Contacts

92 Bowery St., NY 10013

thepascal@mail.com

+1 800 123 456 789

Kategori: Blog

Jangan Lewatkan 10 Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah yang Sayang Untuk Dilewatkan!

Hari ini sudah memasuki Bulan Dzulhijjah. Tentu, ada beberapa waktu yang utama dalam menjalankan Ibadah di 10 hari awal Bulan Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah adalah salah satu Bulan yang memeiliki berbagai kautamaan. Di Bulan ini pula, Umat Islam akan menjalankan perintah-Nya yaitu menjalankan Ibadah Quran. Hal tersebut pun telah Allah SWT sampaikan dalam firman-Nya dalam Surat Al Hajj ayat 34. Dalam Surat tersebut, Allah SWT berfirman:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ

“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” (QS. Al Hajj: 34).

Sahabat Al Hilal, dalam 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah pun, Allah SWT telah memberikan keistimewaan padanya. Hari-hari istimewa itu disebut dengan Al Ayyam Al Maklumat (hari-hari yang telah diketahui). Bahkan, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh HR. Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad).

Adapun salah satu Amalan yang InsyaAllah dapat dikerjakan oleh seluruh Umat Muslim diseluruh dunia adalah melaksanakan Ibadah Puasa. Tahukah sahabat Al Hilal, Rasulullah SAW selalu menjalankan ibadah sunnah ini? Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:

“Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari setiap bulan, dan sholat 2 rakaat sebelum sholat fajar (subuh)” (HR. Ahmad)

Lantas, selain melaksanakan Ibadah Puasa, amalan apa saja yang dapat kita laksanakan sebagai Umat Muslim untuk menyambut 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah?

  1. Perbanyak Puasa di 9 Hari Awal
  2. Tidak memotong RAMBUT dan KUKU bagi yang berqurban
  3. Memperbanyak doa, takbir, dan, dzikir
  4. Banyak beramal Shaleh
  5. Bertaubat
  6. Shalat Ied dan mendengarkan Khutbah
  7. Berqurban yang terbaik bagi yang mampu
  8. Haji dan Umroh bagi yang mampu

Eittts tapi inget sahabat Al Hilal, jangan hanya di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah saja ya kita melaksanakan amalan-amalan Shalehnya, agar Amalan Shaleh kita terus bertambah, tetap teruskan amalan-amalan Shalehnya ya.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Pengetahuan Dasar Tentang Qurban Yang Harus Diketahui Oleh Umat Muslim

Bulan Dzulhijjah sudah di depan mata, sudahkah sahabat Al Hilal bersiap untuk melaksanakan Ibadah Qurban? Selain sahabat Al Hilal perlu mengetahui beberapa hal yang dianjurkan ketika melaksanakan Ibadah Qurban, sahabat Al Hilal pun tentu harus mengetahui berbagai dasar tentang Ibadah Qurban dalam Islam. Lantas apa saja pengetahuan dasar mengetahui Qurban yang harus kita ketahu?

Dilansir dari laman Islampos, inilah beberpa pengetahuan dasar tentang Ibadah Qurban dalam Islam:

  1. Dalil Melaksanakan Ibadah Qurban

Dalil terkait pelaksanaan Ibadah Qurban salah satunya terdapat dalam QS. Al Kautsar ayat ke-2 yang artinya:

“Maka shalatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah hewan.”

Sahabat Al Hilal, banyak ulama yang mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan setelah melaksanakan Ibadah Shalat Dhuha.

  • Lantas, bagaimana hukum melaksanakan Ibadah Qurban dalam Islam?

Tahukah sahabat Al Hilal, terdapat dua hukum Qurban yang berbeda dari para Ulama. Pendapat pertama mengatakan bahwa melaksanakan Ibadah Qurban itu wajib bagi orang yang mampu untuk melaksanakannya. Sesuai hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah:

“Barangsiapa yang berkelapangan (harta) namun tidak mau berqurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami.” (HR Ibnu Majah).

 Sementara, pendapat kedua menyatakan bahwa hukum Qurban itu adalah Sunnah Muakad yang artinta sangat dianjurkan. Sesuai dengan sandaran dari hadist yang diriwayatkan oleh HR. Abdur Rozzaq:

“Sesungguhnya aku sedang tidak berqurban. Padahal, aku adalah orang yang berkelapangan. Itu kulakukan karena aku khawatir kalau tetanggaku mengira qurban itu adalah wajib bagiku.” (HR Abdur Razzaq).

  • Pahala bagi orang yang melaksanakan Ibadah Qurban

Masyarakat telah terbiasa dengan ketentuan, qurban kambing untuk 1orang, qurban sapi untuk 7 orang, dan qurban unta untuk 10 orang. Padahal, itu bukan tentang pembatasan pahala qurban. Tetapi, tahukah Sahabat Al Hilal, pahala dari seekor kambing pun mencangkup dengan Qurban satu keluarga dan pahalanya pun mencangkup seluruh anggota keluarga meskipun jumlahnya banyak. MasyaAllah.

Jadi, sudah siapkah untuk Melaksanakan Ibadah Qurban, sahabat Al Hilal? InsyaAllah, pengorbanan bagi orang yang melaksanakan Ibadah Qurban tidak akan sia-sia. Allah SWT akan mengutus dua malaikat di setiap paginya. Dalam sebuah hadist yang di riwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

Malaikat pertama berdoa:

“Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfaq.”

Malaikat kedua berdoa:

“Ya Allah berikanlah kehancuran bagi orang yang menahan hartanya (pelit).” (HR Bukhari)

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Sebentar Lagi! Inilah Amalan di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

MasyaAllah, bulan terakhir dalam kalender Islam semakin mendekat sahabat Al Hilal! Bulan Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam tahun Islam dan bertepatan saat Idul Adha, pelaksanaan Ibadah Qurban dan Haji berlangsung.

Tahukah sahabat Al Hilal bahwa 10 hari pertama dalam bulan Dzulhijjah lebih baik daripada semua hari lainnya dalam setahun?

Hal tersebut pun telah dijelaskan dalam firman Allah SWT di dalam QS Al Baqarah ayat 203 dan telah dipercayai oleh banyak ulama bahwa ayat ini secara khusus berhubungan dengan 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah, yang artinya:

“Dan berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya”

Lantas, amalan apa saja yang dapat kita laksanakan untuk kmenyambut 10 Hari pertama di bulan Dzulhijjah?

Dilansir dari laman Republika inilah beberapa Ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam:

  1. Shalat

Sahabat Al Hilal, Shalat dianggap sebagai salah satu Ibadah yang besar dalam Islam. Betapa tidak, kita sebagai umat Muslim sangat diwajibkan untuk melaksanakan Ibadah tersebut.

“Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk” (QS Al Baqarah ayat 43).

  • Puasa Sembilan hari pertama

Tahukah sahabat Al Hilal, bahwa Rasulullah SAW senantiasa melaksanakan Ibadah puasa Sembilan hari pertama di bulan Dzulhijjah?

Maka dari itu, kita sebagai umat Muslim dianjurkan untuk mengikutinya. Tetapi jangan lupa, Umat ​​Islam tidak boleh berpuasa pada hari ke-10, yaitu hari ketika perayaan Idul Adha dimulai.

  • Puasa Arafah

Puasa Arafah yang dilaksanakan pada hari ke-9 Dzulhijjah merupakan salah satu anjuran untuk umat Muslim laksanakan.

Betapa tidak, jika seseorang tidak mampu untuk berpuasa selama sembilan hari, ia dapat berpuasa setidaknya pada hari ke-9 Dzulhijjah. Bahkan, diriwayatkan dalam HR. Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas” (HR. Muslim).

  • Berbuat baik

Sahabat Al Hilal, tentu sebagai umat Muslim, maka kita dianjurkan untuk senantiasa melaksanakan Ibadah dan kebaikan. Seperti mengingat Allah SWT, membaca Al Quran, berdoa, bersedekah, dan melaksanakan perbuatan baik yang lainnya.

  • Dianjurkan untuk tidak memotong apapun hingga Ibadah Qurban terlaksana

Bulan Dzulhijjah, bulan dimana Ibadah Qurban itu dilaksanakan. Allah SWT mewajibkan kepada setiap Muslim yang mampu untuk melaksanakan Qurban untuk mengorbankan seekor hewan Qurban dan membagikan daging sembelihnya kepada fakir miskin, anak yatim, dan keluarga Dhuafa yang membutuhkan.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa saja yang memiliki hewan untuk dijadikan hewan kurban, maka ketika sudah tiba bulan Dzulhijjah tidak boleh memotong apa pun dari rambut dan kukunya sampai (selesai) menyembelih” (HR. Muslim).

Apakah sahabat Al Hilal siap untuk melaksanakan Berbagai Amalan Tersebut?

Merasa Haus Pujian? Atau Merasa Kurang Good Looking? Inilah Bahaya Pujian Dan Solusi Dari Rasullullah!

Laziswaf Al Hilal – Siapa yang suka merasa kurang good looking atau merasa diri kita selalu kurang, jangan sampai kita merendahkan diri kepada orang lain dengan harap ingin di puji, ternyata tidak selamanya pujian itu menguntungkan, bahkan ulama yang mempunyai ilmu agama yang luar biasa tidak senang dengan pujian.

Di lansir dalam kutipan dariwww.republika.co.id dalam kitab Al-Arba’in fi Ushul ad-Dien, Imam Ghazali menyampaikan bahwa sekali waktu seseorang memuji sahabatnya di depan Rasulullah Muhammad SAW, saat itu beliau berkata “Celaka kamu, kamu telah memotong leher sahabatmu” mengapa demikian bisa seperti itu? Hal itu merupakan penyakit hati yang merupakan akhlak tercela baik orang yang memuji maupun yang dipuji. Manusia yang bangga atau suka di puji mudah sekali terkena penyakit hati: cenderung memiliki sifat sombong, congkak, riya dan senang membanggakan diri sendiri.

Penyakit hati ini sangatlah berbahaya karena sudah pasti akan di kutuk oleh Allah karena dianggap sifat-sifat setan yang bersifat dungu, sudah sombong, riyam dan membanggakan diri, mau pula membiarkan lehernya di potong orang lain, hal ini biasa terjadi di kalangan penguasa yang mempunyai kedudukan kekayaan, manusia yang tidak bersyukur dengan apa yang telah di berikan oleh Allah SWT.

Begitu buruk sampai-sampai dalam kitab kitab Al-Arba’in fi Ushul ad-Dien Ghazali mengutip peringatan Rasulullah:

”Jika seseorang berjalan kepada orang lain membawa sebilah pisau tajam, maka itu lebih baik daripada dia memuji seseorang di depan hidung orang tersebut.” Dalam ungkapan sehari-hari, sabda Nabi itu bisa diterjemahkan, ”Lebih baik kau ancam aku dengan pisau daripada kau bunuh aku dengan pujianmu.”

Ghazali menyebut orang yang suka memuji, memiliki sifat ”munafik”; tampak manis di lapisan luarnya, tapi mematikan di bagian dalamnya. Terhadap orang seperti itu, Ghazali mengutip pernyataan keras Rasulullah, ”Taburkanlah tanah ke wajah para pemuji.” Cara lain, berdoa kepada Allah seperti dilakukan Sayidina Ali RA ketika dipuji seseorang:

”Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang dia tidak ketahui dan jangan Engkau siksa aku atas apa yang mereka katakan, serta jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka kira.”

Pujian sesungguhnya adalah ungkapan yang agung dan tidak bisa dicoreng dengan kata-kata yang buruk yang hanya layak di tujukan kepada Dzat yang Maha Agung, semua pujian terbaik semata mata hanya di tujukan kepada Allah SWT sebagaimana Allah SWT menciptakan seluruh bumi berserta isi isinya, jadi jangan sampai kita termasuk golongan yang haus pujian ya.

Informasi & Call Center
Website: www.alhilal.or.id
Telpon: 022-2005079
WhtasApp : 081 2222 02751

Bukan Sekedar Penyembelihan, Inilah Hikmah Dalam Berqurban

Sahabat Al Hilal, seperti yang kita ketahui, melaksanakan Ibadah Qurban merupakan salah satu Ibadah yang wajib bagi setiap Muslim yang mampu untuk melaksanakannya. InsyaAllah dengan melaksanakan Ibadah Qurban pun, Allah SWT akan lebih dekat kepada kita sebagai hamba-Nya. Serta melaksanakan Ibadah Qurban pun adalah salah satu bentuk ketaatan kita terhadap perintah-Nya.

Dalam pelaksanaannya, Ibadah Qurban memiliki hikmah tersendiri yang dapat kita petik sebagai seorang muslim. Berikut ini adalah beberapa hikmah dalam berqurban, yang dilansir dari laman muslim.or.id

  1. Mengenang Ketaatan Nabi Ibrahim

Dengan melaksanakan ibadah kurban ini, kita bisa mengenang sekaligus mengingat bagaimana luar biasanya ketaatan yang dimiliki Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terhadap perintah Allah SWT. Kisahnya pun telah dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surat As-Saffat ayat 102 sampai ayat 107.

  • Meraih Ketakwaan

Apa yang ingin kita raih dalam ibadah kurban ini bukanlah persembahan daging dan darahnya, melainkan untuk mendapatkan ketakwaan. Allah SWT berfirman, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Q.S. Al-Hajj: 37).

  • Sebagai Syiar Islam

Selain itu, ibadah kurban juga menjadi syiar agama Islam yang bisa kita lakukan. Allah SWT telah menerangkan ini dalam salah satu ayatnya dalam QS. Al Hajj ayat 36.

  • Membahagiakan Kaum Duafa

Seperti yang kita ketahui, ketika kita melaksanakan Ibadah Qurban, itu artinya kita telah berbagi sekaligus membahagiakan saudara kita, seperti Anak Yatim dan Dhuafa. Sungguh, dalam Ibadah Qurban pun dapat menjadi momen bagi mereka. Hal tersebut pun telah diriwayatkan oleh Rasulullah SAW dalam HR. Muslim, dalam hadist tersebut Rasulullah SAW bersabda:

“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah.” (HR. Muslim).

Informasi & Call Center

� Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

� WA: 081 2222 02751

Sudah Tahu Hukum dan Ketentuan Melaksanakan Qurban Sapi?

Qurban yang dilaksanakan setiap tanggal 13 Dzulhijjah ini merupakan salah satu ibadah yang senantiasa dilaksanakan oleh umat Islam.

Pelaksanaan ibadah Qurban pun InsyaAllah akan menjadi utuh ketika kita sebagai umat Islam menyembelih hewat tersebut dengan membagikannya kepada yang berhak menerima. Seperti Anak Yatim dan keluarga Dhuafa yang belum dapat menikmati hidangan hewan Qurban.

Sudah Tahu Hukum dan Ketentuan Melaksanakan Qurban Sapi?

Seperti yang kita ketahui, selain kambing, domba, dan unta, melaksanakan Ibadah Qurban dengan hewan berupa sapi pun tentu dapat kita laksanakan, karena sapi pun termasuk dengan golongan hewan ternak. Lantas, bagaimana dengan hukum dan ketentuan yang berlaku untuk melaksanakan Ibadah Qurban berupa sapi?

Hukum dan Ketentuan Qurban Sapi

Sahabat Al Hilal, seperti yang kita ketahui, hukum Ibadah Qurban adalah sunnah muakkad, yakni sunnah yang memiliki dasar yang kuat dari Allah SWT. Dalilnya pun sudah jelas, sehingga tidak ada alasan bagi umat Muslim untuk mengabaikannya.

Bahkan, ketika kita tergolong ke dalam seseorang yang mampu, maka Ibadah Qurban pun wajib untuk dilaksanakan.

Sudah Tahu Hukum dan Ketentuan Melaksanakan Qurban Sapi?

Ada beberapa ketentuan yang perlu kita patuhi sebelum menyembelih sapi sebagai hewan Qurban. Dilansir dari laman detik.com inilah beberapa hal yang perlu kita patuhi sebelym menyembelih sapi sebagai hewan Qurban, diantaranya yaitu:

  1. Usia

Sapi yang disembelih sebaiknya sydah berusia minimal 2 tahun. Pada usia tersebut, sapi dianggap sudah dewasa (musinnah) dan cukup umur.

  1. Kondisi hewab qurban

Seperti yang kita ketahui, kondisi hewan Qurban yang hendakk disembelih semakin baik jika tidak memiliki cacat fisik dan dalam kondisi sehat.

  1. Satu ekor sapi untuk tujuh orang

Sahabat Al Hilal, berqurban satu ekor sapi dapat dilakukan oleh tujuh orang. Hal tersebut pun telah disepakati oleh sebagian besar ulama dan berdasar pada hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas.

  1. Waktu penyembelihan qurban

Waktu penyembelihan hewan Qurban hanya boleh dilaksanakan setelah shalat Idul Adha dan tiga hari tasyriq yaitu pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Selain itu, terdapat tiga bagian dari daging qurban yang dapat kita berikan kepada orang-orang berikut, yakni kaum kafir dan miskin, sebagai hadiah, dan untuk diri sendiri.

Tentu porsi pembagian untuk Fakir dan Miskin harus lebih besar dari pada bagian hadiah dan diri sendiri.

Seperti yang dilaksanakan oleh LAZISWAF Al Hilal disetiap tahunnya, InsyaAllah di tahun ini dalam “Qurban Peduli” pembagian daging qurban akan disalurkan dengan tepat sasaran karena dibagikan untuk Anak Yatim dan Dhuafa hingga Pelosok Desa.

Pengertian Shohibul Qurban dan Ketentuan Bagi Mereka Yang Berqurban

Sebelum melaksanakan Qurban, tentu sebagai Shohibul Qurban kita perlu memperhatikan beberapa ketentuan. Apa saja Itu?

Shohibul Qurban adalah sebutan bagi orang yang melaksanakan Ibadah Qurban, yakni menyembelih hewan sesuai dengan yang disyariatkan oleh Allah SWT pada hari Idul Adha dan Hari Tasyrik kelak.

Sahabat Al Hilal, pada hari raya Qurban, waktu penyembelihan hewan Qurban pun dilakukan setelah pelaksanaan Shalat Idul Adha. Sementara, pada hari tasyriq, penyembelihan hewan Qurban dilaksanakan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Jadi, waktu penyembelihan hewan Qurban adalah dimulai sejak setelah Shalat Idul Adha hingga terbenamnya matahari pada tanggal 13 Dzulhijjah.

Seperti yang kita ketahui, hari raya idul Adha tahun 2021 InsyaAllah akan dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2021. Dengan demikian, hari tasyriq akan jatuh pada tangga 20-22 Juli 2021. lantas, apa saja hukum Qurban dan ketentuan bagi Shohibul Qurban?

Dilansir dari laman tirto.id, Hukum melaksanakan kurban adalah sunah muakkad atau sunah yang sangat dianjurkan bagi tiap orang Islam, baligh, berakal dan mampu.

Adapun yang dimaksud mampu ialah memiliki kelebihan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun yang wajib dinafkahinya saat hari Idul Adha dan hari Tasyriq. Namun, hukum kurban bisa menjadi wajib jika menjadi nadzar.

Tahukah sahabat Al Hilal, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Aisyah ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah berkata:

“Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan [kurban]. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya,” 

(HR. Tirmidzi)

Terdapat beberapa ketentuam uang perlu diperhatikan oleh shohibul qurban, di samping memilih hewan yang layak dikurban sesuai syarat dalam Islam. Apa Itu?

  1. Membaca Niat
  2. Jika shohibul qurban laki-laki maka sunah bagi dia untuk menyembelih hewan kurbannya sendiri. Sedangkan shohibul qurban perempuan sunah untuk mewakilkan proses penyembelihan hewan kurban
  3. Disunnahkan untuk memakan daging hewan yang diqurbankan walaupun satu atau dua suap, demi mencari berkah dari hewan yang diqurbankan
  4. Orang yang berqurban wajib membagikan daging qurban, terutama kepada fakir miskin
  5. Orang yang berqurban disunnahkan hanya mengambil maksimal satu pertiga dari hewan qurbannya.

Sahabat Al hilal, tentu beberapa pihak yang berhak menerima daging qurban ialah orang-orang fakir miskin. Meskipun begitu, daging kurban boleh dibagikan kepada mereka yang mampu.

Sebagian ulama berpendapat daging kurban boleh dibagi menjadi menjadi 3 bagian, yakni sepertiga untuk orang miskin, sepertiga untuk orang kaya/mampu, dan sepertiga bagi orang yang berkurban.

Sedekah, Salah Satu Bukti Keimanan

Sahabat Al Hilal, salah satu cara untuk kita mengetahui kadar keimanan kita adalah dengan melihat apakah kita senantiasa bersedekah atau tidak. Seperti yang kita ketahui, bersedekah yang kita keluarkan pun tidak harus banyak dan tidak harus dengan uang, sehingga bersedekah pun tidak harus menunggu kita kaya bukan? Sahabat Al Hilal, sungguh, bersedekah dengan uang sekecil apapun, itu sudah cukup. Bahkan bersedekah beras kepada orang yang sangat membutuhkan pun sudah cukup bagi mereka yang membutuhkan.

Lantas, apakah keimanan kita terhadap hari akhir telah baik? Sudahkah kita bersedekah untuk membuktika keimanan kita kepada Allah SWT? Sahabat Al Hilal, sungguh, di hari kiamat kelak, kita tidak akan membawa apa-apa kecuali pahala dan keimanan yang telah kita tabung di dunia. Karena di hari pembalasan kelak, kita akan mendapatkan balasan dari Allah SWT, meskipun saat di dunia kita tidak memiliki uang sepeser pun.

Hal tersebut pun telah diriwayatkan dalam HR. Muslim, dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW bersabda:

وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Qur’an bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu.” (HR. Muslim).

Lantas, apa yang membuat sedekah adalah bukti keimanan kita kepada Allah SWT? Sahabat Al Hilal, tentu sebagai manusia yang sangat cinta terhadap dunia, terlebih kepada harta yang kita miliki, tentu manusia memiliki sifat dasar yang tidak ingin berpisah terhadap harta yang telah dimiliki berkat kerja keras dan jerih payah kita bukan? Sungguh, hanya keimanan yang kuat lah yang akan dapat melawan rasa cinta terhadap dunia ini. Karena sungguh, begitu besarnya cinta manusia terhadap hartanya.

Bahkan diriwayatkan dalam HR. Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ

“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujian), dan fitnah umatku adalah harta.” (HR. Bukhari).

Sedekah adalah bukti keimanan, sedangkan sifat pelit dan kikir adalah sebaliknya. Oleh karena itu, dua hal tersebut tidak akan menyatu dalam keimanan seorang mukmin. Naudzubillahimindzalik.

Dengan sedekah, Allah akan menambahkan hartanya, Allah turunkan keberkahan dan Allah akan gantikan hartanya dengan kebaikan yang besar.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Punya Keinginan Termasuk Berqurban? Yuk Lakukan Shalat Hajat!

Melaksanakan Shalat Hajat adalah salat satu Shalat Sunnah yang dapat kita lakukan ketika memiliki keinginan atau hajat, termasuk keinginan untuk melaksanakan Ibadah Qurban yang akan InsyaAllah dilaksanakan pada 19 Juli 2021/10 Dzulhijjah 1442 H. Selain keinginan untuk melaksanakan Qurban, Shalat Hajat pun dapat menjadi Ikhtiar kita agar keinginnan kita seperti rezeki, jodoh, atau perlindungan dari perkara-perkara muudarat dikabulkan oleh Allah SWT.

Sahabat Al Hilal, sungguh meminta sesuatu kepada Allah SWT bukanlah sesuatu yang dilaran. Apalagi meminta kepada Allah SWT untuk melaksanakan Ibadah Qurban yang sejatinya adalah salah satu syariat umat Muslim. Lantas, seperti apa tata cara shalat Hajat yang benar? Apakah amalan yang telah kita lakukan untuk melaksanakan Shalat Hajat sudah benar? Dilansir dari laman Islampos, Inilah beberapa amalan yang perlu dibaca agar keinginan kita dikabulkan oleh Allah SWT:

“Siapa yang berwudu dan sempurna wudunya, kemudian shalat dua rakaat (shalat hajat) dan sempurna rakaatnya, maka Allah berikan apa yang dia pinta cepat atau lambat.” (HR.Ahmad)

Jika kita melihat hadist tersebut, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk melaksanakan Wudhu dan melaksanakan Shalat dua rakaat, terlebih untuk menyempurnakan shalat dan rakaatnya. Shalat Hajat pun memiliki keutamaan ketika kita menjalankannya, Keutamaan Shalat Hakar adalah keinginan yang kita impikan InsyaAllah akan dikabulkan oleh Allah SWT dengan jalan terbaik menurut-Nya.

Selain itu, melaksanakan Shalat Jahat pun InsyaAllah akan mendatangkan berbagai kebaikan lain, diantaranya:

  1. Mendapatkan pahala dari Allah SWT
  2. Mendekatkan diri kepada Allah SWT
  3. Mendapatkan perasaan yang tenang
  4. Rasa tawakal yang lebih kuat

Sahabat Al Hilal, Shalat hajat hendaknya dilakukan sebanyak 2 hingga 12 rakaat. Setiap 2 rakaat harus disertai dengan salam. Pengerjaannya bisa dilakukan kapan saja, kecuali di waktu-waktu yang dilarang melakukan ibadah shalat. Waktu yang dimaksud adalah:

  1. Selepas shalat subuh hingga matahari terbit
  2. Selepas waktu ashar hingga matahari terbenam

Memang, melaksanakan Shalat Hajat bisa dilaksanakan kapan saja, naum ada waktu yang terbaik untuk menjalankannya, seperti saat sepertiga malam atau sebelum Shalat Tahajud.

Tata cara untuk melaksanakan Shalat Hajat pun tidak berbeda dari shalat-shalat yang lainnya, hanya perbedaannya terletak pada niat yang dibacakan.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Jangan Asal Sebut Taaruf, Inilah Definisi Taaruf Sebenarnya Dalam Islam

Laziswaf Al Hilal – Taaruf kini semakin banyak diminati oleh kalangan artis, selebgram dan anak-anak generasi milenial yang menjadikan ini salah satu cara yang baik untuk ke jenjang lebih serius lagi.

Namun sayangnya banyak yang tidak mengerti bagaimana cara taaruf yang sebenar benarnya sesuai dengan kategori islam dan juga banyak yang menyalahgunakan taaruf.

Dalam Islam sendiri taaruf sendiri adalah hubungan antara perempuan yang laki-laki yang tidak mempunyai ikatan tertentu contohnya seperti keluarga atau suami istri yang halal, dan memiliki sebuah batasan serta etika dalam pergaulan.

Etika yang di maksud yaitu di larang berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram, di larang memandang serta menyentuh karena dapat menimbulkan hal-hal yang haram menurut Islam.

Jadi jangan Asal menyebut taaruf jika kita memang tidak mengerti apa dasarnya taaruf itu. Dan bagaimana cara melakukan taaruf sesuai dengan syariat islam, berikut langkah dan penjelasannya:

  • Mendatangi Kedua Orang Tuanya

Proses ini mengapa taaruf sangat berbeda dengan pacaran, dalam islam jika seorang pria tertarik pada seorang wanita, maka sangat di anjurkan langsung menemui kedua orang tuanya dengan menyampaikan niat baiknya.

Setelah di terima kita tidak boleh langsung kontak langsung seperti chatting atau telfonan, hal ini di lakukan agar bisa menjaga dan tidak menimbulkan hal yang tidak di inginkan.

  • Menjalin Komunikasi Dengan Baik

Menjalani taaruf cukup dengan saling mengingatkan contohnya menanyakan perihal dirinya, misal apa yang tidak di sukai atau di sukainya, namun tidak berdua ada bagian pelantarannya yang menyampaikan.

Namun lebih baiknya hal itu bisa di tanyakan langsung bersama keluarga dan teman dekatnya, semua itu merupakan proses dalam menjalani taaruf yang benar.

  • Tidak berduaan (Tidak Ber-Khalwat)

Setelah mendapat izin atau restu dai orang tua wanita, bukan menjadi alasan bisa bertemu dan mengajaknya jalan-jalan, dalam setiap pertemuan harus di dampingi oleh pihak ketiga, dan kedua belah pihak harus saling menjaga dan menghargai sebagai manusia.

Di usahakan ketika bertemu memang ada bahasan yang penting, seperti syarat-syarat yang harus di persiapkan. Dalam setiap pertemuan kedua belah pihak wajib menjaga pandangannya, sehingga dapat menghindari hal yang tidak di inginkan saat petemuan.

  • Shalat Istikharoh Dengan Sebaik-Baiknya

Setelah mendapatkan informasi data dan foto, lakukanlah shalat Istikharoh dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawaban yang terbaik, dalam Shalat Istikharoh sendiri adalah luruskan niat, dan renungkan bahwa kita menikah karena Allah dan membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah dan wa rahmah.

  • Menentukan Waktu Khitbah (Lamaran)

Dalam islam sendiri taaruf tidak boleh terlalu lama di lakukan seperti pacaran yang bertahun-tahun, jika taaruf di lakukan dalam waktu yang sangat lama akan merugikan salah satu pihak, jika memilih taaruf itu tandanya memang sudah matang menikah, jarak antara taaruf dengan khitbah itu sekitar 1-3 Minggu saja, terlalu singkat namun memang itulah aturan dalam islam yang baik dan benar.

  • Melakukan Akad Dan Menikah

Jika semua persiapan di jalankan dengan baik, tiba saatnya untuk menjalankan salah satu ibadah yaitu menikah, tidak perlu berlebihan karena memang dasarnya dalam islam pernikahan mewah bukanlah hal wajib yang harus di lakukan, hanya semampunya saja sesuai dengan kapasitas.

Dan itulah langkah-langkah taaruf dalam islam, pastinya jangan sampai salah langkah, atau menyalahgunakan taaruf ya sahabat Al Hilal.

×