Pesantren Al Hilal – Ki Hajar Dewantara, pelopor Pendidikan di Indonesia melalui Taman Siswa yang Ia dirikan. Kihajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat mendirikan Taman Siswa untuk para Pribumi yang tidak bisa memperoleh ha katas Pendidikannya.
Bapak Pendidikan Nasional ini dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul, tidak memandang kasta, serta dekat dengan tokoh Nasional Indonesia, termasuk Bapak Proklamator, Ir. Soekarno.
Ki Hajar Dewantara yang lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dibesarkan di lingkungan keluarga Kraton Yogyakarta. Dikutip dari National Geographic, dikisahkan bahwa Ki Hajar Dewantara pernah menolak jimat pemberian dari eyangnya.
Suatu ketika eyang Ki Hajar pernah memberinya sebuah jimat. Jimat itu memang diterima tapi ia sama sekali tidak percaya dengan khasiat jimat itu. Secara tidak langsung, ia menolak (keampuhan) jimat si eyang.
Apa yang membuat Ki Hajar Dewantara menolak jimat yang diberikan oleh sang Eyang untuknya? Sahabat Al Hilal, sungguh, dikisahkan bahwa Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu tokoh Nasional yang begitu pasrah dengan takdir.
Ia menghadapi penyakit yang menyerangnya di hari tua dengan tabah. Kepada anak-anaknya yang berada di luar kota ia sempat berpesan:
“Sejak sekarang kamu harus siap lahir-batin. Sewaktu-waktu, denyut nadiku akan berhenti untuk seterusnya. Oleh sebab itu, biasakanlah untuk mendengar acara Berita keluarga dari RRI Yogyakarta setiap jam delapan malam. Aku sudah bermufakat dengan ibumu bahwa berita kematianku nanti akan diberitakan lewat radio saja.”
Qodarullah, Ki Hajar Dewantara Pasca Kemerdekaan Republikk Indonesia pernah diamahkan sebuah jabatan oleh Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno untuk menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama.
Alhamdulillah, Melalui jabatannya ini, Ki Hajar Dewantara semakin leluasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1957, Ki Hajar Dewantara mendapatkan gelar Doktor Honori Klausa dari Universitas Gajah Mada.
Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, tepatnya pada tanggal 28 April 1959 Ki Hajar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.
Kini, namaua bukan hanya diabadikan sebagai seorang tokoh dan Pahlawan Pendidikan, tanggal 2 Mei pun telah dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasional dan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional. Dan Ajaran beliau yakni “Tut Wuri Handayani” akan selalu menjadi dasar pendidikan di Indonesia.