Contacts

92 Bowery St., NY 10013

+1 800 123 456 789

Kategori: Blog

Inilah Kisah Emas Kuning dari Palestina

Laziswaf Al Hilal – Anggur merupakan salah satu produk pertanian utama dari Palestina. Meski jenis buah ini populer di Eropa dan menjadi bahan pembuatan minuman, namun mengutip berbagai literatur yang ada, anggur lebih dulu dikembangkan di Timur Tengah sebelum dikembangkan di daratan Eropa.

Sahabat Al Hilal asal mula buah tersebut berasal dari Armenia, namun telah dibudidayakan di Timur Tengah sejak 4000 SM. Pengolahan anggur jadi minuman sendiri, pertama kali dikembangkan di Mesir pada 2.500 SM.

Pada rentang masa itulah, yakni antara 3300-1200 SM, masyarakat Palestina mulai mengenal dan membudidayakan anggur.

Hingga kini, anggur menjadi salah satu produk buah unggulan para petani Palestina, hingga dijuluki Emas Kuning.

Disebut demikian, karena kebanyakan anggur yang dibudidayakan petani Palestina, adalah jenis Dabouqi, Jandali, Zaini, Beirutti, Almarawi, yang berwarna kuning keemasan saat sudah matang dan siap dipanen.

Julukan emas, selain mengacu pada warnanya yang kuning keemasan itu, juga karena menjadi salah satu komoditas yang berharga bagi para petani.

Mengutip Biro Pusat Statistik Palestina, budidaya anggur mewakili 12 persen dari total produksi pertanian Palestina. Produski anggur menempati posisi kedua, setelah zaitun dalam hal kuantitas produksi.

Industri pengolahan sulit berkembang di Palestina. Antara lain karena sangat terbatasnya pasokan listrik. Lagi-lagi Israel yang jadi penentu pasokan setrum ke wilayah pendudukan mereka. Maksimal hanya 6 jam dalam sehari.

Alhasil, anggur berjuluk emas kuning itu tak benar-benar bisa menjadi emas yang bernilai tinggi. Seperti juga para petani lain, nasib petani anggur banyak didikte oleh pemerintahan pendudukan Israel.

Harta Banyak Tapi Cepat Habis, Mengapa?

LAZISWAF AL HILAL – Harta adalah sebuah titipin untuk manusia dari Allah SWT, sudahkah kita menjemput hart aitu? Ataukah kita telah menerima harta itu? Apakah harta yang kita terima berasal dari cara yang halal dan berkah? Sahabat Al Hilalbetapa banyak orang yang dahulunya tidak perdulu dengan atau halal dan haramnya harta yang didapatkan, ketika orang itu hijrah dan bertaubat, seorang yang telah bertaubat pun berkata,

“Dulu harta saya banyak, tapi cepat juga habisnya entah ke mana, tanpa saya sadari. Siang-malam saya lembur mencari harta yang banyak, tapi harta itu lenyap dengan cepat. Yang paling miris, saya tidak bahagia dengan harta tersebut. Sekarang setelah hijrah, saya mencari harta yang halal, harta saya cukup untuk hidup dan saya merasakan kebahagiaan.”

Karena sungguh, hendaknya harta yang kita dapatkan harus menjadi ladang pahala pula untuk diri kita, tidak hanya kesenangan di dunia, melainkan harus menjadi bekal kita di Akhirat kelak. Bukan kah harta yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah SWT? Di akhir zaman ini, sungguh manusia yang ada di muka bumi terkadang tak peduli dengam halal dan haramnya harta yang dia dapatkan. Sebagaimana yang telah Rasulullah SAW sampaikan dan diriwayatkan dalam HR. Bukhari.

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ

“Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram.” (HR. Bukhari)

Harta yang kita miliki di dunia tak akan sebanding dengan balasan Allah SWT di akhirat kelak. Maka dari itu, yang perlu kita cari dari rezeki yang kita miliki bukan hanya dari jumlahnya semata, melainkah dari keberkahan atas rezeki tersebut. Dengan harta yang berkah, hidup kita jadi mudah dan dimudahkan dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan. Bagaimana keberkahan itu di dapatkan?

Allah SWT telah menurunkan kepada kita, dalam firman-Nya di QS. Al Araf ayat 96, Allah SWT berfirman.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Andaikata penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Pesantren Al Hilal Copyright Picture

Jaminan Rumah di Surga Untuk Yang Senantiasa Mekakukan Ini!

LAZISWAF AL HILAL – Surga adalah tempat yang paling diharapkan oleh seluruh umat manusia, seluruh Umat Muslim setelah kehidupannya selesai di muka bumi bukan, sahabat Al Hilal? Kita semua tentu sangat mendambakan memiliki rumah di Jannah kelak, Allah SWT pun menjamin kepada umat-Nya loh! Tetapi, tentu kita harus melakukan amalan-amalan yang terbaik agar surga menjadi tempat terakhir kita.

Sahabat Al Hilal, lantas apa ya yang dapat kita lakukan agar Surga menjadi tempat terakhir kita untuk singgah setelah meninggalkan muka bumi? Diriwayatkan dalam sebuah hadis Shahih, sebenarnya jaminan surga akan kita dapatkan ketika kita senantiasa melaksanakan kegiatan yang mungkin sederhana untuk dijalankan bagi setiap insan diantara lain adalah:

  • Meninggalkan perdebatan diatas kebatilan
  • Meninggaljan berdebatan di atas kebenaran

“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, sementara dia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga.”

Sahabat Al Hilal, jika kita melihat hadis di atas, tentu dapat kita lihat bahwa ketika kita menghindari perdebatan dengan orang lain meskipun kita merasa kita telah benar, kita diperintahkan untuk menjaga lidah dan takut kepada hari ketika kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah kita lakukan di dunia. Wallahu’alam bishawab.

Sahabat Al Hilal, diantara amalan-amalan yang wajib kita kerjakan untuk bekal akhirat kelak, apakah sifat tersebut telah dimiliki oleh kita semua?

“Di dalam surga juga tidak ada lagi permusuhan, tidak ada perasaan dengki antarsesama penghuninya. Hidup mereka rukun dan damai bagaikan saudara-saudara kandung. Mereka tidak pernah merasa penat, lelah, atau letih.” (QS al-Hijr:45-48).

Keindahan Surga pun telah Allah SWT sampaikan dalam firman-Nya di QS. Muhammad ayat 15 yang artinya:

“Ada sungai air jernih, yaitu airnya selalu dalam keadaan jernih, tidak berubah rasa dan baunya. Ada pula sungai susu karena airnya terdiri atas air susu yang juga tidak berubah rasanya. Kemudian, ada juga sungai arak (khamar), yaitu airnya terdiri atas khamar yang sangat lezat rasanya, tapi tidak memabukkan. Selanjutnya, ada pula sungai madu, yang airnya terdiri atas madu yang disaring.” (QS Muhammad: 15).

Informasi & Call Center

��� Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

��� WA: 081 2222 02751

©️ Pesantren Al Hilal Copyright Picture

Ketika Membayarkan Hutang Puasa Keluarga yang Sudah Meningal

LAZISWAF AL HILAL – Rezeki, Umur, dan Jodoh siapa yang tau? Sahabat Al Hilal, tak selamanya manusia akan hidup di muka bumi. Kematian yang datangnya telah ditentukan waktunya oleh Allah SWT yang tidak dapat dimaju atau dimundurkan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 145, yang artinya: “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.”

Sahabat Al Hilal, berbicara mengenai ajal, bagaimana hukumnya membayar puasa bagi orang yang telah dunia. Lantas apakah kerabat atau keluarga orang yang sudah meninggal tersebut boleh membayarkan puasa untuk orang yang sudah meninggal dunia? Dilansir dari sumber kompas.com Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr. H. Abdurrahman Dahlan menyebutkan bahwa hal tersebut boleh dilakukan.

Menggantikan puasa untuk kerabat yang telah meninggal diperbolehkan karena merujuk pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh HR. Bukhari, Ibunda Aisyah menyebutkan kepada Jamaahnya, bahwa Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa meninggal dunia, padahal ia berutang puasa, maka walinyalah yang berpuasa untuknya.”

Apa yang dapat dilaksanakan oleh wali dari seseorang yang telah meninggal? Salah satu hal yang dapat dilaksanakan adalah membayar Fidyah. Seperti yang kita ketahui, Fidyah merupakan barang yang wajib diberikan kepada fakir miskin sebagai ganti dari suaru ibadah yang telah di tinggalkan (red: puasa). Membayar didyah harus dibayarkan untuk mengganti puasa dengan mengeluarkan makanan poko sebesar satu mud untuk satu hari yang ditinggalkan dan dibayarkan ke fakir miskin.

Lantas, sejak kapan kita sudah boleh membayarkan fidyah bagi kerabat yang telah meninggal dunia? Terkait waktu pembayaran fidiah, ada perbedaan pendapat di antara para ulama. Sebagian menyebut pembayaran bisa dilakukan per hari selama bulan Ramadhan, tetapi terdapat pendapat yang menyebutkan fidiah dapat dikumpulkan dalam satu waktu di akhir Ramadhan.

Sahabat Al Hilal, lantas sudahkah kita membayar hutang puasa bagi kerabat dan keluarga yang telah di panggil oleh Allah SWT?

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Pesantren Al Hilal Copyright Picture

Seberapa Bahayakah Penyakit Ain?

LAZISWAF AL HILAL – Penyakit Ain, mungkin banyak sebagaian orang yang menganggap bahwa penyakit Ain itu tidak ada, atau mitos belaka. Tetapi sahabat Al Hilal, penyakit Ain adalah sebuah kondisi yang serius dalam agama Islam. Penyakit ain bisa menjadi penyakit hati yang sangat merugikan diri sendiri dan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Naudzubillahimindzalik.

Seperti yang kita ketahui, penyakit ain atau penyakit gangguan yang disebabkan oleh gangguan pandangan mata sebenarnya tidak bisa kita anggap sebagai penyakit yang sepele. Bahkan hal tersebut pun disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa.” (HR. Muslim).

Jika kita lihat pandangannya secara umum, penyakit ain ini adalah penyakit yang bisa meninpa seseorang dan menjadikan orang tersebut memiliki kecemburuan yang sangat besar kepada orang lain. Dapat kita rasakan, bagaimana hal itu terjadi menimpa kita? Sungguh bahaya yang disebabkan oleh penyakit ain sendiri berasal dari mata jahat terhadap orang lain.

Sebenarnya, gangguan dari penyakit ain itu sendiri dapat beragam, bisa berupa penyakit hingga menyebabkan kematian. Naudzubillahimindzalik. Rasulullah SAW bahkan telah mengingatkan kepada ummat-Nya akan hal tersebut. dalam hadis yang diriwayatkan dalam Al Bazzar, Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah SAW bersabda,

“Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain,” (HR. Al Bazzar).

Sahabat Al Hilal, dikutip dari laman muslim penyakit ain adalah sebuah istilah yang digunakan sebagai gambaran kemalangan yang diberikan satu orang ke orang lain yang dikarenakan perasaan cemburu atau iri hati dan dengki. Lantas apa saja yang dapat menyebabkan penyakit ain itu ada?

Dilansir dari berbagai sumber, inilah beberapa hal yang perlu kita ketahui agar kita dapat terhindar dari penyakit tersebut. Diantaranya adalah:

  • Adanya hasad atau perasaan iri dan dengki atas sesuatu hal yang dimiliki orang lain.

Bukan sifat hasad yang berupa kebencian saja, pandangan kagum yang cenderung khawatir pun bisa menyebabkan penyakit ‘ain pada orang lain yang dilihatnya bahkan pada benda mati.

Sahabat Al Hilal, dilansir dari laman Islamic Finder, beberapa surah yang dapat kita baca untuk menghindari dari penyakit ain adalah:

  1. Surat al-Falaq
  2. Surah an-Naas
  3. Surat al-Ikhlaas
  4. Surat al-Fatiha
  5. Ayat ul-Kursi
  6. Surat Baqarah

InsyaAllah, dengan membiasakan diri untuk membaca surat diatas di pagi maupun sore hari, akan membuat kesehatan jiwa menjadi lebih tenang dan lebih baik, Wallahu’alam bishawab…

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Pesantren Al Hilal Copyright Picture

Al Quran Telah Mencatat Bani Israil Dalam Al Quran, Apa Saja Faktanya?

LAZISWAF AL HILAL – Al Quran merupakan petunjuk yang telah Allah SWT sampaikan untuk umat Muslim di seluruh dunia. Melihat kejadian yang saat ini terjadi di Negeri Syam membuat umat Muslim bahkan di seluruh dunia mengecap kekejaman yang dilakukan oleh Israel kepada penduduk sipil, anak-anak, bahkan orang tua yang ada di bagian dari Negeri Syam, Palestina.

Sahabat Al Hilal, sungguh Allah SWT telah menyebut bangsa Yahudi, Bani Israil disebut berkali-kali dalam Al Quran. Dan faktanya, memang sebagian besar Al Quran telah mengisahkan tentang sejarah antara Nabi Musa as dan Bani Israil. Jauh sebelum kejadian in terjadi, Al Quran telah membahas secara mendalam tentang sejarah Bani Israil, termasuk kejahatan yang mereka lakukan dan balasan yang akan mereka terima.

Lantas, apa saja ya yang diungkap oleh Al Quran tentang Bani Israil? Dilansir dari sumber, inilah fakta yang diungkap oleh Al Quran, antara lain:

  • Asal Usul Bani Israil

Asal muasal Bani Israel dimulai dari Mesir. Mereka tinggal di sana dengan damai sampai firaun menawan mereka. Mereka diperlakukan seperti binatang, anak-anak mereka dibunuh dan wanita diambil sebagai budak. Allah menyebutkan cobaan mengerikan bagi Bani Israel ini beberapa kali dalam Alquran. Allah SWT berfirman dalam QS. Albaqarah ayat 49:

وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ ۚ وَفِي ذَٰلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.” (QS Al Baqarah: 49).

  • Keistimewaan Bani Israil

Bani Israel menderita siksaan yang tak terkatakan. Mereka menanggung semua itu, tapi tetap beriman. Allah menghormati Bani Israel dengan memilih mereka menjadi hamba khusus-Nya. Hal tersebut pun telah Allah SWT sampaikan dalam QS. Al Jasiyah ayat 16:

وَلَقَدْ آتَيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ

  • Kejahatan Bani Israel Yang Disebutkan Dalam Al Quran

Ada di antara Bani Israel yang melakukan syirik (menyekutukan Allah), membunuh nabi, dan mengubah kitab suci. Allah berfirman tentang mereka di dalam Al Qur’an Surat Almaidah ayat 78:

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS Al Maidah: 78).

  • Seringnya Bani Israil Disebut dalam Al Quran

Sahabat Al Hilal, Bani Israil begitu sering disebutkan dalam Al Quran karena mereka paling mirip dengan umat Muslis. Sungguh, mereka adalah sepupu biologis, geografis, dan spiritual muslim, tetapi mereka yang telah disorot dalam Al Quran. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal tersebut dapat terjadi untuk menjadikan pelajaran bagi umat Muslim dari meraka dan tidak membuat kesalahan yang sama. Bukankah ada orang yang mengaku Muslim tetapi menyembah kuburan?

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Ketentuan dan Larangan Puasa Qadha Yang Perlu Kita Ketahui

LAZISWAF AL HILAL – Puasa di bulan Ramadhan hukumnya adalah wajib dan termasuk rukun Islam yang ke lima bagi umat Islam. Artinya bukan orang Islam jika ia tidak melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Sahabat Al Hilal, namun seperti yang telah kita ketahui agama Islam adalah agama yang paling mengerti kita sebagai umatnya. Ada hamba yang masih diberi ampunan oleh Allah SWT untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan seperti sakit, wanita haid atau sedang dalam perjalanan.

Tentunya, ketika kita membatalkan puasa Ramadhan, kita wajib untuk menggantinya atau mengqhadanya di luar bulan Ramadhan. Lantas sudahkah kita sudah mengetahui bagaimana ketentuan dan larangan yang perlu diketahui mengenai mengganti puasa? Dilansir dari berbagai sumber, inilah beberapa kententuan dan larangan yang perlu kita ketahui saat ingin mengganti puasa Ramadhan.

  1. Hukum puasa Qadha

Hukum mengganti (qadha) puasa Ramadhan yang ditinggalkan adalah wajib berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah ayat 184 yang artinya,

“Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 184).

  • Disunnahkan untuk mengganti puasa Qadha secara berturut-turut

Mengganti puasa disunnahkan untuk dilakukan dengan cara berturut-turut, terutama ketika puasa qadha sudah mencapai bulan Sya’ban, namun masih tersisa sejumlah puasa yang harus diqadha, maka sebagai yang melaksanakan puasa qadha wajib melakukannya dengan cara berurutan karena waktu yang tersisa teramat sempit.

  • Dianjurkan untuk tidak menunda qadha hingga tiba Ramadhan berikutnya

Tidak boleh menunda qadha hingga Ramadhan berikutnya tanpa adanya uzur. Hal ini berdasarkan ucapan Ibunda Aisyah ra:

“Suatu ketika aku memiliki utang puasa Ramadhan dan aku tidak bisa mengqadha puasa Ramadhan, melainkan pada bulan Sya’ban karena kesibukan melayani Rasulullah SAW,”

  • Ketika menunda puasa Qadha, hati-hati ini konsekuensi yang akan diterima

Sahabat Al Hilal, menurut pandangan mazhab Maliki, Syafi’I, dan Hanbali siapa yang menunda qadha puasa hingga melebihi tahun kedua, maka di samping wajib qadha, dia wajib membayar fidyah. Yaitu, memberi makan kepada satu orang miskin, sekali sehari (sesuai jumlah hari yang wajib qadha).

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Apakah Kamu Lulus Ramadhan?

LAZISWAF AL HILAL – Apakah puasa kita diterima oleh Allah SWT? Apakah Ramadhan kita telah lulus di mata Allah SWT? Sahabat Al Hilal, tujuan dari ibadah Ramadhan bagi umat Islam adalah menjadi oranng yang bertakwa kepada Allah SWT dan menjadi evaluasi yang terbaik di 11 bulan lainnya. Lantas, apakah kita telah menjadi satu diantaranya? Dilansir dari berbagai sumber, diantara tanda orang yang telah bertakwa atau seseorang itu lulus dan diterima amal ibadah Ramadhannya, adalah:

  1. Semakin cinta dan suka kepada segala ketaatan, dan semakin mudah serta ringan untuk beristiqamah untuk mengamalkan segala perintah Allah SWT.
  2. Semakin benci dan tidak suka kepada perbuatan dosa dan maksiat, serta semakin mudah dan ringan untuk meninggalkannya.
  3. Selalu bersedih tatlaka melakukan hal yang menjadi larangan dari Allah SWT, selalu bersedih ketika melalaikan amalan, baik itu yang wajib maupun yang telah disunnahkan oleh Allah SWT.
  4. Selalu berusaha menjadi menjadi orang yang mulia akhlaknya serta baik ucapannya.
  5. InysaAllah semakin bersih hatinya, semakin khusyu menjalankan ibadahnya.
  6. Senantiasa berusaha untuk mengikuti syariat yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan mengamalkan sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW beserta sahabat-Nya.
  7. Senantiasa menjadikan perkara yang berkaitan dengan akhirat lebih diperhatikan daripada perkara dunia yang hanya sementara.

Sahabat Al Hilal, tentu Allah SWT memberikan balasan kepada setiap umat-Nya yang senantiasa melaksanakana kebaikan setelah Ramadhan berakhir, hal tersebut pun disebutkan oleh Imam Ibnu Rajab yang berkata:

“Balasan dari kebaikan adalah kebaikan sesudahnya, barangsiapa yang mengamalkan kebaikan lalu diikuti dengn kebaikan setelahnya, maka itulah pertanda diterimanya amalan kebaikan yang sebelumnya. Adapun bagi orang yang telah mengamalkan kebaikan namun diikuti dengan kejelekan setelahnya, maka itu juga pertanda tertolaknya kebaikan serta tidak diterimanya amalan” (Lathaiful Ma’arif).

Sungguh, tak ada yang dapat membolak-balikkan hati manusia kecuali Allah SWT, maka dari itu, semoga kita selalu diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk dapat beristiqomah untuk senantiasa menjalankan seluruh peruntah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Ketika Memberikan Zakat Langsung Kepada Mustahik

LAZISWAF AL HILAL – Idul fitri semakin mendekat, tentu kewajiban kita sebagai umat Muslim adalah membayar zakat fitrah pada bulan Ramadhan, dan diberikan sebelum melaksanakan hari raya Idul Fitri. Adapun golongan yang berhak untuk menerima zakat Fitrah yang kita keluarkan. Antara lain, orang fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, orang yang berhutang, yang dalam perjalanan serta orang yang dalam perjuangan.

Sahabat Al Hilal, biasanya  kita bisa memberikan zakat fitrah ada yang langsung atau melalui badan amil zakat. Besarnya zakat sendiri adalah sebanyak 2,5 kilogram beras atau jika di rupiahkan sesuai dengan harga beras yang kita makan sehari-hari. Adapun wajibnya zakat fitrah sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh HR. Bukhari,

“Dari Ibnu Umar radiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitri dari bulan Ramadhan atas manusia satu sha’ dari kurma atau satu sha’ dari gandum bagi setiap umat muslim yang merdeka atau hamba sahaya, baik laki-laki maupun perempuan.” (HR. Al-Bukhari)

Adapun memberikan zakat langsung kepada penerima zakat atau mustahik ada dua pendapat, ada yang memperbolehkan atau lebih baik diberikan kepada amil zakat.

Dikuip dari Bincang Syariah, menurut ulama syafiiyah memberikan zakat langsung jauh lebih baik. Namun berbeda dengan pendapat ulama lainnya, di mana memberikan zakat kepada amil zakat lebih baik.

Dari kutipan tersebut, tentu kita dapat menyimpulkan bahwa amil zakat tentu telah mengetahui siapa saja mustahik yang berhak menerima zakat. Apalagi Mustahik yang masih termasuk tetangga kita, agar lebih tersalurkan secara merata. Sehingga zakat fitrah yang kita keluarkan dapat dinikmati oleh para Mustahik tanpa menimbulkan kecemburuan karena telah tersalurkan secara adil dan merata.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

© Pesantren Al Hilal Copyright Picture

Amalan-Amalan Yang Menyelamatkan

LAZISWAF AL HILAL – Sungguh tak ada seorang pun yang bisa bebas dari dosa. Sebagai manusia tentu kita tak pernah luput dari godaan setan yang tak akan pernah berhenti mengajak manusia untuk bermaksian dan menyesatkan dari jalan Allah SWT. Sahabat Al Hilal, tentu hal pertama yang kita pikirkan saat maksiat itu telah terjadi adalah menyesalinya. Tetapi, apakah ketika kita sudah menyadarinya, sebagai manusia kita akan segera bertaubat kepada-Nya ataukah akan melanjutkannya?

Sungguh, Iblis telah bersumpah di hadapan Allah SWT untuk menyesatkan turunan Adam dari jalan Allah SWT. Tujuannya agar manusia menjadi teman-temannya di neraka. Naudzubillah Himindzalik. Ancaman Iblis ini tidak hanya isapan jempol belaka, tetapi ia buktikan dengan mengirim bala tentaranya ke seluruh penjuru bumi. Tiada yang selamat dari kejahatan Iblis kecuali orang yang mendapat perlindungan dari Allah SWT.

Seperti yang kita ketahui, Allah SWT teramat menyayangi hamba-Nya. Allah SWT tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya menjadi manusia yang mudah terjerumus ke dalam kemaksiatan. Bahkan hal tersebut pun telah Rasulullah SAW sampaikan dan diriwayatkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh HR. Abu asy-Syaikh, Rasulullah SAW menyebutkan amalan yang dapat menyelamatkan kita dari ancaman Iblis:

  1. Takut Kepada Allah SWT
  2. Bersikap Adil
  3. Merasa Cukup

“Tiga hal yang menyelamatkan: takut kepada Allah ‘azza wa jalla saat sendirian dan di hadapan orang,bersikap adil saat senang dan marah dan bersikap pertengahan di saat fakir dan kaya.” (HR. Abu asy-Syaikh).

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Empat perkara yang siapa memilikinya akan dijaga oleh Allah ‘azza wa jalla dari setan dan dicegah dari api neraka, yaitu mampu mengendalikan dirinya di saat senang, pada saat takut, saat dorongan syahwat, dan saat marah.”

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

×