Aceh Tamiang, 10 Desember 2025 – Usai menempuh perjalanan dari Medan, Tim Penyaluran LAZISWAF Al Hilal segera memulai aksi penyisiran dan distribusi bantuan pada Rabu malam. Di tengah kondisi gelap gulita akibat pemadaman listrik total, tim bergerak masuk ke kampung-kampung di Aceh Tamiang untuk menyalurkan bantuan langsung kepada warga.

Distribusi Bantuan dan Kebutuhan Mendesak
Sepanjang malam, tim dengan sigap membagikan berbagai kebutuhan utama kepada warga yang ditemui di jalan dan di posko-posko pengungsian. Bantuan yang disalurkan meliputi konsumsi dan air mineral, nasi, serta makanan pokok lain, obat-obatan, pampers, pembalut wanita serta alat ibadah.

Tim juga mendatangi tenda pengungsian, tidak hanya memberikan makanan, tetapi juga mengobati dua warga yang sedang sakit. Bahkan salah seorang warga menderita luka-luka karena berusaha mencari bahan makanan dan kakinya tertusuk duri-duri sawit yang tajam saat berenang.
Kesenjangan Distribusi Bantuan
Salman, salah satu anggota Tim Penyaluran Al Hilal, mengungkapkan bahwa fokus utama tim adalah menjangkau wilayah yang terisolasi. “Banyak di antara mereka yang memang belum makan di malam ini. Ada yang siangnya sudah makan, ada yang makannya pagi, bahkan ada yang belum makan sama sekali,” ujar Salman. “Memang bantuan sudah ada, namun mayoritas yang menerima itu berada di daerah pinggir jalan. Sementara, tim Al Hilal berusaha untuk masuk ke daerah yang lebih pedalaman yang bantuannya lebih sedikit. Kami ingin memastikan bantuan merata.”
Masjid Hancur di Pelosok

Saat menyalurkan bantuan logistik, alat shalat, dan obat-obatan, tim juga menyempatkan diri melihat kondisi Masjid Nurul Iman Alur Meranti di Kabupaten Aceh Tamiang. Pemandangan di dalam masjid sangat memilukan. Seluruh Al-Qur’an rusak parah dan terendam lumpur.

Banyak juga sajadah dan mukena dipenuhi lumpur, dan peralatan elektronik seperti sound system serta kipas angin semuanya terendam air, dengan ketinggian yang mencapai kurang lebih 10 meter saat banjir puncak. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak hanya rumah warga, tetapi juga pusat-pusat ibadah di Aceh Tamiang memerlukan perhatian dan pemulihan segera.
Penulis: Indra Rizki









