5 Kesalahan Umum Saat Menunaikan Zakat yang Harus Dihindari

LAZ Al Hilal – Menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang sudah memenuhi syarat. Namun, meskipun ini adalah kewajiban yang sangat penting, banyak orang masih melakukan beberapa kesalahan dalam proses penunaian zakat. Kesalahan ini dapat mengurangi keberkahan zakat dan mempengaruhi dampaknya terhadap penerima zakat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kesalahan zakat yang sering dilakukan dan menghindarinya. Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 kesalahan umum yang harus dihindari saat menunaikan zakat.
1. Tidak Memahami Jenis Zakat yang Wajib Dikeluarkan – Kesalahan Zakat
Banyak Muslim secara tidak sadar mengabaikan pemahaman tentang jenis zakat yang wajib mereka keluarkan. Mereka menganggap zakat hanya sebatas zakat fitrah saja, padahal Islam juga mewajibkan zakat mal. Zakat fitrah wajib setiap Muslim keluarkan menjelang Idulfitri sebagai bentuk penyucian diri, sedangkan zakat mal harus kamu tunaikan ketika harta sudah mencapai nisab dan haul.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“وَخُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ”
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka untuk membersihkan dan menyucikan mereka dengan zakat itu, dan doakanlah mereka. Sesungguhnya doa kamu itu adalah ketenteraman bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Tawbah: 103)
Pentingnya Memahami Jenis-Jenis Zakat
Kamu harus memahami perbedaan antara zakat fitrah dan zakat mal agar bisa menunaikannya dengan benar sesuai syariat. Kamu akan mengetahui bahwa zakat fitrah wajib dikeluarkan menjelang Idul Fitri, sedangkan zakat mal wajib diberikan saat harta mencapai nisab dan haul. Dengan pemahaman ini, kamu bisa membagi waktu dan keuangan secara efektif untuk membayar keduanya tepat waktu.
Ketika kamu menguasai pengetahuan tersebut, kamu akan menyusun perencanaan keuangan yang lebih bijak. Kamu bisa mencatat pengeluaran zakat dalam anggaran rutin agar tidak merasa terbebani saat waktu pembayaran tiba. Selain itu, kamu juga akan merasa tenang karena telah menunaikan kewajiban dengan tepat dan tidak menunda-nunda.
Kamu akan mampu menyesuaikan jumlah zakat dengan tepat jika kamu memahami cara menghitungnya. Misalnya, kamu akan mengetahui bahwa zakat fitrah menggunakan takaran bahan pokok, sementara zakat mal dihitung berdasarkan jenis dan jumlah harta. Dengan ini, kamu tidak akan salah hitung atau kurang dalam menunaikan kewajiban.
Risiko Tidak Memahami Ketentuan Zakat
Jika kamu tidak memahami perbedaan dan ketentuan masing-masing zakat, kamu bisa salah menyalurkannya. Kamu mungkin saja membayar zakat mal seperti zakat fitrah, atau sebaliknya. Kesalahan seperti ini bisa membuat zakatmu tidak sah dan tidak terhitung sebagai ibadah.
Selain itu, kamu bisa saja menyalurkan zakat ke orang yang tidak berhak karena tidak tahu golongan mustahik. Kesalahan tersebut akan merugikan penerima zakat yang seharusnya mendapatkan hak mereka. Kamu pun akan kehilangan pahala dari zakat yang seharusnya menjadi amalan wajib dan berpahala besar.
Menjadikan Pemahaman Zakat sebagai Ilmu Dasar
Sahabat Al Hilal, Kamu perlu menjadikan ilmu tentang zakat sebagai bagian penting dalam pembelajaran agama. Jangan menganggap zakat hanya sebagai formalitas yang perlu ada setahun sekali. Kamu harus menyadari bahwa zakat adalah pilar Islam yang wajib kamu pahami dan amalkan dengan benar.
Untuk memperdalam pemahaman, kamu harus mencari sumber ilmu yang tepercaya. Kamu bisa membaca kitab-kitab fikih yang membahas zakat secara rinci, atau mengikuti kajian dari ustaz dan ulama yang kredibel. Kamu juga bisa berkonsultasi langsung dengan lembaga amil zakat profesional agar kamu tidak salah langkah.
Dengan ilmu yang cukup, kamu akan mampu menunaikan zakat dengan penuh keyakinan dan kesadaran. Kamu tidak akan merasa ragu atau takut salah, karena kamu tahu apa yang harus kamu lakukan. Bahkan, kamu bisa ikut mengedukasi orang lain agar mereka juga menunaikan zakat dengan benar.
2. Tidak Memperhitungkan Nisab Zakat dengan Tepat – Kesalahan Zakat
Banyak orang mengabaikan pentingnya memperhitungkan nisab zakat dengan benar. Mereka hanya memperkirakan saja tanpa menggunakan standar yang ditetapkan oleh syariat. Padahal, kamu wajib menghitung nisab secara teliti agar mengetahui apakah hartamu sudah mencapai batas wajib zakat.
Rasulullah SAW bersabda:
“لَيْسَ عَلَى المَالِ زَكَاةٌ حَتَّى يَحُولَ عَلَيْهِ الحَوْلُ”
“Zakat tidak diwajibkan atas harta sampai genap satu tahun.” (HR. Abu Dawud)
Setiap tahun kamu harus mengecek nilai harta dan menyesuaikannya dengan nisab yang berlaku, yang biasanya merujuk pada harga emas atau perak. Kamu bisa mengecek harga emas harian dan mengalikannya dengan jumlah gram yang menjadi batas nisab (misalnya 85 gram emas untuk zakat mal). Kamu harus memastikan hartamu benar-benar memenuhi syarat sebelum menunaikan zakat.
Jika kamu salah menghitung nisab, kamu bisa saja tidak menunaikan zakat padahal sudah wajib. Sebaliknya, kamu bisa membayar zakat ketika belum mencapai nisab, dan hal itu tentu merugikan kamu secara finansial. Kesalahan zakat ini cukup fatal jika kamu tidak segera memperbaikinya.
Karena itu, kamu harus mempelajari cara menghitung nisab dari sumber yang terpercaya dan mengikuti perkembangan harga pasar. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan lembaga amil zakat atau ustaz terpercaya agar tidak salah dalam menentukan nisab. Dengan langkah ini, kamu bisa menunaikan zakat secara benar, sesuai dengan tuntunan Islam.
3. Menyalurkan Zakat ke Tempat yang Tidak Tepat – Kesalahan zakat
Banyak orang sering mengabaikan pentingnya menyalurkan zakat ke pihak yang tepat. Mereka menyalurkan zakat berdasarkan asumsi pribadi tanpa merujuk pada ketentuan syariat. Padahal, Allah SWT telah menetapkan delapan golongan mustahik secara eksplisit dalam Al-Qur’an. Jika kamu mengabaikan aturan ini, zakatmu bisa menjadi tidak sah dan tidak berpahala.
Allah SWT berfirman dalam Surah At-Tawbah (9:60):
إِنَّما الصَّدَقاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينَ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِّنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
“Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, miskin, amil zakat, yang muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk anak-anak yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban yang penetapan oleh Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Kamu harus memahami ayat ini sebagai panduan utama dalam menentukan penerima zakat. Jangan asal memberikan zakat kepada siapa pun hanya karena merasa iba atau terburu-buru. Kamu perlu mengecek apakah orang tersebut termasuk dalam delapan golongan mustahik. Jika tidak, maka kamu belum melaksanakan kewajiban zakat secara sah.
Banyak orang dengan niat baik tetap salah karena mereka tidak meneliti latar belakang penerima zakat. Mereka sering memberikan zakat kepada teman atau kerabat tanpa mengetahui kondisi ekonomi sebenarnya. Padahal, tidak semua orang yang terlihat kekurangan secara lahiriah tergolong fakir atau miskin dalam pandangan syariat. Kamu harus lebih teliti sebelum menyalurkan zakat.
Disalurkan dengan Tempat Ilegal
Selain itu, beberapa orang menyalurkan zakat kepada lembaga yang tidak memiliki izin resmi atau tidak transparan dalam laporan distribusi. Kamu harus memeriksa legalitas lembaga tersebut sebelum mempercayakan zakatmu. Lembaga yang baik akan menyediakan laporan keuangan dan daftar penerima zakat secara berkala. Mereka juga akan melakukan survei lapangan untuk memverifikasi mustahik.
Kamu sebaiknya memilih lembaga zakat yang memiliki rekam jejak baik dan jelas dalam pengelolaan dana zakat. Pilih lembaga yang bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga amil zakat daerah (LAZ). Dengan begitu, kamu dapat memastikan bahwa dana zakatmu sampai ke tangan yang benar dan bermanfaat.
Jika kamu menyalurkan zakat ke tempat yang salah, kamu akan kehilangan nilai ibadah zakat yang seharusnya menyucikan harta. Zakat yang salah sasaran juga gagal memberikan manfaat kepada yang benar-benar membutuhkan. Kamu bahkan bisa mempersulit kehidupan mustahik lain yang lebih membutuhkan bantuan tersebut.
Mari cegah kesalahan dalam berzakat
Kamu bisa mencegah kesalahan ini dengan belajar lebih dalam tentang hukum zakat dan kriteria mustahik. Banyak sumber terpercaya seperti buku fikih, ceramah ulama, atau konsultasi dengan ustaz yang bisa kamu manfaatkan. Kamu juga bisa mengikuti program edukasi dari lembaga zakat terpercaya agar pemahamanmu semakin kuat.
Kamu perlu menanamkan niat untuk menunaikan zakat dengan tanggung jawab penuh. Jangan hanya berpikir untuk menyelesaikan kewajiban secara cepat, tapi pikirkan dampaknya bagi penerima. Ketika kamu memilih penerima zakat dengan tepat, kamu juga turut membantu membangun kesejahteraan umat Islam.
Akhirnya, kamu harus memahami bahwa zakat bukan sekadar amal sosial, tetapi ibadah yang memiliki aturan jelas dari Allah SWT. Kamu harus memperlakukan zakat dengan penuh amanah, tanggung jawab, dan niat tulus. Dengan begitu, kamu tidak hanya membantu sesama, tetapi juga meraih keberkahan dan pahala yang sempurna di sisi Allah SWT.
Dengan kata lain, menyalurkan zakat melalui lembaga zakat yang sah dan terpercaya adalah langkah yang tepat. Kamu harus memastikan lembaga tersebut memiliki data mustahik yang jelas dan sudah terverifikasi.
4. Mengabaikan Transparansi dan Akuntabilitas – Kesalahan zakat
Kesalahan keempat adalah mengabaikan transparansi dalam penyaluran zakat. Lembaga zakat yang baik harus dapat memberikan laporan yang jelas mengenai penggunaan zakat yang telah tersalurkan. Jika kamu menyalurkan zakat tanpa memeriksa bagaimana dana tersebut terkelola, kamu berisiko kehilangan kepercayaan terhadap lembaga zakat tersebut.
Sebagaimana dikatakan oleh Imam Syafi’i dalam Tanqihul Qoul:
“Seorang yang mengelola harta umat harus bertanggung jawab atas setiap dirham yang diterimanya.”
Laporan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan akan menunjukkan bahwa zakat yang telah ada benar-benar sampai kepada yang berhak dan sesuai dengan ketentuan syariat.
5. Menunda-Nunda Pembayaran Zakat – Kesalahan zakat
Banyak orang secara sadar menunda-nunda pembayaran zakat, terutama karena merasa masih memiliki cukup waktu sebelum mencapai nisab atau karena ingin menunggu momen yang lebih tepat. Padahal, kewajiban zakat muncul begitu syarat-syaratnya terpenuhi, dan setiap muzakki harus segera mengeluarkannya tanpa menunda. Kebiasaan menunda ini mencerminkan kurangnya pemahaman akan urgensi serta hikmah di balik penunaian zakat yang tepat waktu.
Nabi Muhammad SAW secara tegas memerintahkan umatnya untuk menunaikan zakat fitrah sebelum pelaksanaan Salat Idul Fitri. Beliau bersabda:
“فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنِ، مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُوْلَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِّنَ الصَّدَقَاتِ”
“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai pensuci bagi orang yang berpuasa dan sebagai makanan bagi orang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum salat (Idul Fitri), maka zakatnya diterima. Siapa yang menunaikannya setelah salat, maka itu hanya menjadi sedekah biasa.” (HR. Abu Dawud)
Ketika kamu menunda pembayaran zakat, kamu merusak potensi manfaat besar yang seharusnya diterima oleh para mustahik. Selain itu, kamu juga bisa kehilangan keberkahan yang datang dari ketaatan dan ketepatan dalam menjalankan perintah agama. Oleh karena itu, setiap muzakki harus berkomitmen untuk menunaikan zakat sesegera mungkin agar nilai spiritual dan sosial zakat benar-benar tercapai secara maksimal.
Kesimpulan

Menunaikan zakat menuntut setiap Muslim untuk melaksanakannya dengan kesadaran penuh dan pemahaman yang tepat. Setiap muzakki harus memahami bahwa zakat bukan hanya kewajiban spiritual, tetapi juga bentuk tanggung jawab sosial yang berdampak luas terhadap kesejahteraan umat. Oleh karena itu, para muzakki wajib mempelajari ketentuan zakat secara mendalam agar dapat menjalankan ibadah ini secara benar dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Banyak orang melakukan kesalahan zakat karena mereka tidak memahami jenis zakat yang wajib seperti zakat fitrah dan zakat mal. Beberapa di antara mereka juga keliru saat menghitung nisab dan haul, bahkan menyalurkan zakat ke tempat yang tidak tepat. Selain itu, sebagian besar muzakki mengabaikan pentingnya transparansi lembaga zakat dan justru menunda pembayaran zakat hingga lewat waktu. Semua kesalahan ini dapat mengurangi manfaat zakat dan membuatnya tidak sah menurut hukum syariat.
Setiap Muslim harus mengikuti pedoman syariat yang benar dalam menunaikan zakat agar zakat yang mereka keluarkan sah dan bermanfaat. Dengan menyalurkan zakat melalui lembaga yang amanah dan terpercaya, serta melakukannya tepat waktu dan sesuai dengan aturan, para muzakki turut menjaga keberkahan hidup mereka. Melalui zakat yang benar, kita bisa berkontribusi nyata dalam menciptakan kesejahteraan sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat.