Contacts

92 Bowery St., NY 10013

+1 800 123 456 789

Kategori: Blog

Mengejar Ridho Allah

Ilustrasi Berdo'a Sebagai Salah Satu Cara Menggapai Ridho Allah
Ilustrasi

LAZ AL HILAL – Mencari ridho Allah SWT merupakan hal yang selalu kita cari selama hidup di dunia. Sahabat Al Hilal, Allah SWT adalah dzat yang maha pengasih dan maha penyayang. Dan InsyaAllah Allah SWT akan senantiasa untuk memberikan keridhoan serta kasih sayangnya kepada umat-Nya, tetapi yang seperti apakah umat muslim yang akan diberi keridhoan serta kasih sayang dari Allah SWT? Apakah kita termasuk umat yang dikasihi serta diberikan ridho oleh-Nya?

Sahabat Al Hilal, Ketika kita mencari ridho Allah SWT terhadap kita, berarti kita sedang mencari apa yang membuat Allah SWT rela pada kita. Dalam hal ini, apa yang disebut Allah SWT rela pada kita? Ketika kita mencari keridhoan Allah SWT, maka seseorang tersebut berarti telah memiliki prinsip hidup untuk melakukan dan menuhankan Allah SWT dan tiada tuhan selain Dia.

Adapun beberapa hal Ketika kita mencari keridhoan Allah SWT, seperti sholat, mengaji, bersedekah, atau kewajiban lain yang menjadi kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Tetapi Sahabat Al Hilal, mencari keridhoan Allah SWT itu bukan hanya yang telah disebutkan diatas, tetapi memiliki makna yang sangat luas seperti filosopi hidup dan ideologi kita sebagai manusia. Sahabat Al Hilal, Ketika ingin mencari keridhoan dari Allah SWT berarti kita harus mengikuti serta melaksanakan kewajiban yang telah Allah SWT perintahkan kepada kita sebagai umat-Nya bukan?

Sahabat Al Hilal, Rasulullah SAW bersabda dalam HR. Ibnu Hibban

مَنْ أَرْضَى النَّاسَ بِسَخَطِ اللهِ وَكَلَهُ اللهُ إِلَى النَّاسِ وَمَنْ أَسْخَطَ النَّاسَ بِرِضَا اللهِ كَفَاهُ اللهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ

Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan membuat Allah murka, maka ia diserahkan oleh Allah kepada manusia. Dan barangsiapa membuat manusia murka dengan keridhoan Allah, maka Allah akan mencukupinya dari kejahatan manusia.” (HR. Ibnu Hibban)

Dalam hadist tersebut pula, kita dapat melihat tentang bagaimana Allah SWT akan murka kepada hamba-Nya Ketika seorang hamba tersebut hanya mencari keridhoan serta sanjungan dari sesama manusia tanpa melihat terlebih dahulu apakah Allah SWT meridhoi perbuatan kita atau ternyata perbuatan yang kita lakukan tersebut merupakan perbuatan yang dilarang dalam agama atau perbuatan yang kita lakukan itu merupakan suatu perbuatan yang teramat dibenci Allah SWT.

Sahabat Al Hilal, sebaiknya kita sebagai manusia melakukan suatu hal hanya untuk dikenang dan dipuji oleh manusia tanpa melihat bagaimana Allah SWT sudah ridho terhadap apa yang kita lakukan dan kerjakan selama ini. Karena, sungguh Allah SWT tempat kita berserah dan Allah SWT lah yang memberikan keridhoan atas kehidupan kita. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Asy-Syuura ayat 11 yang berbunyi

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ

Tidak ada sesuatu pun yang sama dengan-Nya, dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura: 11).

Maka dari itu, mulai sekarang marilah kita mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan, baik itu yang hukumnya sunnah maupun mubah, hendaknya diniatkan semata-mata karena mengharap keridhoan serta balasan hanya dari Allah SWT. InsyaAllah keridhoan Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang tercurah untuk kita sebagai hamba-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telepon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 0275

©️ Laz Al Hilal Copyright

Ketika Allah Mencintai Seorang Hamba

LAZ al-Hilal – Kita sebagai umat muslim tentunya mengharapkan keridhoan serta kasih sayang dari Allah SWT di setiap langkah serta apapun yang kita kerjakan di dunia ini.

Karena sejatinya, tidak ada kebahagiaan yang dicari oleh setiap hamba selain dicintai oleh sang pencipta-Nya, Allah SWT.

Tentunya, setiap cara dan upaya akan dilakukan untuk mendapatkan ridho serta kasih sayang dari Allah SWT, baik berlomba-lomba untuk melakukan yang terbaik, beribadah, beraktivitas, atau bahkan semua yang kita lakukan.

Sahabat Al Hilal, tentunya ketika kita ingin mendapatkan kasih sayang dari Allah SWT, InsyaAllah yang akan kita dapatkan kelak yaitu kenikmatan dunia dan akhirat yang kekal nanti.

Bahkan Rasulullah SAW bersabda dalam HR. Bukhari,

“Apabila Allah mencintai seorang hamba maka ia menyuruh Jibril. Sesungguhnya Allah mencintai Fulan maka cintailah ia, maka Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril menyeru penduduk langit,”Sesungguhnya Allah mencintai Si Fulan maka cintailah ia, maka penduduk langit pun mencintainya. Setelah itu kecintaannya diteruskan kepada penduduk di bumi.”

(HR. Bukhari)

Lalu, bagaimana sih Sahabat Al Hilal jika Allah SWT telah mencintai dan menyayangi seorang hamba?

Dilansir dari channel youtube NS BOR CHANNEL, tanda-tanda Allah SWT telah mencintai dan menyayangi seorang hamba diantara nya yaitu:

1. Dibukanya pintu amal sholeh sebelum kematian

Rasulullah SAW bersabda :

“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan jadikan ia beramal, lalu dikatakan : apakah maksud dijadikan beramal itu?

Beliau bersabda :

“Allah bukakan untuknya amalan Soleh sebelum meninggalnya, sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridho kepadanya.”

(HR. Ahmad dan Al-Hakim)

Dari hadist tersebut sudah jelas dikatakan bahwa, jika Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah akan menjadikan hamba tersebut beramal soleh sebelum wafatnya dan menjadikan hamba tersebut senantiasa bertaubat kepada Allah SWT atas segala kesalahannya, dan menjadikan hamba tersebut meninggal dengan keadaan Husnul Khotimah.

2. Dipercepat sanksinya di dunia

Meskipun salah satu tanda seseorang yang dicintai Allah SWT adalah dipercepat sanksinya di dunia, akan tetapi kita tidak dianjurkan untuk meminta kepada Allah agar dipercepat sanksi kita di dunia karena belum tentu kita akan sanggup untuk menghadapinya.

3. Difaqihkan Dalam Urusan Agama

Yang dimaksud difaqihkan adalah pemahaman yang Allah SWT berikan kepada seorang hamba sehingga ia mendapat pemahaman yang lurus terhadap Al-Qur’an hadist.

4. Diberikan Ujian (Cobaan)

Sahabat Al Hilal, Rasulullah SAW pernah bersabda :

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah”.

(HR Bukhari dan Ahmad)

Musibah tidak selalu berkaitan dengan azab Allah yang ditimpakan kepada kita tetapi musibah sebetulnya adalah ujian bagi seorang hamba untuk menguji tingkat ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

5. Diberikan Kesabaran

Rasulullah SAW pun pernah bersabda :

Tidaklah seseorang diberikan dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.”

(HR Bukhari dan Muslim)

Untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi setiap laranganNya, iman dan kesabaran sangatlah diperlukan. Karena iblis dan bala tentaranya tak akan pernah diam untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah.

Sungguh, ketika kita sedang dicintai oleh Allah SWT, maka beruntunglah seorang hamba tersebut.

Sahabat Al Hilal, semoga kita merupakan salah satu hamba yang dicintai oleh Allah SWT, Aamiin ya Rabbal Alamin. Karena sesungguhnya sangat lah beruntung seorang hamba yang dicintai Allah SWT tersebut.

Ketampanan Nabi Yusuf

LAZ AL HILAL – Sahabat Al Hilal, pernah dengar dengan kisah seorang wanita tidak sadar mengiris tangannya secara tidak sadar? Allah SWT telah menciptakan manusia dengan begitu sempurna dibanding dengan makhluk lainnya.

Kaum wanita diciptakan dengan begitu cantik, dan kaum pria diciptakan begitu tampan. Tetapi, untuk kaum pria, siapa sih sesungguhnya orang yang paling tampan di dunia? Sebagian besar kaum wanita, atau mungkin para pria Sebagian besar pasti akan menjawab Nabi Yusuf as.

Menurut banyak ulama, Nabi Yusuf as yang merupakan putra dari Nabi Yakub as ini merupakan seorang laki-laki yang ketampanannya tidak ada yang bisa menandinginya hingga saat ini.

Apakah sahabat Al Hilal dapat membayangkan bagaimana ketampanan yang dimiliki oleh Nabi Yusuf as?

Bisa dikatakan, jika kita melihat pria paling tampan dimuka bumi pada zaman sekarang, ketampanan yang dimilikinya saat ini belum ada apa-apa dibanding Nabi Yusuf as.

Diceritakan, Nabi Yusuf as pernah mengabdi kepada majikannya, yang bernama Al Aziz yang memiliki istri bernama Zulaikha.

Istri dari majikan Nabi Yusuf as yang parasnya cantik, memiliki kekayaan yang berlimpah pun jatuh cinta kepada Nabi Yusuf as yang memiliki ketampanan yang tidak hanya ketampanan saja, tetapi hati dan akhlak yang dimiliki oleh Nabi Yusuf as.

Sahabat Al Hilal, konon Zulaikha beberapa kali mengejar cinta Nabi Yusuf as walaupun ia sudah memiliki suami yang tak lain adalah majikan dari Nabi Yusuf as itu sendiri.

Beberapa kali Zulaikha menggoda Nabi Yusuf untuk melakukan perbuatan yang tidak baik.

Berbekal dengan ketaan Nabi Yusuf, Alhamdulillah beliau mampu menolak bujuk rayu yang dilakukan oleh Zulaikha dan saat itu juga Zulaikha merasa keweca.

Dilain cerita, Ketika Zulaikha sedang melangsungkan acara di rumahnya, Zulaikha membawa tema-temannya untuk memperlihatkan bagaimana ketampanan Nabi Yusuf yang membuat Zulaikha sangat jatuh cinta kepadanya.

Zulaikha meminta Nabi Yusuf untuk berjalan melewati para wanita yang sedang mengupas apel dengan pisau mereka masing-masing.

Nabi Yusuf yang menuruti perintah Zulaikha pun sontak membuat para tamu-tamu terpanah sambil berkata “Ini bukan manusia, ini malaikat.”

Para tamu yang masih terbius dengan ketampanan Nabi Yusuf as itu bahkan secara tidak sadar telah mengupas jari-jari tangan mereka.

Tajamnya pisau yang sejatinya untuk mengupas apel itu bahkan tidak dirasakan mereka karena seolah telah hilang kesadaran karena ketampanan Nabi Yusuf as.

Tetapi, apakah Allah SWT mengirimkan Nabi Yusuf as untuk Zulaikha?

Allah SWT mengirimkan Nabi Yusuf untuk Zulaikha, tetapi dengan berbagai rintangan dan tidak semulus yang kita bayangkan.

Ketika Zulaikha mengejar Nabi Yusuf (makhluk-Nya) maka Allah menjauhkannya, lalu ketika Zulaikha mendekati Allah, didekatkanlah Zulaikha dengan Nabi Yusuf hingga menjadi pasangan suami istri.

Bolehkah Bersedekah Pada Pengemis yang Pura-Pura Miskin

Laz Al Hilal, Bandung – Ingatlah, kita hanya punya tugas menghukumi seseorang sesuai lahiriyah yang kita lihat, karena kita tak bisa menerawang isi hatinya. Pelajaran ini bisa kita ambil dari kisah Usamah bin Zaid berikut ini:

Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu berkata:

Rasulullah mengutus kami ke daerah Huraqah dari suku Juhainah, kemudian kami serang mereka secara tiba-tiba pada pagi hari di tempat air mereka. Saya dan seseorang dari kaum Anshar bertemu dengan seorang lelaki dari golongan mereka. Setelah kami dekat dengannya, ia lalu mengucapkan Laa ilaha illallah. Orang dari sahabat Anshar menahan diri dari membunuhnya, sedangkan aku menusuknya dengan tombakku hingga membuatnya terbunuh.

Sesampainya di Madinah, peristiwa itu didengar oleh Nabi ﷺ. Kemudian beliau ﷺ bertanya padaku:

« يَا أُسَامَةُ أَقَتَلْتَهُ بَعْدَ مَا قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ » قُلْتُ كَانَ مُتَعَوِّذًا . فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنِّى لَمْ أَكُنْ أَسْلَمْتُ قَبْلَ ذَلِكَ الْيَوْمِ

“Hai Usamah, apakah kamu membunuhnya setelah ia mengucapkan Laa ilaha illallah?”

Saya berkata:

“Wahai Rasulullah, sebenarnya orang itu hanya ingin mencari perlindungan diri saja, sedangkan hatinya tidak meyakini hal itu.”

Beliau ﷺ bersabda lagi:

“Apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan Laa ilaha illallah?” Ucapan itu terus menerus diulang oleh Nabi ﷺ, hingga saya mengharapkan bahwa saya belum masuk Islam sebelum hari itu.”

[HR. Bukhari no. 4269 dan Muslim no. 96]

Dalam Riwayat Muslim disebutkan, lalu Rasulullah ﷺ bersabda:

أَقَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَقَتَلْتَهُ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا قَالَهَا خَوْفًا مِنَ السِّلاَحِ. قَالَ أَفَلاَ شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لاَ فَمَازَالَ يُكَرِّرُهَا عَلَىَّ حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنِّى أَسْلَمْتُ يَوْمَئِذٍ

“Bukankah ia telah mengucapkan Laa ilaha illallah, mengapa engkau membunuhnya?” Saya menjawab: “Wahai Rasulullah, ia mengucapkan itu semata-mata karena ia takut dari senjata.”

Beliau ﷺ bersabda:

“Mengapa engkau tidak belah saja hatinya hingga engkau dapat mengetahui, apakah ia mengucapkannya karena takut saja atau tidak?” Beliau ﷺ mengulang-ngulang ucapan tersebut hingga aku berharap, seandainya aku masuk Islam hari itu saja.

Ketika menyebutkan hadis di atas, Imam Nawawi menjelaskan, bahwa maksud dari kalimat “Mengapa engkau tidak belah saja hatinya hingga engkau dapat mengetahui, apakah ia mengucapkannya karena takut saja atau tidak?” adalah kita hanya dibebani dengan menyikapi seseorang dari lahiriyahnya dan sesuatu yang keluar dari lisannya.

Sedangkan hati, itu bukan urusan kita. Kita tidak punya kemampuan menilai isi hati. Cukup nilailah seseorang dari lisannya saja (lahiriyah saja). Jangan tuntut lainnya. [Lihat Syarh Shahih Muslim, 2: 90-91]

Setiap Orang Akan Diganjar Sesuai yang Ia Niatkan

Coba ambil pelajaran dari hadis berikut:

Dari Abu Yazid Ma’an bin Yazid bin Al-Akhnas radhiyallahu ‘anhum, -ia, ayah dan kakeknya termasuk sahabat Nabi ﷺ, di mana Ma’an berkata, bahwa ayahnya yaitu Yazid pernah mengeluarkan beberapa Dinar untuk niatan sedekah.

Ayahnya meletakkan uang tersebut di sisi seseorang yang ada di masjid (maksudnya: ayahnya mewakilkan sedekah tadi pada orang yang ada di masjid, -pen).

Lantas Ma’an pun mengambil uang tadi, lalu ia menemui ayahnya dengan membawa uang Dinar tersebut.

Kemudian ayah Ma’an (Yazid) berkata: “Sedekah itu sebenarnya bukan kutujukan padamu.” Ma’an pun mengadukan masalah tersebut kepada Rasulullah ﷺ. Lalu beliau ﷺ bersabda:

لَكَ مَا نَوَيْتَ يَا يَزِيدُ ، وَلَكَ مَا أَخَذْتَ يَا مَعْنُ

“Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan wahai Ma’an, engkau boleh mengambil apa yang engkau dapati.”

[HR. Bukhari no. 1422]

Dari hadis ini, Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata,

“Orang yang bersedekah akan dicatat pahala sesuai yang ia niatkan, baik yang ia beri sedekah secara lahiriyah pantas menerimanya ataukah tidak.”

[Fath Al-Bari, 3: 292]

Hal di atas sesuai pula dengan hadis Umar, Rasululah ﷺ bersabda:

وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى

“Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.”

[HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]

Misal, ada pengemis yang mengetok pintu rumah kita, apakah kita memberinya sedekah ataukah tidak? Padahal nampak secara lahiriyah, dia miskin.

Jawabannya, tetap diberi. Kalau pun kita keliru karena di balik itu bisa jadi ia adalah orang yang kaya raya, tetap Allah catat niat kita untuk bersedekah. Sedangkan ia mendapatkan dosa karena memanfaatkan harta yang sebenarnya tak pantas ia terima.

Begitu pula kalau ada yang menawarkan proposal pembangunan masjid. Secara lahiriyah atau zhahir yang nampak, kita tahu yang sodorkan proposal memang benar-benar butuh. Lalu kita berikan bantuan.

Bagaimana kalau dana yang diserahkan disalahgunakan? Apakah kita tetap dapat pahala?

Jawabannya, kita mendapatkan pahala sesuai niatan baik kita. Sedangkan yang menyalahgunakan, dialah yang mendapatkan dosa. Subhanallah. Mulia sekali syariat Islam ini.

Jangan Manjakan Pengemis dan Pengamen Jalanan

Sahabat Al Hilal ingat jangan manjakan pengemis, apalagi pengemis yang malas bekerja seperti yang berada di pinggiran jalan. Apalagi dengan mengamen, melantunkan nyanyian musik yang haram untuk didengar.

Kebanyakan mereka malah tidak jelas agamanya, salat juga tidak. Begitu pula sedikit yang mau perhatian pada puasa Ramadan yang wajib.

Carilah orang yang saleh yang lebih berhak untuk diberi, yaitu orang miskin yang sudah berusaha bekerja, namun tidak mendapatkan penghasilan yang mencukupi kebutuhan keluarganya.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi ﷺ bersabda:

لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِى تَرُدُّهُ الأُكْلَةُ وَالأُكْلَتَانِ ، وَلَكِنِ الْمِسْكِينُ الَّذِى لَيْسَ لَهُ غِنًى وَيَسْتَحْيِى أَوْ لاَ يَسْأَلُ النَّاسَ إِلْحَافًا

“Namanya miskin bukanlah orang yang tidak menolak satu atau dua suap makanan. Akan tetapi miskin adalah orang yang tidak punya kecukupan, lantas ia pun malu, atau tidak meminta dengan cara mendesak.”

(HR. Bukhari no. 1476)

Wallahu waliyyut taufiq. Hanya Allah yang memberi taufik.

H-70 Ramadhan, Kenapa Mayit Memilih “BERSEDEKAH” Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia?

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: ⁣

“Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?”⁣

Tidaklah seorang mayit menyebutkan “Sedekah” kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal.⁣

Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,⁣
”Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia.” (HR. Ahmad)⁣

Sahabat Al Hilal maka dari itu, perbanyaklah bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnya di akhirat nanti. Yuk sedekah sekarang juga!⁣

Rekening Sedekah Al Hilal⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
Bank Mandiri⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🏧 1320012549953⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
A.n YAYASAN AL HILAL ⁣RANCAPANGGUNG⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

⁣⁣Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

5 Keutamaan Hari Senin yang Bikin Kamu Lebih Semangat

Laz Al Hilal, Bandung – Sahabat Al Hilal, sebuah penelitian dari The European Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa detak jantung manusia dapat berpengaruh pada kesehatan. Detak jantung seseorang juga akan semakin meningkat di hari Senin. Itulah mengapa banyak orang yang enggan menghadapi hari Senin.

Hal ini dikarenakan banyak para pekerja yang harus kembali merasakan stres setelah beristirahat dua hari. Meskipun banyak yang malas memulai aktivitas di hari Senin, nyatanya ada banyak keutamaan hari Senin yang bisa kamu dapatkan. Ini 7 keutamaan hari Senin yang perlu kamu ketahui, dilansir detikcom dari berbagai sumber:

Lahirnya Nabi Muhammad SAW

Senin adalah hari di mana Nabi Muhammad lahir dan wafat. Ini tentu menjadi hari yang spesial bagi umat Muslim.

Nabi Muhammad menjadi penutup para nabi. Dalam QS Al-Ahzab 21 menyebutkan, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Hari yang Dianjurkan Rasul untuk Berpuasa

Jangan membenci hari Senin, pasalnya hari ini adalah hari yang mulia. Rasulullah juga menyarankan untuk umat Muslim berpuasa Senin dan Kamis.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan alasan puasanya pada kedua hari ini dengan sabdanya,
“تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ.”
“Amal-amal manusia diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. At-Tirmidzi dan lainnya)

Terbukanya Pintu Surga

Selain kelahiran Nabi Muhammad, keutamaan hari Senin adalah terbukanya pintu-pintu surga. Di hari Senin dan Kamis, orang-orang Mukmin diampuni, kecuali dua orang Mukmin yang sedang bermusuhan.

Dalil yang menguatkan hal ini adalah hadits yang termaktub dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا.”

Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan.

Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.”

Hari Diturunkannya Al-Qur’an

Jangan membenci hari Senin ya, karena hari ini adalah diturunkannya wahyu. Dalam bagian dari hadist Abu Qatadah al-Anshari Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menyebutkan:

“ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ.”

Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya al-Qur’an kepadaku pada hari tersebut.”

Hari Mendapatkan Ampunan

Keutamaan meninggal hari Senin juga memiliki makna tersendiri. Di hari Senin juga amalam manusia akan diangkat dan pintu surga terbuka. Sehingga Rasulullah menganjurkan untuk umat Muslim puasa Senin dan Kamis.

Paling Mudah Namun Paling Membahayakan

Sahabat Al Hilal sering kita dengan perumpamaan tentang “Lidah tidak bertulang” atau “lidah itu lebih tajam dari pada pedang”. Tetapi apakah perumpamaan tersebut benar adanya? Atau hanya gurauan semata? Terkadang kita sebagai manusia yang mudah khilaf pasti tidak menyadari ucapan apa yang sudah keluar dari mulut kita bukan?⁣

Kita sering mendengar pesan dari Rasulullah SAW tentang menjaga lisan kita, yang isinya yaitu: ⁣
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Kiamat hendaklah berkata yang baik atau diam.”⁣

Sahabat Al Hilal, dari pesan ini tentunya dapat kita lihat bahwa Rasulullah SAW menekankan kepada kita tentang pentingnya menjaga tutur kata, tidak mengucapkan hal yang buruk dan menyakiti hati, karena bertutur tanpa berpikir akan membawa kepada krisis lain yaitu permusuhan, kekacauan bahkan pertumpahan darah. Naudzubillah. ⁣

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nur ayat 24 yang artinya⁣
“Pada hari ketika lidah, tangan dan kaki menjadi saksi atas mereka terhadap apa-apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An-Nur: 24)⁣

Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Tauhid: Kunci Surga

Laa ilaha illallahu (tiada Tuhan selain Allah), Sahabat Al Hilal kalimat tersebut merupakan kalimat thayyibah yang menjadi dasar prinsip dasar ajaran Islam. Kalimat thayyiban ini merupakan senjata paling ampuh untuk membebaskan manusia dari belenggu-belenggu kemanusiaan dari segala bentuk kepercayaan yang batil.⁣⁣

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,⁣⁣
مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إٍلَهَ اٍلاَّ اللهُ مُخْلِصًا مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّة

“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dengan ikhlas dari hatinya, maka ia (dijamin) masuk surga.” (HR. Ibnu Hibban). ⁣⁣

Sahabat Al Hilal, jika tauhid sudah menancap kokoh di hati kita maka akan menyebabkan seorang Muslim rela mengorbankan apa pun juga demi menjaga ketauhidan tersebut, meskipun nyawa harus menjadi taruhannya yang InsyaAllah akan membawa seorang muslim ke puncak prestasi. ⁣⁣

Selain itu, ketika ketauhidan sudah menancap kokoh di hati kita maka akan berbuah ketaatan untuk dirinya. Karena sesungguhnya ketika Seseorang yang mengenal Allah SWT tentu akan memahami tujuan hidupnya menjadi orang yang taat kepada Allah SWT.⁣⁣

Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🌐 Website: www.alhilal.or.id⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Hetika Kita Terjatuh

Apa kabar Sahabat Al Hilal? Kehidupan merupakan sebuah proses yang tidak terduga, di dalam proses kehidupan pun tentunya jalan yang ditempuh penuh lika-liku dan prosesnya pun tidak ada yang sempurna, karena apapun yang terjadi semua sudah diatur oleh Allah SWT.

Hidup layaknya roller-coaster, ada kala di mana kita merasa senang di puncak, ada saat pula di mana kita jatuh terjerembab dan merasa sakit luar biasa. Dikala kita sedang terjatuh, selalu ingat, bahwa kita memiliki Allah SWT yang maha Agung dan selalu ada bersama kita.

Sahabat Al Hilal, Ketika kesulitan terjadi, mencari pertolongan adalah fitrah dari setiap makhluk. Tentunya, pertolongan harus dimintakan kepada Allah SWT karena sejatinya, kesulitan merupakan jalan Allah SWT untuk menguji setiap hambanya.⁣

Allahumma la sahla illa maa ja’altahu sahla, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahla⁣

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan Engkau jadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.”⁣

⁣⁣Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🌐 Website: www.alhilal.or.id⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Renungan Pertama

IQRA adalah kata pertama yang disampaikan Malaikat Allah Jibril ‘alahissallam kepada Nabiyullah Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wassallam di usia hampir menginjak 40 tahun sekaligus Mitsaqan Ghalizha (ikatan kuat) pemberian amanah Kerasulan terakhir di Gua Hira di Jabal Nur yang berjarak sekitar dua mil dari Kota Mekah pada malam hari Senin 21 Ramadhan yang bertepatan dengan 10 Agustus 610M (Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, hal.82, Arkan Leema), wallahu’alam.

IQRA adalah kata perintah yang diterjemahkan ‘bacalah’. Nalar menggelitik karena penerawangan bahwa situasi gua yang tentunya gelap gulita hanya mengandalkan cahaya bulan yang menerobos di sela-sela jalan masuk ke gua, tidak adanya bahan untuk dibaca, sosok Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassallam yang dijelaskan Al Quran seorang yang tidak pandai membaca dan menulis (ummi) – (QS.7 Al A’raf : 157 dan QS.29 Al Ankabut : 48) membawa diri dalam renungan apa maksud perintah membaca ini ?

Kata IQRA ditemukan dalam Al Quran ada pada 2 ayat, yakni Surat 96 Al ‘Alaq ayat pertama

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ “ Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu yang Menciptakan “

Dan pada Surat 17 Al Isra ayat ke 14

اِقْرَأْ كِتَابَكَۗ كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًاۗ

” Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu “

Maka difahami bahwa aktivitas IQRA lah langkah ikhtiar kita guna meraih kebahagiaan yakni keselamatan di dunia dan di akhirat. IQRA saat di dunia berdasar kepada Al Quran Surat 96 Al ‘Alaq ayat 1 menurut Syeikh ‘Abdul Halim Mahmud rahimahullah, mantan pemimpin tertinggi Universitas Al-Azhar Mesir pernah mengatakan,“ Membaca disini adalah lambang dari segala apa yang dilakukan oleh manusia, baik yang sifatnya aktif maupun pasif. Kalimat tersebut dalam pengertian dan jiwanya ingin menyatakan ‘bacalah demi Tuhanmu, bergeraklah demi Tuhanmu, bekerjalah demi Tuhanmu’ (Prof. Quraish Shihab, ‘Dia Dimana-Mana : Tangan Tuhan Di Balik Setiap Fenomena, Lentera Hati)

Maka responlah atau sikapilah situasi kehidupan di dunia dengan membacanya atas nama Allah Rabb Pencipta manusia. Dalam arti dasarilah respon tadi berdasarkan petunjuk Al Quran Al Kariem yang diterjemahkan dengan sangat sempurna lewat sosok Uswatun Hasanah kita, Nabiyullah Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam. Bukan dengan ego dan arogansi liar nalar semata yang sarat dengan subjektivitas, latar belakang, maupun kepentingan.

Sementara IQRA pada Al Quran Surat 17 Al Isra ayat 14 adalah iqra saat di akhirat, dimana manusia akan terbagi menjadi dua golongan. Ada yang membaca kitab catatan amalnya yang diberikan dari sebelah kanan yang kelak akan meraih kebahagiaan dan ada yang membaca kitab catatan amalnya diberikan dari arah belakang yang kelak akan menemukan kesengsaraan akhirat. Perhatikan Al Quran Surat 84 Al Insyiqaq ayat ke 7-15

فَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖۙ

فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَّسِيْرًاۙ

وَّيَنْقَلِبُ اِلٰٓى اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًاۗ

وَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ وَرَاۤءَ ظَهْرِهٖۙ

فَسَوْفَ يَدْعُوْ ثُبُوْرًاۙ

وَّيَصْلٰى سَعِيْرًاۗ

اِنَّهٗ كَانَ فِيْٓ اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًاۗ

اِنَّهٗ ظَنَّ اَنْ لَّنْ يَّحُوْرَ ۛ

بَلٰىۛ اِنَّ رَبَّهٗ كَانَ بِهٖ بَصِيْرًاۗ

(7) Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, (8) Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, (9) dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. (10) Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, (11) Maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. (12) dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (13) Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). (14) Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (15) (Bukan demikian), yang benar, Sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya “

Optimalkan IQRA di dunia, semoga kita dimudahkan untuk IQRA di akhirat..aamiin, Yaa Rabbal ‘Alamien

Wallahu’alam


Karya :

Muhammad Syarief Abdurrahman, S.Ag.

×