Dalam Kitab Darratun Nashihin dan Irsyadul ‘Ibad, dikisahkan : Suatu ketika Asy Syibli berjalan menuju sebuah dusun, tiba tiba Asy Syibli melihat seorang pemuda yg kurus, rambutnya terurai dan berpakaian kumal. Dia duduk diantara beberapa kuburan sambil meletakkan pipinya di tanah kuburan, dan kadang kadang melihat langit sambil menggerakan kedua bibir dengan air mata yang mengalir. Dia tetap sibuk membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan istighfar.
Kemudian Asy Syibli tertarik untuk mendekatinya, namun pemuda tersebut mengetahui bahwa Asy Syibli hendak menghampiri ia pun berlari menjauh. Asy Syibil pun berusaha mengejarnya namun tidak bisa. kemudian berkata,
“Perlahan-lahanlah wahai waliyullah!”
“Allah!” jawabnya
Syibli berkata, “Demi Allah, Sabarlah menantiku”
Maka ia memberi isyasarat dengan tangannya: Tidak. Dan ia mengulangi kalimatnya, “Allah!”
“Jika benar yang engkau katakan, maka tunjukkan kesungguhanmu pada Allah” katanya kemudian.
Tiba-tiba sang pemuda menjerit dengan suara yang keras, “Ya Allah!” lalu ia jatuh pingsang, dan ketika Syibli mendekatinya, ternyata ia telah meninggal dunia. Maka Syibli terheran melihat kesungguhannya dalam mencintai Allah. Lalu Syibli pun pergi mencari segala keperluan untuk perawatan mayatnya. Tetapi ketika Syibli kembali ke tempat itu, mayatnya sudah tidak ada bahkan tanpa bekas dan beritanya. Saat Syibli sedang bingung, terdengarlah seruan, “Ya Syibli, sudah ada yang menyelesaikan urusannya dan telah dirawat oleh malaikat. Hendaknya kamu banyak bersedekah dan beribadah pada Tuhan! Karena pemuda itu tidak dapat mencapai kedudukan itu kecuali dengan sedekahnya pada suatu hari.”