LAZ AL HILAL – Bukankah manusia seringkali lupa kalau dirinya sedang bermimpi kecuali ketika kita bangun? Sahabat Al Hilal, bergitu pula dengan orang yang lupa (lalai) akan akhirat, mereka tidak tahu jika mereka telah menyia-nyiakan amal kebaikan untuk akhirat kelak kecuali jika kematian telah menghampiri. Terkadang kita merasa bahwa kita perlu untuk meluangkan sedikit waktu untuk merenungi apa yang telah terlewat selama ini.
Pelajaran kehidupan, agar tetap istiqomah dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berbuat kebaikan pun dapat kita dapatkan dari orang lain atau ilmu-ilmu majelis yang sering kita datangkan bukan? Maka dari itu, marilah kita memulai untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berbuat kebaikan di akhirat kelak. Sungguh, penyesalan yang kita terima pun tak langsung datang menghampiri kita, tetapi penyesalan tersebut datang terlambat, ketika kesempatan itu tak dapat kita lakukan Kembali.
Sebagaimana Allah SWT memberi petunjuk kepada kita sebagai umat-Nya yang tertuang dalam firman-Nya dalam QS. Al-Hasyr ayat 18,
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).
Seringkali kesempatan untuk berbuat baik, kita abaikan, berulang-ulang. Seperti perumpamanan “jatuh ke lubang yang sama”. Menunda kebaikan yang telah Allah SWT sediakan di depan mata, merupakan salah satu kebodohan yang mempengaruhi jiwa. Mengapa demikian? Sahabat Al Hilal, Ibnu Athaillah berpesan
اِحالتكَ الاَعمالِ علىٰ وجودِ الفراغِ من رعوناتِ النـَّفـْسِ
“Menunda amal perbuatan (kebaikan) karena menanti kesempatan yang lebih baik, suatu tanda kebodohan yang mempengaruhi jiwa.”
Mengapa menunda kesempatan untuk berbuat baik disebut merugi dan kebodohan? Salah satu alasannya adalah mengutamakan duniawi yang tidak kekal. Apa maksudnya? Seperti yang telah Allah SWT sampaikan dalam firman-Nya dalam QS. Al-Ala ayat 16-17, yang berbunyi
(بَلۡ تُؤۡثِرُونَ ٱلۡحَیَوٰةَ ٱلدُّنۡیَا)
(وَٱلۡـَٔاخِرَةُ خَیۡرࣱ وَأَبۡقَىٰۤ)
“Tetapi kamu mengutamakan kehidupan dunia, padahal akhirat itu lebih baik dan kekal selamanya.” (QS Al-Ala: 16 – 17)
Sahabat Al Hilal, kesempatan tak akan datang berulang kali. Dan kita terbuai dengan “nanti aja, masih ada hari esok”. Sungguh, bukankah kita tak pernah tahu takdir dan umur di dunia bukan?
Informasi & Call Center
🌐 Website: www.alhilal.or.id
☎ Telpon: 022-2005079
📱 WA: 081 2222 02751
©️ Laz Al Hilal Copyright Picture