Tahukah sahabat Al Hilal, sebagai seorang Hamba, salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan adalah melaksanakan Ibadah Shalat 5 Waktu. Mulai dari Shalat Subuh hingga Isya, Allah SWT mewajibkan kepada setiap Hamba-Nya untuk senantiasa melaksanakan Ibadah Shalat Wajib, dan menganjurkan kepada Hamba-Nya untuk senantiasa melaksanakan Ibadah Shalat Sunnah lainnya. Apakah sahabat yatim semua mengetaui bahwa terdapat syarat membaca al fatihah?
Baik Shalat wajib maupun Shalat Sunnah, salah satu Rukun yang harus dilaksanakan oleh Umat Muslim ketika melaksanakan Ibadah tersebut adalah membaca Surat Al Fatihah. Hal tersebut pun telah Rasullah SAW sampaikan dalam sebuah Hadist yang telah diriwayatkan oleh HR. Bukhari, dalam Hadist tersebut Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al Fatihah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Hadist tersebut kita telah dijelaskan bahwa membaca Surat Al Fatihah merupakan salah satu bagian Penting dalam kesempurnaan Shalat. Tapi, sudahkah Sahabat Anak Yatim memperhatikan bagimana Syarat membaca Al Fatihah ketika sedang melaksanakan Shalat? Sahabat Anak Yatim, inilah Syarat membaca Surat Al Fatihah di Dalam Shalat
- Ketika membaca Surat Al Fatihah, orang yang membaca harus dapat mendengan sendiri bacaan Surat Al Fatihah jika pendengarannya Normal
- Ayat-ayat yang dibaca harus sesuai dan tetap memperhatikan makharijul hurufnya
- Tidak melakukan kesalahan bacaan yang dapat merusak makna
- Harus membacanya dengan Ayat Suci Al Quran, dan tidak diperkenankan untuk membaca terjemahannya
- Dibaca dalam keadaan berdidi dan tidak dalam posisi rukuk.
Lantas, sudahkah Sahabat Anak Yatim melaksanakan Rukun tersebut dengan 5 Syarat mutlak tersebut?
عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى قَالَ: كُنْتُ أُصَلِّي فِي الْمَسْجِدِ فَدَعَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي فَقَالَ أَلَمْ يَقُلْ اللَّهُ (اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ( ثُمَّ قَالَ لِي لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ السُّوَرِ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ الْمَسْجِدِ ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ قُلْتُ لَهُ أَلَمْ تَقُلْ لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ
“Dari Abu Said bin al-Mu’alla –radhiyallahu ‘anhu- berkata: aku pernah shalat dimasjid, lalu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- memanggilku namun aku tidak menjawabnya, aku berkata: wahahi Rasulullah sesungguhnya tadi aku sedang shalat, beliau berkata: bukankan Allah berfirman (penuhilah seruan Allah dan Rasul saat menyeru kalian sesuatu yang memberi kalian kehidupan) kemudian beliau bersabda: aku akan mengajarkan kepadamu sebuah surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid, kemudian beliau memegang tanganku, dan tatkala beliau hendak keluar masjid aku berkata kepadanya: bukankan engkau berkata aku akan mengajarkanmu sebuah surat yang paling agung dalam Al-Qur’an, beliau berkata: alhamdulillahi rabbil’âlamîn, ini adalah sabu’lmatsâniy dan Al-Qur’an yang agung yang didatangkan kepadaku” (H.R Ahmad dan al-Bukhariy)
Sumber hadist & gambar: elhijaz.com & lampungnesia.com