasukkan majalah-majalah yang berisi ramalan bintang ke dalam rumah karena ini sama saja memasukan tukang ramal ke dalam rumah. Perbuatan semacam ini termasuk dosa besar (al kabair)

Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang muslim tidak menyibukkan dirinya dengan membaca ramalan-ramalan bintang melalui majalah, koran, televisi atau lewat pesan singkat via sms.

Begitu pula tidak perlu seseorang menyibukkan dirinya ketika berada di dunia maya untuk mengikuti berbagai ramalan-ramalan bintang yang ada.

Karena walaupun tidak sampai percaya pada ramalan tersebut, tetap seseorang bisa terkena dosa jika ia bukan bermaksud untuk membantah ramalan tadi. Semoga Allah melindungi Anda dan anak-anak Anda dari kerusakan semacam ini. Wallahu A’lam.

Mintalah Doa Ibumu

Sahabat Al Hilal, jangan kira doa seorang ibu itu biasa-biasa saja, dan perlu di ketahui bahwa doa seorang ibu itu begitu luar biasa. Namun kadang kita sebagai anak malah menjelek-jelekkan orang tua. Malah durhaka padanya. Dalam sebuah hadits disebutkan,⁣⁣⁣

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ⁣⁣⁣

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 3862, hasan)

Imam al-Lalikaiy meriwayatkan di dalam kitabnya Syarh as-Sunnah dan Ghanjar di dalam kitabnya Taariikh Bukhaara mengisahkan sebagai berikut:⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ ”Sejak kecil Imam al-Bukhary kehilangan penglihatan pada kedua matanya alis buta. Suatu malam di dalam mimpi, ibunya melihat Nabi Allah, al-Khalil, Ibrahim ‘alaihis salam yang berkata kepadanya, ‘Wahai wanita, Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu karena begitu banyaknya kamu berdoa.”⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ Pada pagi harinya, ia melihat anaknya dan ternyata benar, Allah telah mengembalikan penglihatannya. (Asy-Syifa Ba’da Al-Maradh karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy sebagai yang dinukilnya dari kitab Hadyu as-Saary Fi Muqaddimah Shahih al-Buukhary karya al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalany, www.alsofwah.or.id)⁣⁣⁣

Luar biasa bukan sahabat Al Hilal? doa seorang ibu. Imam Bukhari salah satu bukti doa ampuh ibunya. Coba sahabat Al Hilal pikirkan, dan mulai praktekkan. Jangan lupa berbuat baiklah pada ibu dan minta terus doa baik darinya. semoga jadi orang yang sukses dunia dan akhirat. Amiin Ya Rabb.⁣⁣⁣

Sumber : https://remajaislam.com/646-mintalah-doa-pada-ibumu.html⁣⁣⁣

⁣⁣Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Berlindung Dengan Sedekah

Sahabat Al Hilal, ketika kita mendengar kata sedekah tentunya kita langsung mengingat tentang bagaimana keutamaan serta berbagai manfaat yang membuat saudara muslim yang menerima ikut merasakannya bukan?

Selain itu pula, bersedekah pun InsyaAllah dapat melindungi kita dari dari musibah atau bencana. Rasulullah SAW bersabda:
“Bersegeralah kalian untuk mengeluarkan sedekah, karena sungguh bencana tak dapat melewati sedekah.” (HR. Thabrani)

Seorang muslim yang bersedekah berarti dia membuktikan kejujurannya dalam beragama. Betapa tidak, harta yang merupakan bagian yang dia cintai dalam hidupnya, harus dia berikan ke pihak lain.

Sahabat Al Hilal, Rasulullah SAW bersabda
وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Quran bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu.” (HR. Muslim 223).

Dari hadist diatas, dapat kita lihat bagaimana sedekah itu menjadi bukti kita untuk menjadi seorang muslim yang taat. Sahabat Al Hilal, bersedekah tentunya dapat kita lakukan dengan berbagai macam cara. Sedekah tidak harus berupa materi bukan?

⁣⁣Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🌐 Website: www.alhilal.or.id⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
©️ Laz Al Hilal Copyright Picture⁣⁣⁣⁣⁣

Alasan Ayah Selalu Jadi Superhero untuk Sang Buah Hati

Selalu tegas dan tak selembut ibu, tapi bagi seorang anak, ayah adalah pahlawan dalam kehidupan nyata. Ia yang selalu memberikan uluran tangannya ketika anaknya jatuh. Bahkan, bagi anak perempuan, ayah adalah cinta pertamanya.

Melansir Times of India, Jumat (12/1/2017), selain hal di atas masih banyak alasan lain mengapa ayah selalu menjadi superhero.

Ayah adalah teman, filsuf, dan pemandu

Tak peduli seberapa malam ia pulang, ayah akan selalu menanyakan kabar anaknya. Ia selalu memberikan ketenangan di setiap masalah yang sedang dihadapi oleh anaknya. Seperti memberi solusi ketika mainan rusak, meski mainan itu belum tentu kembali benar, tapi ia tahu menghadapi anaknya agar tak sedih.

Ayah adalah guru kehidupan

Bagi kehidupan anaknya, ayah adalah guru dalam segala hal. Ia selalu memiliki jawaban dari segudang pertanyaan anaknya. Yang terpenting adalah ayah selalu mengajari anaknya cara untuk mengatasi setiap masalah yang sedang dihadapi.

Saat kecil, ayah akan mengajak anaknya untuk bangkit ketika jatuh dari sepeda. Ia tak akan lupa memberi tahu cara mengecek mesin dan ban ketika mengajari anaknya mengendarai mobil. Tujuannya adalah agar anaknya hidup mandiri.

Murah hati

Di balik sikap yang keras dan tegas, ayah selalu menekankan pada anaknya untuk bersikap murah hati. Membantu sesama dan menyisihkan sebagian uang untuk mereka yang tak mampu.

“Memberi lebih baik dari menerima”, kalimat itulah yang diajari pada anak-anaknya ketika masih kecil.

Humoris

Ayah selalu tahu cara untuk menghibur anaknya yang sedang sedih. Meski terkadang candaan yang dilontarkan terasa “garing”. Namun, bagi setiap anak, ayah adalah sosok yang humoris. Apalagi ia selalu memiliki ekpresi wajah lucu yang selalu menghibur.

Rela berkorban

Tak seperti ibu yang selalu menghabiskan sepanjang waktu untuk anak-anaknya, tapi ayah tetap selalu menjadi kebanggaan untuk anak-anaknya. Setiap anak mengerti mengapa ayahnya banyak menghabiskan waktu di luar rumah, itu karena tanggung jawab yang harus dipukulnya.

Demi kesejahteraan keluarganya. Ayah tulang punggung keluarga dan superhero di kehidupan nyata yang tak kenal lelah dan selalu menjaga anak dan istrinya setiap saat.

5 Orang Sahabat Terkaya Yang Dijamin Masuk Surga

LAZ AL HILAL – 5 Orang sahabat terkaya yang dijamin masuk surga, siapa saja kah sahabat kaya raya yang telah dijamin masuk surganya Alah SWT?

Perlu sahabat al hilal ketahui, yang dimaksudkan nilai kekayaan yang diungkap di sini adalah nilai aset tarikah yang ditinggalkan saat mereka wafat.

  1. ‘Abdurrahman ibn ‘Awf
  2. Az-Zubayr ibn al ‘Awwam
  3. ‘Utsman ibn ‘Affan
  4. Thalhah ibn ‘Ubaydillah
  5. Sa’d ibn Abi Waqqash

1. ‘Abdurrahman ibn ‘Awf

Yang pertama adalah Abdurrahman Ibn ‘Awf (44 SH – 32H / 580 – 652 M). Nilai kekayaan saat beliau wafat yaitu Rp. 6.212.688.000.000,-

Kekayaan sahabat yang satu ini benar-benar membuat geleng-geleng kepala. Beliau adalah orang kedelapan yang masuk Islam. Usianya 10 tahun lebih muda dari Nabi SAW. Beliau mengikuti semua peperangan dalam sejarah perjuangan Islam di era Nabi SAW. Beliau terkenal sebagai pebisnis ulung. Saat tiba di Madinah (era hijrah), beliau datang dengan tangan kosong. Seperak pun tidak dimiliknya. Lalu Rasulullah SAW menjalinkan mu’akhah antara beliau dengan Sa’d ibn al Rabi’, salah satu orang kaya Madinah saat itu. Sa’d menawarkan setengah dari harta miliknya untuk beliau, termasuk menceraikan salah satu dari dua orang istrinya untuk bisa dinikahi beliau. Namun beliau menolak halus dan penuh respek sambil berkata, “Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu dengan istri dan hartamu. Cukup tunjukkan aku di mana pasar.”Total aset kekayaan saat beliau wafat –seperti dikutip oleh Ibn Hajar- adalah 3.200.000 (dalam bentuk Dinar, menurut asumsi Ibn Hajar, al Fath, Juz 14, hal. 448). Nilai ini adalah hasil matematis dari informasi yang mengatakan bahwa saat wafatnya, masing-masing dari empat orang istrinya menerima sebesar 100.000 Dinar. Dengan akuntasi Fara`idh, maka total tarikah (harta yang ditinggalkannya) adalah : 100.000 dinar x 4 (orang istri) x 8 (ashl al mas`alah) = 3.200.000 Dinar.Jika dirupiahkan, nilai tersebut setara dengan Rp. 6.212.688.000.000,- (enam triliun, dua ratus dua belas milyar, enam ratus delapan puluh delapan juta Rupiah). Lihat nilai tukar yang digunakan di akhir tulisan.Sementara ituIbn Katsir (al Bidayah wa an Nihayah, Juz 7, hal, 184) mengutip sumber lain menulis bahwa saat wafatnya, ‘Abdurrahman meninggalkan aset terdiri dari:

  • 1000 ekor unta
  • 100 ekor kuda
  • 3000 ekor kambing (di Baqi’)

Seluruh istrinya yang berjumlah empat orang memperoleh (dari harga jual aset tersebut) sebesar 320.000 (Dinar[?]). Nilai ini adalah 1/8 dari total harta diwaris sehingga masing-masing istri mendapatkan 80.000(Dinar[?]).

Dengan data ini maka total aset peninggalannya adalah 80.000 x 4 (orang istri) x 8 = 2.560.000 (Dinar[?]). Jika dikonversi ke rupiah setara dengan Rp.4.970.150.400.000,- (empat triliun, sembilan ratus tujuh puluh milyar, seratus lima puluh juta, empat ratus ribu Rupiah) ditambah dengan seluruh jumlah 3 (tiga) jenis hewan-hewan peternakan yang disebutkan.

Sumber mana pun yang ingin dirujuk dari dua informasi di atas, ‘Abdurrahman layak menempati posisi pertama sebagai sahabat Rasulullah SAW yang paling kaya.

Yang amat menarik untuk dijadikan cermin kepribadian muslimin lain, saat hendak wafat beliau berwasiat memberikan 400 Dinar kepada para peserta perang Badr yang masih hidup yang jumlahnya saat itu sebanyak 100 orang. Total nilai wasiat menjadi 400 Dinar x 100 = 40.000 Dinar atau setara 77.658.600.000 (Tujuh puluh Tujuh milyar, Enam ratus Lima puluh Delapan juta, Enam ratus ribu Rupiah). Sayyidina Ustman RA dan sayyidina Ali RA termasuk di antara yang menerimanya.

Wasiat tersebut belum termasuk wasiat yang diberikannya secara khusus kepada para istri Rasulullah SAW yang masih hidup dalam jumlah yang besar (penulis tidak menemukan informasi nilainya). Jumlahnya yang besar ini hingga mendorong Aisyah RA berdoa, “Semoga Allah menyiraminya dengan cairan dari nektar.” (nektar atau salsabil adalah madu bunga, yaitu cairan yang kaya dengan gula yang dihasilkan oleh tumbuhan). Belum lagi dengan budak-budak yang dimerdekakannya secara cuma-cuma.

2. Az-Zubayr ibn al ‘Awwam

Kedua yaitu Az-Zubayr ibn al ‘Awwam (28 SH -36 H / 594 – 656 M). Nilai kekayaan saat wafat yaitu Rp.3.543.724.800.000,-

Konon, satu-satunya orang yang setanding beliau dalam kemahirannya bertempur sambil berkuda adalah Khalid ibn al-Walid (the Drawn Sword of God). Kedua sahabat ini mampu berkuda dalam posisi kedua tangannya menggenggam pedang. Sementara itu, pengendalian kuda dilakukan dengan kakinya.

Seperti diinformasikan oleh al-Bukhariy (al Jami’ al Shahih, al Bukhariy, Juz 3, hal. 1137), Az Zubayr RA wafat hanya meninggalkan kekayaan berupa aset tidak bergerak (tanah), di antaranya yang berada di Ghabah (wilayah di barat laut Madinah, sekitar 6 km dari Madinah), 11 (sebelas) rumah (besar/dar) di Madinah, 2 (dua) rumah di Bashrah, dan 1 (satu) rumah masing-masing di Kufah dan di Mesir.

Beliau mewasiatkan 1/3 dari total harta peninggalannya (tarikah) untuk para cucunya dan 2/3-nya dibagi-bagikan kepada ahli warisnya. Beliau memiliki empat orang istri di mana setiap istri mendapatkan waris senilai 1.200.000 Dirham (Shahih al Bukhariy).

Dengan data ini, perhitungan total nilai aset peninggalan beliau, termasuk yang diwasiatkannya kepada para cucunya adalah:

  • Bagian istri: 1.200.000 x 4 (orang istri) = 4.800.000 Dirham. Angka ini -sesuai akuntansi waris- adalah 1/8 dari 2/3 total tarikah (harta waris) setelah dikurangi 1/3 untuk wasiat.
  • Total yang diwariskan: 4.800.000 Dirham x 8 = 38.400.000 Dirham = 2/3 total tarikah.
  • Nilai yang diwasiatkan: 38.400.000: 2 = 19.200.000 = 1/3 total tarikah

Total tarikah (termasuk wasiat) adalah 38.400.000 Dirham + 19.200.000 Dirham = 57.600.000 Dirham. Dalam unit Rupiah, 57.600.000 Dirham setara dengan Rp.3.543.724.800.000,- (tiga triliun, lima ratus empat puluh tiga milyar, tujuh ratus dua puluh empat juta, delapan ratus ribu Rupiah).

3. ‘Utsman ibn ‘Affan

Berikutnya yaitu ‘Utsman ibn ‘Affan, (47 SH – 35 H / 577 – 656 M). Nilai kekayaan saat wafat yaitu Rp.2.532.942.750.000,-

Ibn Katsir (al Bidayah wa an Nihayah, Ibn Katsir, Juz 7, hal. 214) mencatat, dana yang dimiliki olehsahabat ‘Utsman saat wafat terdiri dari:

  1. Tarikah 1 (tunai) : 30 juta Dirham
  2. Tarikah 2 (tunai) : 150.000 Dinar
  3. Sedekah : 200.000 Dinar
  4. Unta : 1000 ekor

Jika dirinci dengan nilai rupiah menjadi :

  1. Tarikah 1 (tunai) : 1.845.690.000.000
  2. Tarikah 2 (tunai) : 291.219.750.000
  3. Sedekah : 388.293.000.000
  4. Unta : 7.740.000.000

Jumlahnya menjadi Rp.2.532.942.750.000,- (dua triliun, lima ratus tiga puluh dua milyar, sembilan ratus empat puluh dua juta, tujuh ratus lima puluh ribu Rupiah).

Perhitungan di atas bisa jadi lebih kecil dari nilai kekayaan yang sesungguhnya mengingat jumlah tersebut belumآ mencakup aset-aset berikut:

  • pembelian sumur di Rumah (sekitar 5 km dari Masjid Nabawiy) yang diwakafkan untuk keperluan masyarakat senilai 35.000 Dirham (al Mu’jam al Kabir, ath Thabaraniy, Juz 2, hal. 41 atau 1227)
  • hibah 950 unta untuk alat perlengkapan perang Tabuk/’Usrah. (ar.wikipedia.org/wiki/ط¹ط«ظ…ط§ظ†_ط¨ظ†_ط¹ظپط§ظ†)
  • aset tanah (dhiya’) dan kuda yang jumlahnya amat sangat banyak (Tarikh Ibn Khaldun, Jil. 1)

Kekayaan lain Utsman RA yang amat tak terkira, meski bukan kekayaan finansial adalah menikahi dua orang putri Rasulullah SAW (Ruqayyah lalu Ummu Kultsum, radhiyallah ‘an huma).

4. Thalhah ibn ‘Ubaydillah

ke-4 yaitu Thalhah ibn ‘Ubaydillah (26 SH – 36 H / 598 – 656 M). Nilai kekayaan saat wafat yaitu mencapai Rp.542.100.500.000,-

Kekayaannya tersebut jika dirinci yaitu :

  1. Tarikah 1 (tunai) : 2.200.000 Dirham
  2. Tarikah 2 (tunai) : 200.000 Dinar
  3. Sedekah 1 (tanah) : 300.000 Dirham (belum dapat verifikasinya)

Jika dirupiahkan menjadi:

  1. Tarikah 1 (tunai) : 135.350.600.000
  2. Tarikah 2 (tunai) : 388.293.000.000
  3. Sedekah 1 (tanah) : 18.456.900.000

Jumlahnya menjadi Rp.542.100.500.000,- (lima ratus empat puluh dua milyar, seratus juta, lima ratus ribu Rupiah)

Sementara itu, sumber lain (ath Thabaqat al Kubra, Ibn Sa’d, Juz 3, hal. 222) mengutip bahwa jumlah seluruh kekayaan Thalhah (tunai dan non-tunai) saat wafat adalah 30.000.000 Dirham atau setara Rp.1.845.690.000.000 (satu triliun, delapan ratus empat puluh lima milyar, enam ratus Sembilan puluh juta Rupiah).

5. Sa’d ibn Abi Waqqash 

Terakhir yaitu Sa’d ibn Abi Waqqash (23 SH – 55 H / 600 – 675 M). Yang mana nilai kekayaan saat wafat mencapai Rp.15.380.750.000,-

Dalam sepanjang sejarah peperangan Islam, beliau tercatat sebagai orang yang pertama kali kena tusuk anak panah dan beliau pula yang pertama kali dalam sejarah Islam melesatkan panah dari busurnya ke arah musuh. Beliau termasuk generasi awal yang masuk Islam. Sebagian informasi menyebutnya sebagai orang keempat dari kalangan laki-laki yang masuk Islam awal setelah Abu bakr, Ali dan Zayd, radhiyallah ‘an hum.Nilai tarikah atau harta warisnya -seperti dikutip oleh Ibn Katsir- sebesar 250.000 Dirham (al Bidayah wa an Nihayah, Juz 8, hal. 84). Jika dirupiahkan, nilai ini setara dengan Rp.15.380.750.000,- (lima belas milyar, tiga ratus delapan puluh juta, tujuh ratus lima puluh ribu Rupiah).

Mereka -kelima sahabat Rasulullah SAW adalah para pebisnis dan dermawan ulung. Dalam waktu yang sama mereka adalah sebagian dari para sahabat yang mendapatkan berita gembira tentang perolehan surga. Mereka adalah manusia-manusia yang luar biasa karena -umumnya- kekayaan sering menjauhkan diri dari Allah SWT dan melenakan.

Mereka adalah teladan. Bagaimana tidak? Mereka -di samping sebagai orang kaya- juga turun langsung ke dalam kancah pertempuran. Penyikapan mereka terhadap harta yang dimilikinya menjadikan aset-aset tersebut sebagai harta yang baik yang berada di tangan orang baik.

Bergugurnya Dosa Ketika Sujud

Apa kabar sahabat Al Hilal? Shalat merupakan kewajiban setiap Muslim, dan sholat pun merupakan tiang agama Islam. Ketika kita ibaratkan shalat adalah angka 1 dan kebaikan kita adalah angka 0, lalu kita ibaratkan lagi ketika kita melakukan perbuatan yang baik tetapi kita tidak meksanakan shalat sebagai tiang agama kita, tentunya perbuatan baik kita sia-sia bukan?

Sahabat Al Hilal, shalat merupakan kewajiban kita sebagai umat muslim. Selain itu pula shalat yang kita laksanakan pun mendatangkan banyak kebaikan untuk kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Rasulullah SAW bersabda
“Sesungguhnya, tatkala seorang hamba berdiri shalat, didatangkanlah seluruh dosanya, kemudian diletakkan di atas kepala dan kedua bahunya, maka ketika ia (dalam posisi) ruku’ dan sujud, dosa-dosa tersebut berguguran.” [HR. Ibnu Hibban

Sahabat Al Hilal, semoga Allah SWT selalu memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya serta selalu memudahkan kita untuk mendapatkan pengampunan dari ke khilafan yang kita lakukan di dunia.

⁣⁣Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Rumah Yang Tampak Bersinar Oleh Penduduk Langit

Sahabat Al Hilal, membaca Al Qur’an tidak hanya membuat hati kita menjadi tenang. Rasulullah SAW menjadikan perumpamaan yang indah untuk setiap rumah yang selalu dibacakan Al Qur’an bagaikan bintang yang gemerlap di dalamnya serta yang menyaksikan mereka yang selalu membaca Al Qur’an adalah malaikat penghuni langit.

Dikutip dari HR. Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya, rumah yang dibacakan di dalamnya Alquran, maka rumah tersebut akan terlihat oleh para penduduk langit sebagaimana terlihatnya bintang-bintang oleh penduduk bumi” (HR Ahmad).

Membaca Alquran tak hanya menerangi hati seorang Muslim, tetapi juga diri dan keluarganya. Karena, keadaan rumah yang selalu dibacakan ayat suci Al Qur’an akan berbeda dengan rumah yang sepi tanpa lantunan ayat suci AL Qur’an.

Diriwayatkan dari Abu Musa radhiyallohu ‘anhu, Nabi SAW bersabda, “Perumpamaan rumah yang disebut nama Allah di dalamnya dan rumah yang tidak disebut nama Allah di dalamnya, ialah seperti perumpamaan orang hidup dan mati” (HR Bukhari).

Terangilah rumah dengan lantunan ayat suci Al Qur’an, Insya Allah, rumah kita akan tampak bersinar cerah di mata para malaikat dan penduduk Langit, sebagaimana bintang-gemintang indah yang kita lihat pada malam hari!

⁣⁣Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

H-80 Menuju Ramadhan “Hati Yang Gersang”

Bagaimana pun keadaan manusia, tetap saja dia punya hati yang harus dibasahi dengan siraman rohani. Siraman rohani untuk hati itu tidak hanya berupa nasehat, tapi juga dengan melakukan segala macam amal ketaatan dan menjauhi segala macam kemaksiatan.⁣

Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka hati akan tenang dan bahagia. Sehingga dia tidak memerlukan hiburan tambahan lagi.⁣

Inilah sebabnya, mengapa kita melihat orang yang rajin ibadah, jarang ke tempat-tempat hiburan, jarang pergi rekreasi, jarang mengeluh, ringan menjalani hidup, dan seterusnya. Karena hatinya sudah bahagia, sehingga tidak perlu tambahan lagi.⁣

Oleh karena itu, kenyataan yang ada sekarang ini, dengan banyaknya manusia yang mencari hiburan, rekreasi, melancong, memburu kuliner, lebih perhatian pada penampilan lahir dan mode semata, itu merupakan tanda akan gersangnya hati mereka, tanda akan hilangnya kebahagiaan hakiki di hati mereka.⁣

Sehingga mereka berusaha mencari-cari ganti dari kebahagiaan hakiki itu di tempat-tempat tersebut. Bagaimana hati tidak gersang, ibadah saja mereka malas, kalaupun melakukannya mereka langsung selfie dan pamer kepada orang lain.⁣

Bagaimana hati akan bahagia, jika banyak dikotori dan terkontaminasi oleh polusi kemaksiatan? Banyak tahu tentang kebaikan, namun malas melakukannya.⁣

Sahabat Al Hilal, marilah benahi diri, sungguh jika Anda ingin bahagia, maka fokuskanlah perhatianmu pada hati.. bahagiankanlah hatimu dan dia tidak akan bahagia kecuali dengan amal kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Inilah yang Allah isyaratkan dalam firman-Nya (yang artinya):⁣

“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul, jika dia menyeru kalian kepada sesuatu yg dapat memberikan kalian kehidupan” (Al-Anfal:24)⁣

⁣⁣⁣⁣⁣Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
©️ Pesantren Al Hilal Copyright Picture⁣⁣⁣⁣⁣

×