Contacts

92 Bowery St., NY 10013

+1 800 123 456 789

Kategori: Blog

Jumat Pertama di Bulan Dzulhijjah

Sahabat Al Hilal, sepuluh hari Pertama di bulan Dzulhijjah tentu memiliki banyak keutamaan yang ada di dalamnya. Keutamaan itu diantaranya dianjurkan untuk berpuasa pada awal Bulan Dzulhijjah serta melaksanakan amalan-amalan lain yang terdapat pada permulaan dari bulan mulia tersebut. Seperti yang kita ketahui, Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang disucikan dan diagungkan oleh Allah SWT, terlebih dalam sepuluh hari pertamanya.

Bahkan, begitu hebatnya sepuluh hari tersebut, melalui firman-Nya dalam QS. Al Fajr ayat 1-2, Allah SWT bersumpah dengannya.

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Artinya: “Demi fajar dan malam-malam sepuluh”

Mayoritas ulama tafsir berkata bahwa sepuluh malam yang dimaksud tersebut adalah hari-hari dan malam-malam sepuluh yang pertama Dzulhijjah. Salah satu Ulama Hadist, yaitu Ibnu Hajar Al Asqalani pun menjelaskan, di antara penyebab keutamaan sepuluh hari Dzulhijjah itu adalah karena di situ terhimpun seluruh peribadatan yang wajib dan yang dianjurkan, seperti sholat, puasa, sedekah, dan haji. Bahkan Allah SWT mencintai amalan-amalan tersebut melebihi yang dilaksanakan di luar dari hari-hari tersebut. Diriwayatkan dalam Hadist Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

Tidak ada yang lebih dicintai Allah melebihi amal saleh di hari-hari sepuluh pertama Dzulhijjah.” (HR. Tirmidzi).

Selain melaksanakan berbagai amalan yang fardhu dan sunnah, Rasullah SAW pun berpesan kepada kita sebagai umat-Nya untuk selalu mengagungkan, dan memuji Allah SWT di sepuluh hari pertama dalam bulan Dzulhijjah ini dengan memperbanyak takbir, tahlil, tasbih, dah tahmid.

Hari ini adalah Jumat Pertama di Bulan Dzulhijjah, hari yang paling mulia dalam agama Islam. Sudah melaksanakan Amalan apa saja sahabat Al Hilal? Mari berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan!

Informasi & Call Center

��� Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

��� WA: 081 2222 02751</

Keutamaan Melaksanakan Puasa Arafah

Keutamaan Melaksanakan Puasa Arafah, Salah Satunya Pelebur Dosa Jelang Idul Adha

Sebagai umat Muslim, bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang Istimewa, betapa tidak, di bulan ini banyak sekali keutamaan-keutamaan yang dapat membuat kita mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan di Bulan Dzulhijjah ini adalah melaksanakan Puasa Arafah.

Puasa yang dilaksanakan satu hari sebelum pelaksanaan Idul Adha, atau pada 9 Dzulhijjah ini disunnahkan bagi seorang Muslim yang tidak melaksanakan Ibadah Haji.

Sahabat Al Hilal, tentunya terdapat beberapa keutamaan dari Puasa Arafah, maka dari itu Puasa Arafah sangat dianjurkan dilaksanakan bagi Umat Muslim.

Mau tahu apa saja keutamaan ketika kita melaksanakan Puasa Arafah?

Dilansir dari laman kisahikmah.com inilah beberapa keutamaan Puasa Arafah yang wajib diketahui oleh Umat Muslim:

  1. Menghapus Dosa 2 Tahun

Tahukah sahabat Al Hilal, salah satu keutamaan melaksanakan Puasa Arafah adalah penghapus dosa seseorang selama dua tahun?

Dosa yang dimaksud adalah dosa tahun sebelumnya dan dosa tahun sesudahnya. Hal tersebut pun telah diriwayatkan dalam hadist Muslim, dalam hadist tersebut Rasulullah SAW bersabda

“Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”

HR. Muslim
  1. Sebagai Ibadah di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan hari yang istimewa bagi umat muslim, di mana pada hari itu, amal-amal sholeh yang dikerjakan sangat dicintai oleh Allah SWT.

MasyaAllah, masih mau untuk meninggalkan Amalan ini sahabat Al Hilal?

  1. Sunnah Rasulullah SAW

Melaksanakan Puasa Arafah merupakan salah satu sunnah dari Rasulullah SAW.

Tahukah sahabat Al Hilal, Puasa Arafah ini merupakan salah satu amalan yang sering dilaksanakan oleh Rasulullah SAW?

Disebutkan dalam Hadist yang diriwayatkan oleh HR. An-Nisa dan Ahmad, Puasa Arafah merupakan salah satu Puasa yang tidak pernah ditinggalkan oleh-Nya.

“Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa asyura, puasa hari arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan shalat dua rakaat sebelum subuh.”

HR. An Nasa’i dan Ahmad

Tata Cara Pembagian Daging Qurban Sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW

Tata Cara Pembagian Daging Qurban Sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW

Sahabat Al Hilal, tentu pada perayaan hari raya Idul Adha, Umat Islam yang mampu melaksanakannya dianjurkan untuk menyembelih hewan Qurban.

Alhmadulillah, dengan menyembelih hewan Qurban pun seluruh Umat Muslim, terutama Umat Muslim yang membutuhkan seperti Anak Yatim dan Dhuafa dapat merasakan keberkahan dari pelaksanaan Ibadah Qurban yang kita laksanakan.

Seperti yang kita ketahaui, daging Qurban yang kita sembelih akan dibagikan kepada Masyarakat yang membutuhkan.

Tentunya, menyembelih hewan Qurban pun dilaksanakan sesuai dengan bagaimana kemampuan tiap umat Muslim itu sendiri, sehingga tak perlu memaksakan diri bagi Umat Muslim yang memiliki keterbatasan.

Lantas, bagaimana tata cara pembagian Daging Qurban sesuai dengan Anjuran Rasulullah SAW yang telah dijelaskan dalam Hadist? Dilansir dari laman detik.com inilah tata cara pembagian Daging Qurban:

  1. Daging Qurban boleh disimpan terlebih dahulu

Sesuai dari hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, setelah pelaksanaan Ibadah Qurban dilaksanakan atau setelah pemotongan hewan Qurban, boleh disimpan terlebih dahulu. Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW bersabda:

“Dulu aku melarangmu mengunjungi makam, tapi sekarang kamu boleh mengunjunginya, dan aku melarangmu makan daging kurban yang berumur lebih dari tiga hari, tapi sekarang kamu bisa menyimpannya selama yang kamu inginkan. Saya melarangmu menggunakan nabidh, namun sekarang kamu boleh meminumnya asal tidak memabukkan.”

(HR Muslim)
  1. Pembagian daging Qurban tidak harus saat perayaan Idul Adha

Sahabat Al Hilal, Perlu kita ketahui, Rasulullah SAW memperbolehkan kita untuk menyimpan terlebih dahulu daging Qurban untuk dibagikan.

Sesuai hadist yang telah disebutkan pun Rasulullah SAW memperbolehkan kita untuk menyimpan daging Qurban selama lebih dari tiga hari, sehingga pembagian daging Qurban pun dapat kita atur dan tidak perlu untuk dilakukan dengan terburu-buru.

  1. Pembagian daging Qurban boleh dilaksanakan hingga hari Tasyrik

Proses pembagian daging Qurban pun dapat dilakukan hingga hari tasyrik, tetapi tetap mengutamakan kepentingan umat ya! Daging Qurban harus benar-benar diterima mereka yang berhak, sehingga bisa membantu mengatasi masalah dan kesulitan yang dialami masyarakat.

  1. Pequrban dapat mengambil sebagian Dagingnya

Seperti yang kita ketahui, walaupun sebagai pequrban Allah SWT masih memperbolehkan pequrban untuk makan sebagian daging hewan tersebut.

Tetapi dengan syarat pembagiannya adalah satu per tiga untuk dimakan pemberi Qurban dan keluarganya, satu per tiga untuk tetangga dan teman, satu per tiga yang lainnya untuk fakir miskin dan orang yang membutuhkan.

“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.”

(Al-Hajj: 36)

Jangan Lewatkan 10 Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah yang Sayang Untuk Dilewatkan!

Hari ini sudah memasuki Bulan Dzulhijjah. Tentu, ada beberapa waktu yang utama dalam menjalankan Ibadah di 10 hari awal Bulan Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah adalah salah satu Bulan yang memeiliki berbagai kautamaan. Di Bulan ini pula, Umat Islam akan menjalankan perintah-Nya yaitu menjalankan Ibadah Quran. Hal tersebut pun telah Allah SWT sampaikan dalam firman-Nya dalam Surat Al Hajj ayat 34. Dalam Surat tersebut, Allah SWT berfirman:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ

“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” (QS. Al Hajj: 34).

Sahabat Al Hilal, dalam 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah pun, Allah SWT telah memberikan keistimewaan padanya. Hari-hari istimewa itu disebut dengan Al Ayyam Al Maklumat (hari-hari yang telah diketahui). Bahkan, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh HR. Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad).

Adapun salah satu Amalan yang InsyaAllah dapat dikerjakan oleh seluruh Umat Muslim diseluruh dunia adalah melaksanakan Ibadah Puasa. Tahukah sahabat Al Hilal, Rasulullah SAW selalu menjalankan ibadah sunnah ini? Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:

“Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari setiap bulan, dan sholat 2 rakaat sebelum sholat fajar (subuh)” (HR. Ahmad)

Lantas, selain melaksanakan Ibadah Puasa, amalan apa saja yang dapat kita laksanakan sebagai Umat Muslim untuk menyambut 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah?

  1. Perbanyak Puasa di 9 Hari Awal
  2. Tidak memotong RAMBUT dan KUKU bagi yang berqurban
  3. Memperbanyak doa, takbir, dan, dzikir
  4. Banyak beramal Shaleh
  5. Bertaubat
  6. Shalat Ied dan mendengarkan Khutbah
  7. Berqurban yang terbaik bagi yang mampu
  8. Haji dan Umroh bagi yang mampu

Eittts tapi inget sahabat Al Hilal, jangan hanya di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah saja ya kita melaksanakan amalan-amalan Shalehnya, agar Amalan Shaleh kita terus bertambah, tetap teruskan amalan-amalan Shalehnya ya.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Pengetahuan Dasar Tentang Qurban Yang Harus Diketahui Oleh Umat Muslim

Bulan Dzulhijjah sudah di depan mata, sudahkah sahabat Al Hilal bersiap untuk melaksanakan Ibadah Qurban? Selain sahabat Al Hilal perlu mengetahui beberapa hal yang dianjurkan ketika melaksanakan Ibadah Qurban, sahabat Al Hilal pun tentu harus mengetahui berbagai dasar tentang Ibadah Qurban dalam Islam. Lantas apa saja pengetahuan dasar mengetahui Qurban yang harus kita ketahu?

Dilansir dari laman Islampos, inilah beberpa pengetahuan dasar tentang Ibadah Qurban dalam Islam:

  1. Dalil Melaksanakan Ibadah Qurban

Dalil terkait pelaksanaan Ibadah Qurban salah satunya terdapat dalam QS. Al Kautsar ayat ke-2 yang artinya:

“Maka shalatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah hewan.”

Sahabat Al Hilal, banyak ulama yang mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan setelah melaksanakan Ibadah Shalat Dhuha.

  • Lantas, bagaimana hukum melaksanakan Ibadah Qurban dalam Islam?

Tahukah sahabat Al Hilal, terdapat dua hukum Qurban yang berbeda dari para Ulama. Pendapat pertama mengatakan bahwa melaksanakan Ibadah Qurban itu wajib bagi orang yang mampu untuk melaksanakannya. Sesuai hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah:

“Barangsiapa yang berkelapangan (harta) namun tidak mau berqurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami.” (HR Ibnu Majah).

 Sementara, pendapat kedua menyatakan bahwa hukum Qurban itu adalah Sunnah Muakad yang artinta sangat dianjurkan. Sesuai dengan sandaran dari hadist yang diriwayatkan oleh HR. Abdur Rozzaq:

“Sesungguhnya aku sedang tidak berqurban. Padahal, aku adalah orang yang berkelapangan. Itu kulakukan karena aku khawatir kalau tetanggaku mengira qurban itu adalah wajib bagiku.” (HR Abdur Razzaq).

  • Pahala bagi orang yang melaksanakan Ibadah Qurban

Masyarakat telah terbiasa dengan ketentuan, qurban kambing untuk 1orang, qurban sapi untuk 7 orang, dan qurban unta untuk 10 orang. Padahal, itu bukan tentang pembatasan pahala qurban. Tetapi, tahukah Sahabat Al Hilal, pahala dari seekor kambing pun mencangkup dengan Qurban satu keluarga dan pahalanya pun mencangkup seluruh anggota keluarga meskipun jumlahnya banyak. MasyaAllah.

Jadi, sudah siapkah untuk Melaksanakan Ibadah Qurban, sahabat Al Hilal? InsyaAllah, pengorbanan bagi orang yang melaksanakan Ibadah Qurban tidak akan sia-sia. Allah SWT akan mengutus dua malaikat di setiap paginya. Dalam sebuah hadist yang di riwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

Malaikat pertama berdoa:

“Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfaq.”

Malaikat kedua berdoa:

“Ya Allah berikanlah kehancuran bagi orang yang menahan hartanya (pelit).” (HR Bukhari)

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Sebentar Lagi! Inilah Amalan di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

MasyaAllah, bulan terakhir dalam kalender Islam semakin mendekat sahabat Al Hilal! Bulan Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam tahun Islam dan bertepatan saat Idul Adha, pelaksanaan Ibadah Qurban dan Haji berlangsung.

Tahukah sahabat Al Hilal bahwa 10 hari pertama dalam bulan Dzulhijjah lebih baik daripada semua hari lainnya dalam setahun?

Hal tersebut pun telah dijelaskan dalam firman Allah SWT di dalam QS Al Baqarah ayat 203 dan telah dipercayai oleh banyak ulama bahwa ayat ini secara khusus berhubungan dengan 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah, yang artinya:

“Dan berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya”

Lantas, amalan apa saja yang dapat kita laksanakan untuk kmenyambut 10 Hari pertama di bulan Dzulhijjah?

Dilansir dari laman Republika inilah beberapa Ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam:

  1. Shalat

Sahabat Al Hilal, Shalat dianggap sebagai salah satu Ibadah yang besar dalam Islam. Betapa tidak, kita sebagai umat Muslim sangat diwajibkan untuk melaksanakan Ibadah tersebut.

“Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk” (QS Al Baqarah ayat 43).

  • Puasa Sembilan hari pertama

Tahukah sahabat Al Hilal, bahwa Rasulullah SAW senantiasa melaksanakan Ibadah puasa Sembilan hari pertama di bulan Dzulhijjah?

Maka dari itu, kita sebagai umat Muslim dianjurkan untuk mengikutinya. Tetapi jangan lupa, Umat ​​Islam tidak boleh berpuasa pada hari ke-10, yaitu hari ketika perayaan Idul Adha dimulai.

  • Puasa Arafah

Puasa Arafah yang dilaksanakan pada hari ke-9 Dzulhijjah merupakan salah satu anjuran untuk umat Muslim laksanakan.

Betapa tidak, jika seseorang tidak mampu untuk berpuasa selama sembilan hari, ia dapat berpuasa setidaknya pada hari ke-9 Dzulhijjah. Bahkan, diriwayatkan dalam HR. Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas” (HR. Muslim).

  • Berbuat baik

Sahabat Al Hilal, tentu sebagai umat Muslim, maka kita dianjurkan untuk senantiasa melaksanakan Ibadah dan kebaikan. Seperti mengingat Allah SWT, membaca Al Quran, berdoa, bersedekah, dan melaksanakan perbuatan baik yang lainnya.

  • Dianjurkan untuk tidak memotong apapun hingga Ibadah Qurban terlaksana

Bulan Dzulhijjah, bulan dimana Ibadah Qurban itu dilaksanakan. Allah SWT mewajibkan kepada setiap Muslim yang mampu untuk melaksanakan Qurban untuk mengorbankan seekor hewan Qurban dan membagikan daging sembelihnya kepada fakir miskin, anak yatim, dan keluarga Dhuafa yang membutuhkan.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa saja yang memiliki hewan untuk dijadikan hewan kurban, maka ketika sudah tiba bulan Dzulhijjah tidak boleh memotong apa pun dari rambut dan kukunya sampai (selesai) menyembelih” (HR. Muslim).

Apakah sahabat Al Hilal siap untuk melaksanakan Berbagai Amalan Tersebut?

Merasa Haus Pujian? Atau Merasa Kurang Good Looking? Inilah Bahaya Pujian Dan Solusi Dari Rasullullah!

Laziswaf Al Hilal – Siapa yang suka merasa kurang good looking atau merasa diri kita selalu kurang, jangan sampai kita merendahkan diri kepada orang lain dengan harap ingin di puji, ternyata tidak selamanya pujian itu menguntungkan, bahkan ulama yang mempunyai ilmu agama yang luar biasa tidak senang dengan pujian.

Di lansir dalam kutipan dariwww.republika.co.id dalam kitab Al-Arba’in fi Ushul ad-Dien, Imam Ghazali menyampaikan bahwa sekali waktu seseorang memuji sahabatnya di depan Rasulullah Muhammad SAW, saat itu beliau berkata “Celaka kamu, kamu telah memotong leher sahabatmu” mengapa demikian bisa seperti itu? Hal itu merupakan penyakit hati yang merupakan akhlak tercela baik orang yang memuji maupun yang dipuji. Manusia yang bangga atau suka di puji mudah sekali terkena penyakit hati: cenderung memiliki sifat sombong, congkak, riya dan senang membanggakan diri sendiri.

Penyakit hati ini sangatlah berbahaya karena sudah pasti akan di kutuk oleh Allah karena dianggap sifat-sifat setan yang bersifat dungu, sudah sombong, riyam dan membanggakan diri, mau pula membiarkan lehernya di potong orang lain, hal ini biasa terjadi di kalangan penguasa yang mempunyai kedudukan kekayaan, manusia yang tidak bersyukur dengan apa yang telah di berikan oleh Allah SWT.

Begitu buruk sampai-sampai dalam kitab kitab Al-Arba’in fi Ushul ad-Dien Ghazali mengutip peringatan Rasulullah:

”Jika seseorang berjalan kepada orang lain membawa sebilah pisau tajam, maka itu lebih baik daripada dia memuji seseorang di depan hidung orang tersebut.” Dalam ungkapan sehari-hari, sabda Nabi itu bisa diterjemahkan, ”Lebih baik kau ancam aku dengan pisau daripada kau bunuh aku dengan pujianmu.”

Ghazali menyebut orang yang suka memuji, memiliki sifat ”munafik”; tampak manis di lapisan luarnya, tapi mematikan di bagian dalamnya. Terhadap orang seperti itu, Ghazali mengutip pernyataan keras Rasulullah, ”Taburkanlah tanah ke wajah para pemuji.” Cara lain, berdoa kepada Allah seperti dilakukan Sayidina Ali RA ketika dipuji seseorang:

”Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang dia tidak ketahui dan jangan Engkau siksa aku atas apa yang mereka katakan, serta jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka kira.”

Pujian sesungguhnya adalah ungkapan yang agung dan tidak bisa dicoreng dengan kata-kata yang buruk yang hanya layak di tujukan kepada Dzat yang Maha Agung, semua pujian terbaik semata mata hanya di tujukan kepada Allah SWT sebagaimana Allah SWT menciptakan seluruh bumi berserta isi isinya, jadi jangan sampai kita termasuk golongan yang haus pujian ya.

Informasi & Call Center
Website: www.alhilal.or.id
Telpon: 022-2005079
WhtasApp : 081 2222 02751

Bukan Sekedar Penyembelihan, Inilah Hikmah Dalam Berqurban

Sahabat Al Hilal, seperti yang kita ketahui, melaksanakan Ibadah Qurban merupakan salah satu Ibadah yang wajib bagi setiap Muslim yang mampu untuk melaksanakannya. InsyaAllah dengan melaksanakan Ibadah Qurban pun, Allah SWT akan lebih dekat kepada kita sebagai hamba-Nya. Serta melaksanakan Ibadah Qurban pun adalah salah satu bentuk ketaatan kita terhadap perintah-Nya.

Dalam pelaksanaannya, Ibadah Qurban memiliki hikmah tersendiri yang dapat kita petik sebagai seorang muslim. Berikut ini adalah beberapa hikmah dalam berqurban, yang dilansir dari laman muslim.or.id

  1. Mengenang Ketaatan Nabi Ibrahim

Dengan melaksanakan ibadah kurban ini, kita bisa mengenang sekaligus mengingat bagaimana luar biasanya ketaatan yang dimiliki Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terhadap perintah Allah SWT. Kisahnya pun telah dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surat As-Saffat ayat 102 sampai ayat 107.

  • Meraih Ketakwaan

Apa yang ingin kita raih dalam ibadah kurban ini bukanlah persembahan daging dan darahnya, melainkan untuk mendapatkan ketakwaan. Allah SWT berfirman, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Q.S. Al-Hajj: 37).

  • Sebagai Syiar Islam

Selain itu, ibadah kurban juga menjadi syiar agama Islam yang bisa kita lakukan. Allah SWT telah menerangkan ini dalam salah satu ayatnya dalam QS. Al Hajj ayat 36.

  • Membahagiakan Kaum Duafa

Seperti yang kita ketahui, ketika kita melaksanakan Ibadah Qurban, itu artinya kita telah berbagi sekaligus membahagiakan saudara kita, seperti Anak Yatim dan Dhuafa. Sungguh, dalam Ibadah Qurban pun dapat menjadi momen bagi mereka. Hal tersebut pun telah diriwayatkan oleh Rasulullah SAW dalam HR. Muslim, dalam hadist tersebut Rasulullah SAW bersabda:

“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah.” (HR. Muslim).

Informasi & Call Center

� Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

� WA: 081 2222 02751

Sudah Tahu Hukum dan Ketentuan Melaksanakan Qurban Sapi?

Qurban yang dilaksanakan setiap tanggal 13 Dzulhijjah ini merupakan salah satu ibadah yang senantiasa dilaksanakan oleh umat Islam.

Pelaksanaan ibadah Qurban pun InsyaAllah akan menjadi utuh ketika kita sebagai umat Islam menyembelih hewat tersebut dengan membagikannya kepada yang berhak menerima. Seperti Anak Yatim dan keluarga Dhuafa yang belum dapat menikmati hidangan hewan Qurban.

Sudah Tahu Hukum dan Ketentuan Melaksanakan Qurban Sapi?

Seperti yang kita ketahui, selain kambing, domba, dan unta, melaksanakan Ibadah Qurban dengan hewan berupa sapi pun tentu dapat kita laksanakan, karena sapi pun termasuk dengan golongan hewan ternak. Lantas, bagaimana dengan hukum dan ketentuan yang berlaku untuk melaksanakan Ibadah Qurban berupa sapi?

Hukum dan Ketentuan Qurban Sapi

Sahabat Al Hilal, seperti yang kita ketahui, hukum Ibadah Qurban adalah sunnah muakkad, yakni sunnah yang memiliki dasar yang kuat dari Allah SWT. Dalilnya pun sudah jelas, sehingga tidak ada alasan bagi umat Muslim untuk mengabaikannya.

Bahkan, ketika kita tergolong ke dalam seseorang yang mampu, maka Ibadah Qurban pun wajib untuk dilaksanakan.

Sudah Tahu Hukum dan Ketentuan Melaksanakan Qurban Sapi?

Ada beberapa ketentuan yang perlu kita patuhi sebelum menyembelih sapi sebagai hewan Qurban. Dilansir dari laman detik.com inilah beberapa hal yang perlu kita patuhi sebelym menyembelih sapi sebagai hewan Qurban, diantaranya yaitu:

  1. Usia

Sapi yang disembelih sebaiknya sydah berusia minimal 2 tahun. Pada usia tersebut, sapi dianggap sudah dewasa (musinnah) dan cukup umur.

  1. Kondisi hewab qurban

Seperti yang kita ketahui, kondisi hewan Qurban yang hendakk disembelih semakin baik jika tidak memiliki cacat fisik dan dalam kondisi sehat.

  1. Satu ekor sapi untuk tujuh orang

Sahabat Al Hilal, berqurban satu ekor sapi dapat dilakukan oleh tujuh orang. Hal tersebut pun telah disepakati oleh sebagian besar ulama dan berdasar pada hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas.

  1. Waktu penyembelihan qurban

Waktu penyembelihan hewan Qurban hanya boleh dilaksanakan setelah shalat Idul Adha dan tiga hari tasyriq yaitu pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Selain itu, terdapat tiga bagian dari daging qurban yang dapat kita berikan kepada orang-orang berikut, yakni kaum kafir dan miskin, sebagai hadiah, dan untuk diri sendiri.

Tentu porsi pembagian untuk Fakir dan Miskin harus lebih besar dari pada bagian hadiah dan diri sendiri.

Seperti yang dilaksanakan oleh LAZISWAF Al Hilal disetiap tahunnya, InsyaAllah di tahun ini dalam “Qurban Peduli” pembagian daging qurban akan disalurkan dengan tepat sasaran karena dibagikan untuk Anak Yatim dan Dhuafa hingga Pelosok Desa.

Pengertian Shohibul Qurban dan Ketentuan Bagi Mereka Yang Berqurban

Sebelum melaksanakan Qurban, tentu sebagai Shohibul Qurban kita perlu memperhatikan beberapa ketentuan. Apa saja Itu?

Shohibul Qurban adalah sebutan bagi orang yang melaksanakan Ibadah Qurban, yakni menyembelih hewan sesuai dengan yang disyariatkan oleh Allah SWT pada hari Idul Adha dan Hari Tasyrik kelak.

Sahabat Al Hilal, pada hari raya Qurban, waktu penyembelihan hewan Qurban pun dilakukan setelah pelaksanaan Shalat Idul Adha. Sementara, pada hari tasyriq, penyembelihan hewan Qurban dilaksanakan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Jadi, waktu penyembelihan hewan Qurban adalah dimulai sejak setelah Shalat Idul Adha hingga terbenamnya matahari pada tanggal 13 Dzulhijjah.

Seperti yang kita ketahui, hari raya idul Adha tahun 2021 InsyaAllah akan dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2021. Dengan demikian, hari tasyriq akan jatuh pada tangga 20-22 Juli 2021. lantas, apa saja hukum Qurban dan ketentuan bagi Shohibul Qurban?

Dilansir dari laman tirto.id, Hukum melaksanakan kurban adalah sunah muakkad atau sunah yang sangat dianjurkan bagi tiap orang Islam, baligh, berakal dan mampu.

Adapun yang dimaksud mampu ialah memiliki kelebihan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun yang wajib dinafkahinya saat hari Idul Adha dan hari Tasyriq. Namun, hukum kurban bisa menjadi wajib jika menjadi nadzar.

Tahukah sahabat Al Hilal, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Aisyah ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah berkata:

“Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan [kurban]. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya,” 

(HR. Tirmidzi)

Terdapat beberapa ketentuam uang perlu diperhatikan oleh shohibul qurban, di samping memilih hewan yang layak dikurban sesuai syarat dalam Islam. Apa Itu?

  1. Membaca Niat
  2. Jika shohibul qurban laki-laki maka sunah bagi dia untuk menyembelih hewan kurbannya sendiri. Sedangkan shohibul qurban perempuan sunah untuk mewakilkan proses penyembelihan hewan kurban
  3. Disunnahkan untuk memakan daging hewan yang diqurbankan walaupun satu atau dua suap, demi mencari berkah dari hewan yang diqurbankan
  4. Orang yang berqurban wajib membagikan daging qurban, terutama kepada fakir miskin
  5. Orang yang berqurban disunnahkan hanya mengambil maksimal satu pertiga dari hewan qurbannya.

Sahabat Al hilal, tentu beberapa pihak yang berhak menerima daging qurban ialah orang-orang fakir miskin. Meskipun begitu, daging kurban boleh dibagikan kepada mereka yang mampu.

Sebagian ulama berpendapat daging kurban boleh dibagi menjadi menjadi 3 bagian, yakni sepertiga untuk orang miskin, sepertiga untuk orang kaya/mampu, dan sepertiga bagi orang yang berkurban.

×