Contacts

92 Bowery St., NY 10013

thepascal@mail.com

+1 800 123 456 789

Jangan Berhenti Untuk Menjadi Baik

Islam merupakan agama yang memiliki kebaikan untuk semua hal yang ada di muka bumi yang kita pijaki. Islam merupakan agama yang rahmatan lil’alamin. Sahabat Al-Hilal, Islam sudah mengatur semua yang berkaitan dengan kehidupan ini, di dalamnya pun Islam sudah mengatur bagaimana hak-hak manusia di muka bumi, bagaimana dalam bersosialisai, sampai bagaimana sebaiknya kita melakukan berbagai hal dari bangun tidur hingga kembali tertidur.

Maka dari itu, sahabat Al-Hilal kita sebagai umat muslim harus bisa menjadi manusia yang tidak pernah bosan untuk menjadi baik dan menyebarkan kebaikan. Karena sejatinya, Islam telah memberikan kita pedoman di jalan yang lurus agar kita tetap memegang teguh Islam yang rahmatan lil’alamin ini.

Seorang muslim itu memiliki kontribusi yang besar untuk sesama nya. Apa yang diperbuat oleh diri kita sendiri merupakan hal yang akan mejadi kebaikan pula untuk kita dimasa yang akan datang. Maka dari itu, kebaikana kita sebagai umat muslim senantiasa harus dapat bermanfaat bagi orang lain pula. Sahabat Al-Hilal lebih baik kita menjadi manusia yang tidak pernah berhenti jadi orang lain bukan?

Seperti dalam HR Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-sebaik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan sedangkan keburukannya terjaga” (HR. Tirmidzi).

Sahabat Al-Hilal, dapat kita pahami bahwa seorang muslim yang baik itu tidak akan pernah menyebarkan keburukan, tetapi seorang muslim yang baik selalu menyebarkan kebaikan. Dari kebaikan itulah kita akan terus memperoleh kepercayaan dari orang lain yang mengharapkan terus kebaikan kita.

Rasulullah SAW pun bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.  (HR. Ahmad).

Dari hadist tersebut sudah sangat jelas bahwa kita sebagai manusia harus terus menjadi manusia yang baik.

Sahabat Al-Hilal, bahkan Allah SWT berfirman dalam QS. Az-Zalzalah Ayat 7 yang berbunyi:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ

Yang artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”

Dari ayat tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa sekecil apapun yang terus kita lakukan pasti Allah SWT pun akan membalasnya. Ayat ini pun bersifat umum untuk setiap kebaikan maupun keburukan, karena jika manusia dapat melihat amalan kita walaupun sebesar dzarrah yang merupakan sesuatu yang kecil pasti kita akan terus melakukan kebaikan dan tidak akan pernah berhenti untuk melakukan kebaikan itu.

Sahabat Al-Hilal, seseorang yang terus menerus dan tidak berhenti untuk mebuat baik di dunia, selalu beriman kepada Allah SWT, serta mengerjakan amal sholeh tentunya akan dibalas pula oleh Allah SWT karena pada dasarnya sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan maka tentunya akan menjadi menjadi jaminan kelak untuk kita di akhirat kelak.

Maka dari itu sahabat Al-Hilal, marilah kita selalu berbuat kebaikan dimana pun, kapan pun, serta kepada siapapun karena janji Allah SWT benar dan Allah SWT pun tidak akan pernah menyia-nyiakan semua perbuatan baik yang telah kita lakukan.
Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Ayo Keluarkan Zakat Sebelum Terlambat

LAZ AL HILAL – Zakat merupakan bagian dari hart akita yang wajib dikeluarkan oleh kita sebagai seorang muslim apabila harta yang kita miliki sudah mencapai syarat yang telah ditetapkan.

Tentunya kita sudah mengetahui bahwa zakat merupakan salah satu rukun islam, zakat pun ditunaikan untuk diberikan kepada golongan yang berhak untuk menerimanya.

Sahabat Al Hilal mari kita lebih dalam mengetahui makna tentang zakat. Diambil dari Fikih Sunnah, Sayyid  Sabiq: 5 Zakat berasal dari kata “zaka” yang artinya suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang.

Mengapa dinamakan zakat? Karena di dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkah untuk kita semua, diantaranya yaitu untuk membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan.

Allah SWT berfirman dalam QS. at-Taubah ayat 103, tentang mengeluarkan zakat yang berbunyi:

خُذۡ مِنۡ اَمۡوَالِهِمۡ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيۡهِمۡ بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡ‌ؕ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ

Artinya “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Dalam ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah SWT mewajibkan untuk kita semua yang dirasa mampu serta sudah memenuhi syarat berzakat untuk mengeluarkan Sebagian hartanya.

Dalam ayat tersebut pun disebutkan bahwa zakat yang kita keluarkan berguna bagi kita sebagai sarana untuk membersihkan serta mensucikan diri kita.

Dari berzakat Insya’Allah mereka akan berdo’a untuk kita sehingga memberi ketentraman untuk jiwa kita. Aamiin.

Sahabat Al Hilal, mengeluarkan zakat pun sangat penting. Karena zakat merupakan salah satu diantara lima rukun Islam seperti syahadat, salat, puasa, dan haji bagi yang mampu.

Ketika seorang muslim yang berkecukupan tidak membayar zakat maka kita Allah SWT memberikan konsekuensi kepada kita. Seperti yang tercantum dalam QS. At-Taubah ayat 34

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”

Sungguh Allah SWT tidak akan inkar atas janji nya.

Sahabat Al Hilal, mari kita keluarkan zakat sebelum terlambat! Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa saja yang memiliki emas atau perak tapi tidak mengeluarkan zakatnya melainkan pada hari kiamat nanti akan disepuh untuknya lempengan dari api neraka, lalu dipanaskan dalam api neraka jahannam, lalu disetrika dahi, rusuk dan punggungnya dengan lempengan tersebut. Setiap kali dingin akan disepuh lagi dan disetrikakan kembali kepadanya pada hari yang ukurannya sama dengan lima puluh ribu tahun. Kemudian ia melihat tempat kembalinya apakah ke surga atau neraka.

(Hadist riwayat Muslim No.987).

Semoga kita semua selalu diberi taufiq oleh Allah SWT sehingga kita semakin taat dalam melaksanakan apa yang telah Allah SWT perintahkan, serta menjahi larangannya. Aamiin.

Tentang Sebuah Perjalanan

LAZ Al Hilal, Bandung – Apa yang paling penting dari sebuah perjalanan? Pengalaman mengunjungi tempat-tempat baru? Kesenangan karena bisa melakukan perjalanan dengan teman-teman yang menyenangkan? Atau barangkali kesempatan memiliki kenangan untuk diceritakan. Yah, semua itu bisa didapat dari sebuah perjalanan. Tapi ada yang lebih penting dari itu semua. Hal terpenting dari sebuah perjalanan ialah kamu bisa pulang dengan selamat.

Tak selamanya seseorang melakukan perjalanan bukan? Setiap perjalanan sejatinya adalah sebuah pengingat ketika kita lupa apa arti pulang. Hanya orang-orang yang punya tujuan pulang yang akan mengerti arti dari sebuah perjalanan.

Ialah kehidupan. Bak sebuah perjalanan panjang. Hanya orang yang sadar ketidakabadiannya yang akan menjadikan perjalanannya selama di dunia sebagai upaya untuk dapat pulang dengan selamat. Hanya bagi yang sadar.

Bayangkan begini, kamu sedang berada di suatu jalan. Kamu tahu itu bukan jalan ke rumahmu. Sementara yang kamu jadikan tujuan adalah pulang ke rumah. Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? Tetap melanjutkan perjalanan? Dan membiarkan diri tersesat tak tentu arah? Oke, kamu mungkin akan mendapatkan pengalaman mengunjungi tempat-tempat baru. Tapi, tujuanmu pulang semakin jauh di belakang. Tertinggal dan barangkali akan terlupa. Karena kamu sedang asik menikmati perjalanan. Apalagi kamu menjumpai teman perjalanan yang menyenangkan. Tujuan pulang? Ah, abaikan saja!

Begitulah yang dialami beberapa orang saat ini. Generasi muda terutamanya. Fase pencarian jati diri yang labil dan tak mendapatkan penanganan dan pemuasan atas keingintahuannya dengan benar membuat beberapa generasi muda lupa pada tujuan diciptakannya ke dunia. Massif tersebarnya ide-ide barat membuat kita akhirnya mengabaikan tujuan pulang kita.

“Maka Apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun: 115)

Tentang alam semesta, manusia dan hidup, bagaimanakah kita memandang ketiganya? Apakah kita terlupa jika ketiganya ialah ciptaan Allah Swt? Yang artinya tiap gerak geriknya bergantung kepadaNya? Lalu untuk apakah ia diciptakan? Adakah diciptakan alam semesta hanya untuk dijadikan tempat bersenang-senang semata? Atau adakah manusia diciptakan hanya untuk bersenang-senang belaka? Dan hidup, apakah ia hanya dijadikan masa untuk bersenang-senang saja? Adakah ketiga diciptakan begitu saja tanpa tujuan? Kemana semuanya akan berakhir? Abadikah? Atau semua adalah bagian dari sebuah perjalanan?

Pandangan manusia atas ketiga hal tersebut akan mempengaruhinya dalam menentukan arah tujuan pulangnya. Ke surga atau ke neraka. Jika ia memandang alam semesta, manusia dan hidup sebagai sesuatu yang tak abadi, maka ia akan menemukan apa arti pulang yang sesungguhnya. Alam semesta, manusia dan hidup dianggap sebuah entitas kecil yang senantiasa bergantung padaNya. Dengan demikian keselamatan “pulang” ke kampung akhirat menjadi aspek paling penting dalam perjalanannya.

Jadi, kemana tujuan perjalananmu sesungguhnya? Pulangkah? Atau sekedar mencari pengalaman berkunjung ke tempat baru dengan teman yang menyenangkan serta kenangan manis untuk diceritakan? Tentukan tujuanmu sekarang juga.

Jika saat ini, di perjalanan kamu tersadar, bahwa bukan jalan ini yang akan menghantarkanmu ke “rumah”, maka tak ada salahnya berhenti sejenak. Lalu berbeloklah ke arah jalan yang benar-benar akan membawamu pulang. Atau barangkali berputar baliklah! Tak apa jika sedikit melelahkan. Kamu tetap akan temukan teman yang menyenangkan untuk ke tujuanmu yang sesungguhnya. Namun jangan kaget jika tak seramai perjalananmu untuk sekedar bersenang-senang.

Arti sebuah perjalanan bukanlah hanya tentang hari ini, namun tentang masa depan yang hakiki. Tentang apa yang diperbuat akan dipertanggungjawabkan. Setiap pertanggungjawaban akan mendapat balasan yang setimpal. Allah akan menempatkan alamat “pulang” kita sesuai dengan tujuan kita selama hidup.

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembahku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).

Wallahu ‘alam bish-shawab

Cara Setan Sesatkan Manusia: Timbulkan Rasa Was-was

LAZ Al Hilal, Bandung – Sahabat Al Hilal manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak semata-mata hanya untuk mendiami muka bumi dan merusak apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi untuk menjaga segala amanah Allah di bumi sambil terus beribadah kepada-Nya.

Namun tentunya tidak mudah untuk melakukan yang demikian itu. Sebabnya, setan selalu ada untuk menggoda manusia. Maka, apabila tidak disertai dengan keimanan dan kehati-hatian, manusia akan mudah terperangkap dalam jebakan setan.

Untuk selalu berhati-hati, alangkah baiknya apabila kita mengetahui beberapa cara setan menyesatkan manusia. Di antaranya yaitu menimbulkan rasa was-was.

Seorang yang telah diserang rasa was-was, maka ia akan ragu-ragu dalam setiap aktivitasnya. Akibatnya, rasa tersebut akan merusak tingkat keimanan seseorang kepada Allah SWT dan segala yang berkaitan dengan iman.

Sebagaimana penjelasan dalam Surat an-Naas yang artinya, “Katakanlah, ‘aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia.” Dan empat langkah inilah yang menjadi langkah setan dalam menyesatkan manusia menurut Ibnul Qayyim rahimahullah. Dalam Badaa-i’ Al-Fawaid (2:816), Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Hendaknya menahan diri dari pandangan yang tak bisa terjaga, banyak bicara, banyak makan, dan banyak bergaul. Hal-hal ini merupakan empat pintu setan dalam menguasai manusia dan jalan setan mencapai tujuannya. Enggan menundukkan pandangan akan mengantarkan pada menganggap baik (istihsan), yang dilihat akan menancap dalam hati, pikiran pun akan sibuk membayangkannya, hingga berpikiran agar tercapai tujuan.”

Empat hal ini disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam poin kesepuluh setelah menyebutkan sembilan kaidah bermanfaat untuk melindungi hamba dari setan dan menyelamatkan dari gangguannya. Lihat Badaa-i’ Al-Fawaid, 2:809-816.

  • Banyak memandang

Contohnya adalah memandang lawan jenis. Dalam surah An-Nuur sendiri diperintahkan untuk menundukkan pandangan,

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nuur: 30)

  • Banyak bicara

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berkatalah yang baik, ataukah diam.” (HR. Bukhari, dan Muslim)

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Semoga ibumu kehilanganmu! (Kalimat ini maksudnya adalah untuk memperhatikan ucapan selanjutnya). Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka.’” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

  • Banyak makan

Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda

“Tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup keturunan Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang menjadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah).

  • Banyak bergaul

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad) Adapun bergaul ada beberapa bentuk menurut Ibnul Qayyim dalam Badaai’ Al-Fawaid:

  1. Bergaul seperti orang yang membutuhkan makanan, terus dibutuhkan setiap waktu, contohnya adalah bergaul dengan para ulama.
  2. Bergaul seperti orang yang membutuhkan obat, dibutuhkan ketika sakit saja, contohnya adalah bentuk muamalat, kerja sama, berdiskusi, atau berobat saat sakit.
  3. Bergaul yang malah mendapatkan penyakit, misalnya ada penyakit yang tidak dapat diobati, ada yang kena penyakit bentuk lapar, ada yang kena penyakit panas sehingga tak bisa berbicara.
  4. Bergaul yang malah mendapatkan racun, contohnya adalah bergaul dengan ahli bid’ah dan orang sesat, serta orang yang menyesatkan yang lain dari jalan Allah yang menjadikan sunnah itu bid’ah atau bid’ah itu menjadi sunnah, menjadikan perbuatan baik sebagai kemungkaran dan sebaliknya.

Gebyar Seni dan Peringatan Hari Jadi Al Hilal

Dirgahayu Al Hilal! Alhamdulillah hari ini (21/02/2021) para santri di Pesantren Al Hilal 3 Sarikaso sedang melaksanakan kegiatan acara untuk memperingati hari jadi Al Hilal ke-19 pelaksanaan acara kegiatan ini bertujuan untuk pemperingati milad Al Hilal ke-19. Seperti di Pesantren Al Hilal 1 Cililin, para santri yatim dan penghafal Al Quran di Pesantren Al Hilal 3 Sarikaso pun ikut serta dan hadir untuk memeriahkan milad Al Hilal ke-19 loh sahabat Al Hilal!

Acara yang diselenggarakan dalam rangka tasyakur bi ni’mah ini pun bertujuan memperingati milad Al Hilal ke-19, karena sungguh dalam perjalanannya untuk mencapai angka ke-19 tahun, tentu Al Hilal sudah melewati berbagai macam rintangan dalam perjalanannya. Alhamdulillah atas izin Allah SWT, Al Hilal masih bertahan hingga saat ini dan InsyaAllah seterusnya.

Sahabat Al Hilal, para santri khususnya santri yang ada di Pesantren Al Hilal 1 Cililin dan santri Pesantren Al Hilal 3 Sarikaso melaksanakan berbagai kegiatan gebyar seni, para santri menampilkan beberapa tampilan untuk dipertontonkan oleh seluruh peserta yang hadir dalam acara milad Al Hilal ini. Dan tentu, para santri, pengurus, serta peserta yang ada dalam acara tersebut wajib mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan. Sebelum memasuki tempat acara, para santri diwajibkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu, dan memakai masker, walaupun ketika para santri menampilkan bakatnya di panggung para santri membuka maskernya.

Para santri menampilkan bakatnya dengan sangat semangat, dalam pelaksanaannya pun para santri terlihat sudah melakukan persiapan terlebih dahulu. Ada santri yang menampilkan tahfidz, menampilkan tari Saman, berpuisi, lomba mewarnai, serta menampilkan fokal grup loh Sahabat Al Hilal! Penampilan mereka pun sangat menakjubkan para penonton dan peserta yang berada di tempat acara. MasyaAllah… Terimakasih para santri!

Alhamdulillah berbagai macam program, berbagai macam kegiatan, dan berbagai macam kegiatan positif pun telah dilaksanakan oleh Yayasan LAZ Al Hilal. Di awal tahun 2021, tepatnya di bulan Januari pun Al Hilal dapat memperoleh predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), predikat tersebut pun diberikan oleh Kantor Akuntan Publik AF. Rachman dan Soetjipto WS. Selain itu pula beberapa kegiatan seperti penyaluran bantuan bencana alam ke berbagai wilayah yang terdampak musibah tersebut.

Sahabat Al Hilal, InsyaAllah di milad Al Hilal ke-19 dan seterusnya kami akan tetap istiqomah dalam membina dan mendidik para penghafal Quran dan santri yatim di Pesantren Al Hilal.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Pesantren Al Hilal Copyright Picture

Kisah Romantis Thalhah bin Ubaidillah

Thalhah bin Ubaidillah bernama lengkap Thalhah bin Ubaidillah bin Usman bin Kaab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah, al-Qurasyi at-Taimi al-Makki dan al-Madani, Thalhah merupakan sahabat Rasulullah yang berasal dari suku Quraisy. Karena perjuangan memeluk dan menegakkan syariat Islam, Thalhah bin Ubaidillah diizinkan masuk surga oleh Allah SWT.

Thalhah bin Ubaidillah menghabiskan hartanya untuk kebaikan dan membela islam serta menolong mereka yang membutuhkan. Ia sangat dermawan, sudah begitu banyak manfaat yang ia berikan untuk orang lain sehingga tidak sedikit orang yang mengapresiasikan kedermawannya tersebut. Thalhah merupakan sosok yang selalu turun dalam perang jihad, melindungi Rasulullah, membela dakwahnya, serta menyebarkan risalhanya.

Sahabat Al-Hilal, tahukah kalian jika Thalhah bin Ubaidillah merupakan seorang pria yang begitu sangat mencintai istri Rasulullah SAW yakni Aisyah. Tetapi disisi lain, Thalhah pun merupakan sepupu dari Aisyah.

Diriwayatkan  Ibn Abi Hatim dari Ibn Sa’ad yang bersumber dari Abu Bakar ibn Muhammad ibn ‘Amr ibn Hazm, dan ditulis oleh Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitab Lubab an-Nuqul fi Asbab an-Nuzul diceritakan bahwa suatu hari Thalhah sedang berbincang dengan Aisyah, istri Muhammad SAW yang sangat ia cintai.

Ketika ia sedang berbincang dengan Aisyah, Rasulullah datang dengan menunjukkan wajah tidak suka. Rasulullah cemburu, saat itu Rasulullah langsung meminta Aisyah untuk masuk ke dalam kamar tetapi tidak terang-terangan, Rasulullah menggunakan Bahasa isyarat, Aisyah mengerti.

Atas kejadian tersebut Thalhah merasa malu, ia berpamitan sambal bergumam dalam hati hingga bersumpah untuk menunggu Muhammad sampai wafat demi menikahi Aisyah. “Beliau melarangku berbincang dengan Aisyah. Padahal ia adalah sepupuku. Demi Allah, jika beliau telah wafat, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar Aisyah.”

Atas perkataan Thalhah tersebut, Allah SWT menurunkan firmanNya dalam QS Al-Ahzab ayat 53 yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ ۖ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.”

Ketika surat itu dibacakan dan Thalhah mendengar surat tersebut, ia menangis, ia malu kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Setelah mendengar surat tersebut, Thalhah mewujudkan cintanya yang besar kepada Aisyah itu dengan hal yang lebih berguna, seperti menyumbangkan hartanya, memerdekakan budaknya, serta menunaikan umrah dengan berjalan kaki sebagai bentuk taubatnya.

Sahabat Al-Hilal, seiring berjalannya waktu Thalhah pun dikaruniai oleh cinta yang lainnya ketika cintanya kepada Aisyah tak sampai. Ia menikahi seorang wanita, dalam pernikahannya ia dikaruniai seorang putri cantik yang ia namai  Aisyah binti Thallhah.

Sudahkah Besedekah Madu? Iniloh Manfaatnya!

LAZ AL HILAL – Ketika kita mendengar kata madu, tentu didalam benak kita pasti manfaat yang ada di dalam madu itu sendiri. Sahabat Al Hilal, mengkonsumsi madu, apalagi dalam situasi wabah virus COVID-19 yang masih berkeliaran di muka bumi. Menjaga tubuh kita kita di masa seperti ini tentunya sangat dianjurkan, menjaga kesehatan tubuh berarti kita turut membantu dalam menekan wabah virus COVID-19.

Sahabat Al Hilal, meminum madu pun dapat menjadi salah satu ikhtiar kita untuk tentap menjaga tubuh kita dari serangan wabah virus COVID-19 loh! Karena, madu berasal dari cairan yang dihasilkan lebah dari nektar bunga yang kaya dengan manfaat. Mengkonsumsi madu pun dianjurkan oleh Rasulullah SAW, dan diriwayatkan dalam HR. Ibnu Majah. Rasulullah SAW bersabda

Barangsiapa yang minum madu tiga tegukan dalam setiap bulan, dia tidak akan terkena bala’ yang besar.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadist tersebut pun kita dapat melihat bagaimana keutamaan dan keunggulan ketika kita meminum madu, salah satu keunggulan yang teramat besar manfaatnya bagi tubuh kita yaitu kita tidak akan terkena bala yang besar. Selain enak rasanya, madu cocok dikonsumsi oleh semua golongan umur, anak-anak hingga lansia, laki-laki maupun perempuan.

Dilansir dari laman klik dokter, terdapat berbagai macam manfaat yang sangat baik bagi tubuh kita ketika kita mengonsumsi madu setiap hari. Adapun beberapa manfaatnya antara lain adalah:

  1. Meningkatkan sistem imunitas tubuh.
  2. Membantu tidur Anda lebih nyenyak.
  3. Menangkal radikal bebas.
  4. Meredakan batuk.
  5. Mempercepat penyembuhan luka.
  6. Menjaga kesehatan sistem pencernaan.
  7. Menjaga kesehatan jantung.
  8. Sumber antioksidan.
  9. Mengontrol berat badan.
  10. Sumber probiotik.
  11. Mempertajam daya ingat.
  12. Menurunkan kolesterol.
  13. Menyembuhkan jerawat, luka, bisul, bahkan herpes.
  14. Meredakan asam lambung.
  15. Sumber energi alami.

Maka dari itu, untuk membantu para penghafal Al Quran, santri yatim, serta masyarakat yang kurang mampu, Yayasan LAZ Al Hilal mengajak sahabat Al Hilal semua untuk turut serta dalam penggalangan dana yang tak lain bertujuan untuk membagikan madu dan suplemen herbal agar masyarakat dan penghafal Al Quran tentap prima dalam menghafal Al Quran.

Bukankah kesehatan santri adalah hal utama yang penting dari semua? InsyaAllah sedekah yang akan di berikan untuk para santri akan menjadi pahala, dan InsyaAllah dalam setiap sendok madu dan suplemen yang santri minum akan mengalirkan pahala jariyah untuk setiap sahabat Al Hilal. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Untuk itu, mari kita menyisihkan sedikit rezeki untuk bersedekah! Adapun sahabat Al Hilal yang akan ikut serta dalam sedekah madu untuk para santri , penghafal Al Qur’an, dan masyarakat yang kurang mampu dapat melalui:

Bank Mandiri

🏧 132.00.1254.995.3

A.n YAYASAN AL HILAL RANCAPANGGUNG

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Dapatkah Sedekah Sembuhkan Penyakit?

LAZ AL HILAL – Sahabat Al Hilal, banyak yang bilang bahwa sedekah yang kita salurkan akan menyembuhkan penyakit yang sedang kita derita. Tetapi benarkah itu? Tentu, disetiap penyakin yang Allah SWT berikan kepada kita pasti Allah SWT pun memberikan obatnya. Karena jika sebuah penyakit tidak sembuh tentu sudah pasti kita harus berobat ke berbagai macam dokter dengan diresepkan berbagai acam obat pula, kita dapat melihat fenomena merebaknya wabah virus COVID-19 belum ditemukan obat yang paling manjur bukan? Tentu hal tersebut karena Allah SWT belum mengizinkan.

Dalam menyembuhkan penyakit pun tentu kita memiliki beberapa cara untuk Kembali sehat, mungkin secara umum kita selalu melakukan du acara untuk menyembuhkan penyakit, yaitu berdoa dan berikhtiar bukan? Ikhtiar yang dilakukan pun tentu meminum obat-obatan dari dokter, lalu disenmpurnakan dengan doa.

Sahabat Al Hilal, mungkin masih belum banyak yang menyadari bahwa salah satu obat yang paling mujarab adalah bersedekah. Apakah benar? Tentu, diriwayatkan dalam hadist yang dihasankan oleh Syaikg Al-Albani di dalam Shahih al Jami, Rasulullah SAW bersabda:

Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bersedekah

Dengan demikian, dari hadist shohih tersebut, sedekah yang dilakakukan oleh kita, hamba Allah SWT selain membuat hart akita menjadi berkah dan bermanfaat, bisa jadi sedekah yang kita keluarkan untuk membantu saudara-saudara kita pun menjadi wasilah datangnya kesembuhan dari Allah SWT atas segala penyakit yang sedang diderita.

Sahabat Al Hilal, Allah SWT tidak akan pernah memberikan suatu penyakit kepada hamba-Nya atau cobaan kepada hambanya melampaui batas hamba-Nya. Oleh karena itu sebagai manusia kita dapat berikhtiar dan tentunya dengan menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan kepada Allah SWT bahwa sang maha pencipta akan menyembuhkan kita dari segala penyakit. Berbagilah dengan saudara-saudara kita terutama beri makanlah para fakir miskin hingga mereka merasa kenyang, menyantuni anak yatim, dan wakafkanlah Sebagian harta yang kita miliki, karena sungguh ketika kita melaksanakan sedekah maka InsyAllah akan membantu kita untuk menghilangkan berbagai macam penyakin dan berbagai macam musibah dan cobaan di hidup kita. InysaAllah.

Dikutip dari sumber dompet dhuafa, diceritakan dari kisah seorang yang bertanya kepada Abdullah Bin Mubarak rahimahullah, tentang penyakit lututnya yang telah diderita sejak tujuh tahun. Dia telah melakukan bermacam usaha untuk mengobatinya dan telah bertanya kepada para dokter, tetapi belum merasakan hasil. Maka Abdullah Bin Mubarak rahimahullah, berkata kepadanya:

Pergilah Anda mencari sumber air dan galilah sumur di situ karena orang-orang membutuh-kan air! Aku berharap ada air yang memancar di situ”.

Maka orang itu pun melakukan apa yang disarankan oleh beliau, lalu dia pun sembuh” (Shahih At-Targhib).

Sahabat Al Hilal, beberapa hikmah sedekah yang dapat kita dapatkan. Ketika kita dihapkan dengan musibah seperti diberikannya suatu penyakit, tentu itu bukanlah suatu keburukan yang kita terima, tetapi ituu adalah tanda bahwa kita sedang diberikan cobaan yang InsyaAllah kita dapat melalui. Dan InsyaAllah salah satu menyembuhkan penyakit adalah dengan bersedekah. Wallahu’alam bishawab.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

Alhamdulillah, Wakaf Quran Untuk Korban Bencana Gempa Bumi Sulawesi Barat Telah Tersalurkan

LAZ AL HILAL – Alhamdilillah, Hingga hari kemarin, Kamis (19/02/2021) program penyaluran wakaf Quran untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat telah tersalurkan di bebebrapa wilayah gemba bumi Sulawesi Barat. Kegiatan program penyaluran wakaf Quran untuk para korban yang terdampak bencana ini pun bertujuan agar para korban dan warga sekitar di sekitar wilayah yang terdampak gempa bumi Sulawesi Barat dapat terus melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim, yaitu membaca kitab suci Al Quran dan mengamalkannya.

Alhamdulillah Yayasan LAZ Al Hilal pun telah menerima berbagai laporan yang disampaikan oleh relawan Al Hilal dari Makassar yang turut serta ikut membantu menyebarkan wakaf Quran di wilayah Sulawesi Barat. Dalam kesempatan ini pula relawan Al Hilal yang menyebarkan Al Quran di wilayah Sulawesi Barat bertemu dengan beberapa penerima Al Quran, seperti salah satunya yaitu kepala Kantor Urusan Agama (KUA) di salah satu kecamatan yang berada di Sulawesi Barat. Dalam kesempatan tersebut pun Alhamdulillah beliau mengucapkan rasa terimakasihnya untuk Yayasan LAZ Al Hilal.

“Saya selaku kepala KUA, mengucapkan terimakasih banyak kepada Yayasan Al Hilal yang telah memberikan sumbangan berupa Al Quran kepada kami,” Ujarnya.

Selain itu pun beberapa warga dan korban yang telah menerima wakaf Quran di wilayah Sulawesi Barat pun, Alhamdulillah mengucapkan rasa terimakasih dan rasa syukurnya kepada Yayasan LAZ Al Hilal karena telah menyumbangkan beberapa mushaf Al Quran kepada mereka, korban yang terdampak dari musibah bencana alam gempa bumi di Sulawesi Barat tepatnya di Masjid Baburrahman Desa Sambabo, Kabupaten Majene.

“Alhamdulillah, terimakasih banyak kepada Al Hilal yang memberikan Al Quran dengan iqro dan buku-buku islam yang lain. Kami dari masyarakat desa Sambabo berterimakasih banyak karena telah memberikan bantuan kepada kami,” ujar salah satu warga yang berada di tempat.

Perjalanan yang dilalui oleh tim relawan dari Makassar pun melalui jalur darat dengan menggunakan mobil pick up untuk menelusuri berbagai tempat dari berbagai titik gempa bumi di wilayah Sulawesi Barat.

Sahabat Al Hilal, inilah Beberapa tempat yang telah diinformasikan kepada Yayasan LAZ Al Hilal dari relawan Makassar yang menyalurkan wakaf Quran ke berbagai wilayah di Sulawesi Barat:

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Penyaluran Wakaf Quran Untuk Korban Bencana Sulawesi Barat Telah Dibagikan

LAZ AL HILAL – Alhamdulillah, penyaluran bantuan untuk para korban bencana alam di  Mamuju, Sulawesi Barat telah sampai di rumah berbagai Haji Frans dan langsung dibagikan. Sahabat Al Hilal, dalam penyaluran bantuan tersebut pun alhamdulillah Yayasan LAZ Al Hilal bersama Penerbit Quran Jabal pun dapat membagikan Al Quran Wakaf Al Quran untuk para korban bencana alam pun bertujuan agar para korban yang terdampak musibah tersebut tetap dapat membaca dan mengamalkan Al Quran, karena dalam musibah tersebut pun banyak sekali musholla dan masjid yang rusak akibat bencana tersebut. Tentu, Al Quran yang berada di beberapa masjid dan musholla disana menjadi rusak sehingga menjadi tidak layak pakai.

Sahabat Al Hilal, salah satu perwakilan dari Rumah Berbagi Haji Frans pun mengucapkan rasa syukur dan rasa terimakasihnya untuk para donatur, Yayasan LAZ Al Hilal, serta Penerbit Jabal karena telah menyalurkan wakaf Al Quran bagi korban yang terdampak musibah bencana alam di Mamuju, Sulawesi Selatan.

“Alhamdulillah kami dari rumah Berbagi Haji Frans, mengucapkan terimakasih kepada Yayasan Al Hilal dan penerbil Jabal yang sudah meberikan kepercayaan kepada kami untuk menyalurkan wakaf Al Quran untuk bencana alam di Sulawesi Barat. Terimakasih untuk founder dari Al Hilal, Bapak Hendra Setiawan dan Bapak Iwan Setiawan yang selalu memberikan inspirasi untuk saya,” Ujar salah satu perwakilan dari Rumah Berbagi Haji Frans.

Dalam pelaksanaan penyaluran bantuan bencana alam tim dari Yayasan LAZ Al Hilal. Dalam penyaluran bantuan berupa Al Quran pun bertujuan agar para warga, korban, serta anak yang terdampak dalam bencana alam ini tetap tercukupi segala kebutuhannya serta semakin semangat untuk belajar mengaji dan belajar karena dapat kita ketahui, akibat dari musibah bencana alam yang berada di Sulawesi Barat berdampak pada rusak dan hilangnya Al Quran.

Tim relawan Al Hilal, penyaluran bantuan untuk musibah bencana alam di wilayah Sulawesi Barat pun dalam melaksanakan pengiriman bantuannya menempuh jalur darat dan menggunakan transportasi roda empat yaitu tepatnya mobil pick up.

Terimakasih kepada seluruh wakif, serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyaluran wakaf ini. Khususnya untuk para donatur yang dengan dengan ikhlas menyisihkan sebagian rezeki nya untuk program ini. Semoga amal kebaikan yang tercurah menjadi amal jariyah kelak. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Alhamdulillah penyaluran bantuan untuk para korban bencana alam dari Yayasan LAZ Al Hilal dan penerbit Jabal dapat menyelesaikan misi nya dalam membagikan dan menyalurkan wakaf Quran untuk para korban dan warga yang terdampak dalam musibah tersebut. Semoga selaga bantuan yang disalurkan akan menjadi pahala jariyyah yg manfaatnya tidak putus baik di dunia maupun di akhirat. Amiin Ya Rabbal Alamin.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

×