Contacts

92 Bowery St., NY 10013

+1 800 123 456 789

Kategori: Blog

Tidak Berkurang Namun Bertambah

Sedekah merupakan amalan paling mulia. Hamba yang biasa bersedekah, kehidupan di dunia mendapat keberkahan termasuk hartanya. Kehidupan akhirat bagi orang yang gemar sedekah adalah disiapkannya pahala besar sebagai tabungan amal dan surga sebagai tempat kembali.⁣

Seseorang yang bersedekah artinya dia yakin akan firman Allah SWT. Dia yakin dengan janji-janji Allah dengan banyak keutamaan salah satunya pahala.

Dan sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim)

Yuk sedekah di al hilal ..⁣

Silahkan transfer ke rekening bank mandiri 1320012549953 a.n yayasan alhilal

Informasi & Call Center⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
🌐 Website: www.alhilal.or.id⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751

AL-QUR’AN UNTUK SUKU TOGUTIL HALMAHERA TIMUR

Suku Togutil (atau dikenal juga sebagai Suku Tobelo Dalam) adalah kelompok / komunitas etnis yang hidup di hutan-hutan secara nomaden di sekitar hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo dan Buli yang termasuk dalam Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Yang perlu diingat, Orang Togutil sendiri tak ingin disebut “Togutil” karena Togutil bermakna konotatif yang artinya “terbelakang”.

Kehidupan mereka masih sangat tergantung pada keberadaan hutan-hutan asli. Mereka bermukim secara berkelompok di sekitar sungai. Komunitas Togutil yang bermukim di sekitar Sungai Dodaga sekitar 42 rumah tangga. Rumah-rumah mereka terbuat dari kayu, bambu dan beratap daun palem sejenis Livistonia sp. Umumnya rumah mereka tidak berdinding dan berlantai papan panggung.

Suku Togutil yang dikategorikan suku terasing tinggal di pedalaman Halmahera bagian utara, tengah, dan Timur menggunakan bahasa Tobelo sama dengan bahasa yang dipergunakan penduduk pesisir, orang Tobelo.

Kehidupan Orang Togutil sesungguhnya amat bersahaja. Mereka hidup dari memukul sagu, berburu babi dan rusa, mencari ikan di sungai-sungai, di samping berkebun. Mereka juga mengumpulkan telur megapoda, damar, dan tanduk rusa untuk dijual kepada orang-orang di pesisir. Kebun-kebun mereka ditanami dengan pisang, ketela, ubi jalar, pepaya dan tebu.

Khususnya masyarakat Togutil yang tinggal di desa Patlean, Halmahera Timur, mereka hidup di hutan dan rumah merekapun juga masih sangat sederhana dan jauh dari keramaian kota, sehingga permukiman mereka masih gelap apalagi bila malam tiba. Seiring perkembangan interaksi dan komunikasi antar sesama, masyarakat suku Togutil mulai mengenal dunia luar.

Sebagian dari mereka ada yang mulai mengenal Islam dan belajar mengaji. Namun karena keberadaan guru dan ustadz sangat jarang sehingga mereka belajar dan mengaji dilakukan sebulan sekali, itupun bila guru dan ustadz yang biasa mengajarkan islam kepada mereka datang. Keterbatasan al-qur’an pun menjadi kendala suku tugotil untuk mempelajari al-qur’an. Untuk itu kami akan mendistribusikan al-qur’an ke suku togutil. Supaya mereka dapat belajar al-qur’an dengan baik dan benar.

Belum lagi karena rumah-rumah mereka yang terletak di hutan pastinya banyak kendala untuk bisa sampai ke perkampungan mereka, jalan yang masih becek seperti kubangan, suasana perkampungan yang gelap gulita karena belum tersentuh pembangun dan aliran listrik dari PLN.

Untuk penerangan setiap malam tiba mereka mengandalkan lampu minyak bagi yang mempunyai uang lebih itupun hanya segelintir orang, sisanya tidak menggunakan penerangan alias berselimutkan pekatnya kegelapan malam.

Kejar Berkahnya

Dari sahabat Jabir bin Abdullah, bahwasanya pada suatu ketika Nabi Muhammad SAW berkata di hadapan para sahabatnya, ”Wahai umat manusia, bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah dalam hal mencari rezeki. Karena, sesungguhnya manusia itu tidak akan mati sebelum disempurnakan rezekinya. Allah hanya memperlambat turunnya rezeki kepadanya. Dan kemudian menurunkannya secara berangsur-angsur. Karena itu (sekali lagi), bertakwalah kalian semua kepada Allah dan perbaikilah usahamu dalam meraih rezeki. Ambillah yang halal dan tinggalkanlah yang haram.” (HR Ibnu Majah).⁣

Jika kita sudah mampu mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram, rezeki yang sudah datang kepada kita jangan kita simpan dan nikmati sendiri. Kita bisa membaginya kepada yang lain, dan yang mebutuhkan. Bisa dengan bersedekah, Selain mendapatkan pahala insyaallah uang yang kita dapat akan berkah. ⁣

Yuk Bersedekah di alhilal!⁣

Silahkan transfer ke rekening bank mandiri 1320012549953 a.n yayasan alhilal

Memperbanyak Istigfar

Istighfar adalah permohonan ampun seseorang kepada Allah dengan lisan dari segala bentuk kejahatan dan kezaliman yang telah ia perbuat. Istighfar wajib dilantunkan seseorang sebelum memanjatkan zikir maupun doa agar dapat diterima Allah SWT.

Secerdas apa pun seseorang takkan mampu mengetahui dan menghitung jumlah dosa yang telah ia perbuat dalam sehari, baik dalam bentuk fisik maupun batin. Maka, dengan istighfar dapat menghapus dosa-dosa yang menjadi penghalang terkabulnya doa karena hanya Allah Zat yang Mahapengampun lagi Mahapengasih.

إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِى وَإِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِى الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ⁣

“Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim no. 2702).⁣

Sedekah Memudahkan Urusan & Menenangkan Hati

Ditengah kondisi mencekam di negeri ini, yakni berbagai bencana yang menimpa, menyadarkan kita perlunya berbanyak-banyak menunaikan sedekah. Bekerja sama dengan Allah Swt untuk memudahkan segala urusan kita pasti akan sangat menguntungkan.

Dia adalah zat yang maha mengetahui segala keinginan hambanya. Allah swt mempunyai banyak program amalan dalam bekerja sama untuk mensukseskan urusan kita. Salah satunya adalah sedekah. Yups, sedekah adalah investasi terbaik dalam menjalankan suatu misi tapi tidak berlawanan arah dari ajaran agama islam.⁣⁣

Silahkan transfer ke rekening bank mandiri 132.00.1254.995.3 a.n yayasan alhilal

Informasi & Call Center⁣⁣
🌐 Website: www.alhilal.or.id⁣⁣
☎ Telpon: 022-2005079⁣⁣
📱 WA: 081 2222 02751

PERBEDAAN QURBAN NADZAR DENGAN QURBAN SUNNAH

Meski sama-sama ibadah yang dilaksanakan dengan jalan berqurban namun terdapat perbedaan mendasar antara qurban nadzar dan qurban sunnah. Salah satu perbedaan mendasar tersebut dilihat dari hukumnya di mana Qurban Nadzar adalah KEWAJIBAN (berdosa jika ditinggalkan) sementara Qurban Sunnah hukumnya hanya DIANJURKAN (tidak berdosa jika ditinggalkan).

Qurban atau Kurban adalah salah satu ibadah yang dilaksanakan di Bulan Dzulhijjah oleh umat islam selepas melaksanakan shalat ied pada perayaan hari idul adha. Pada dasarnya hukum Qurban ini adalah SUNNAH MUAKKAD, yang artinya adalah ibadah yang dianjurkan dengan penekanan keras (muakkad).

Tentunya penekanan keras ini berlaku bagi mereka yang diberikan kemampuan finansial untuk berkurban. Dengan hukum dasar Sunnah Muakkad, ibadah Qurban bisa naik hukumnya menjadi WAJIB, dalam arti harus dilaksanakan sebab apabila ditinggalkan mendapatkan dosa sementara bila dilaksanakan akan mendapatkan pahala. Quran ini menjadi wajib hukumnya apabila menjadi bagian dari NADZAR. Artinya seseorang berjanji demi nama Allah SWT akan melakukan qurban apabila yang dikehendakinya terwujud.

PENYEMBELIHAN HEWAN KURBAN HARUS DALAM 1 SAYATAN

Salah satu momen yang paling ditunggu saat idul adha adalah, prosesi hewan kurban disembelih. Proses ini merupakan yang paling sakral karena sejumlah ketentuan harus dijalankan, salah satunya wajib menggunakan pisau atau golok yang tajam untuk menyembelih hewan qurban.

Makanya, pihak panitia hewan kurban biasanya akan menggunakan golok atau pisau sayat berkualitas terbaik agar proses penyembelihan hewan kurban berjalan lancar sesuai dengan ketentuan. Selain itu, menyembelih hewan kurban pun harus dalam satu sayatan.

Selain itu, ada beberapa syarat lainnya, yakni juru sembelih hewan qurban harus sehat jasmani dan rohani, membaca kalimat Tasmiyah sebelum menyembelih, dan penyembelihan hewan qurban harus dilakukan dengan satu kali sayatan atau beberapa kali gerakan tanpa mengangkat pisau.

syarat penyembelihan hewan qurban tersebut (harus satu kali sayatan atau dilakukan dalam beberapa kali gerakan tanpa mengangkat pisau) diberlakukan agar proses penyembelihan tidak menyakiti hewan qurban.

Selain itu, proses ini pun akan membuat hewan qurban jadi lebih cepat mati, dan tidak mengalami stres. Faktanya, stres yang dialami hewan qurban bisa membuat daging hewan qurban mengandung asam laktat, sehingga pH daging menjadi rendah. Kondisi ini akan membuat kualitas daging hewan qurban menjadi lebih rendah.

Hal ini dapat terlihat dari warna daging hewan qurban yang berwarna merah muda, atau merah cerah, dengan tekstur yang lebih kenyal tapi tidak lunak. Tentu kondisi ini jauh berbeda dengan daging hewan qurban yang mengalami stres dulu dan melewati rasa sakit saat penyembelihan.

Meskipun begitu, kamu harus hati-hati karena stres yang dialami hewan qurban tidak hanya disebabkan karena proses penyembelihan yang tidak baik, tapi juga bisa terjadi karena perlakuan orang-orang di sekitar hewan qurban yang akan disembelih justru membuatnya jadi takut sebelum disembelih.  Misalnya, dengan sengaja memamerkan golok yang sudah tajam pada hewan qurban, memperlihatkan proses penyembelihan hewan lainnya, menakut-nakuti hewan qurban, dan perlakukan buruk lainnya yang berujung kepada timbulnya stres pada hewan qurban yang akan disembelih.

MENGUNGKIT 4 FAKTA IDUL ADHA

Idul Adha 10 Dzulhijjah 1441 H jatuh pada hari Jumat, 31 Juli 2020. Nah, berikut fakta-fakta Idul Adha :

1. Pelaksanaan Sholat

Pelaksanaan sholat idul adha dilakukan dengan dua rakaat secara berjamaah. Sholat Idul Adha didahului niat berbunyi “ushalli rak’ataini sunnata li idil adhlha” dan ditambah ‘imaman” bila menjadi imam, dan “makmuman” bila menjadi makmum.

2. Sembelih Hewan

Setelah pelaksanaan sholat Idul Adha, ritual ibadah lain yang dilakukan, yakni penyembelihan hewan. Biasanya, hewan yang disembelih berupa sapi maupun kambing.

4. Puasa Sunnah

Sebelum merayakan Lebaran Idul Adha 2019, umat muslim biasanya melaksanakan puasa sunnah tarwiyah dan arafah. Puasa tersebut biasanya dilaksanakan pada 8 dan 9 Dzulhijah secara berturut-turut.

5. Beda dengan Idul Fitri

Perayaan idul adha dan Idul Fitri memiliki makna yang berbeda. Idul Adha dirayakan untuk memperingati peristiwa kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim. Sedangkan Idul Fitri sebagai perayaan puncak ibadah puasa satu bulan penuh.

TAU KAH KALIAN, BERKURBAN ADALAH BENTUK KITA CINTA KEPADA ALLAH

Nabi Ibrahim Alaihissalam di uji oleh Alloh dengan perintah menyembelih anaknya yang beliau sangat cintai. Orang tua mana yang tega menyembelih anaknya sendiri ? Namun Ibrahim mampu membuktikan kecintaan kepada Alloh lebih daripada segalanya dan beliau pun dengan penuh ketaatan melaksankan perintah Alloh.

Dengan KeMaha-Murahan dan Kasih Sayang Alloh kemudian digantikanlah Ismail dengan Kambing Gibas.

Allah Ta’ala berfirman,

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al Hajj : 37)

Terkadang kecintaan kita terhadap anak anak atau orang tua kita mengalahkan segalanya hingga melupakan kecintaan yang sesungguhnya yaitu kecitaan yang seharusnya menjadi haq Alloh, di rengut oleh hamba-Nya. Ini merupakan suatu kesalahan jika Alloh Subhanahu wa Ta’ala tidak di dahulukan.
Maka dengan itu suri tauladan Nabi Ibrahim Allaihissalam menjadi momentum terindah bagi kita untuk membuktikan dengan bersegera meraih cinta Alloh yang sejati dengan berqurban..

Selain itu sudah selayaknya lah kita membahagiakan orang-orang yang dalam keseharianya jangankan memakan daging untuk makan seadanya saja harus bergelut dengan keringat hingga mengorbakan nyawa, di negeri kita pun masih banyak orang-orang yang kekurangan gizi, karena sulitnya memperjuangkan hidup. Sebagai bukti kecintaan kita terhadap Alloh dan rasa peduli kita terhadap sesama maka berqurban dengan qurban terbaiklah jalan untuk meraih kemuliaan dan jalan untuk membahagiakan saudara-saudara kita.

INILAH PERSAUDARAAN ANTARA KURBAN DAN HAJI

Sejak bulan lalu, jutaan saudara muslim di dunia berbondong-bondong men jadi tamu Allah dalam menyempurnakan rukun Islam. Dari segala penjuru mereka mendatangi langsung kiblat shalatnya dan menjalankan rukun-rukun haji. Layaknya saudara muslim di tanah air, sejak pekan ketiga Agustus, secara bergiliran mereka berangkat menuju Tanah Suci.

Hari raya tersebut merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seorang muslim, sebab hari tersebut berkaitan dengan sejarah kemanusia an yang direkam lewat ibadah haji dan kurban. Ibadah haji yang terdiri dari umrah dan haji merupakan titik kulminasi dari proses pencarian kesempurnaan hidup baik secara individu dan sosial. Dimana semua bermuhasabah kepada Allah SWT dalam takaran mendekatkan diri dan menggapai ridha-Nya.

Ketika para calon haji mening gal kan rumahnya, berpisah dengan keluarga, sanak saudara dan orangorang dekat yang dicintai, meninggalkan harta bendanya selain bekal yang diperlukan selama perjalanannya. Mereka pun harus meninggalkan negeri, kampung halaman, dan tanah air kelahirannya untuk memenuhi panggil an Allah SWT menuju tanah suci.

Peristiwa itulah yang akan terjadi ketika seseorang dipanggil oleh Allah SWT dengan kematian menuju tanah abadi (kubur). Semua itu menjadi pengingat kita kepada kematian dan perjalanan akhirat. Dengan demikian seseorang yang akan menunaikan iba dah haji diharapkan lebih me nyadari dan memahami makna dari per jalanan yang sebaik-baiknya, ke mudian diaplikasikan dalam ke hidupan.

Ibadah haji dan kurban seperti kesatuan penghambaan terhadap Allah SWT yang tak dapat dipisahkan satu sama lain, baik dari sisi historis, waktu pelaksanaan, dan fadhilah atau manfaatnya. Umat Islam di seluruh penjuru dunia mengiringi Haji dengan melaksanakan sholat Idul Adha dan menyembelih hewan kurban sebagai syi’ar agama Allah.

Seperti firman Allah SWT dalam surat Al Kautsar, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” Idul Adha sendiri maknanya adalah kembali berkurban, yakni menyembelih kambing, sapi, atau unta, dengan syarat-syarat tertentu.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah RA, ia berkata, bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Kurban, lebih dicintai Allah selain dari menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak di hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulubulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan pahala kurban itu,” (HR. Tirmidzi, no: 1413).

Sebagai kompilasi beribadah, Haji dan Kurban secara normatif merupakan syariat yang terkait dan disyariatkan pada tahun yang sama, yaitu pada tahun ke-6 Hijriah. Kedua, syariat tersebut ditetapkan oleh Allah bukan tanpa tujuan. Tetapi sesungguhnya melalui sarana ibadah haji dan kurban manusia dapat berkomunikasi secara spiritual dengan Tuhannya.

Secara garis besar ada dua tujuan utama dalam ibadah haji dan kurban yaitu pertama, melalui syariat ibadah tersebut Allah sengaja memberikan kesempatan kepada manusia untuk berkompetisi dalam hidupnya, me mi lih sesuatu yang baik diantara yang jelek bagi dirinya baik secara individual maupun secara komunal dan sosial. Kedua, melalui sarana ibadah manusia dapat secara bertahap menuju kesempurnaan jiwa yang tidak akan berakhir dengan kematian dan tidak berakhir dalam batas-batas dunia.

×