Contacts

92 Bowery St., NY 10013

+1 800 123 456 789

Kategori: Berita

Amalan Menyambut Bulan Ramadhan

Bulan suci Ramadhan memiliki banyak keistimewaan bila dibandingkan dengan sebelas bulan lainnya. Segala macam keistimewaan itu pula yang tak akan bisa kita jumpai di bulan-bulan yang lain. Oleh karena itu, kedatangannya perlu disambut dengan persiapan yang serius. Berikut ini adalah beberapa contoh persiapan amalan dalam menyambut bulan Ramadhan. 

1. Perbanyak Do’a 

Do’a merupakan ibadah dimana para hamba berkomunikasi kepada Allah ‘Azza wa Jalla akan hajat dan harapannya. Oleh karena itu sangatlah baik jika disaat-saat mendekati Ramadhan, kita senantiasa meminta kepada Allah agar diberi kesempatan untuk dipertemukan dan menikmati indahnya bulan suci itu, karena tidak ada yang menjamin bahwa usia kita akan sampai pada tanggal 1 Ramadhan. Para salaf dahulu memohon kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya. “Allahumma barik lana fi Rajaba wa sya’bana, wa ballighna Ramadhan; Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan sya’ban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan”, adalah salah satu do’a yang masyhur dari para salafus Shaleh rahimahumullah. 

2. Kaji Ilmu Mengenai Ramadhan 

Sebelum memasuki bulan Ramadhan, sangat baik bila kita membekali diri dengan ilmu agama, terutama yang berkaitan dengan amalan-amalan wajib dan yang disunnahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan, serta apa saja yang dimakruhkan dan juga yang dapat membatalkan puasa. Ini sangat penting agar kita mengetahui apa saja yang perlu kita lakukan dan kita hindari untuk memaksimalkan ibadah puasa kita nanti. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti mendengarkan ceramah-ceramah atau tausiyah di masjid ataupun radio yang membahas tentang bulan Ramadhan. 

3. Bayar Puasa Tahun Lalu 

Bagi kita yang puasa Ramadhan tahun lalu ada bolongnya, tentunya kita wajib untuk meng-qadha’nya. Dan yang namanya kewajiban sangat baik bila segera dilakukan dan tidak menunda-nundanya. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: ”Aku tidaklah meng-qadha` sesuatu pun dari apa yang wajib atasku dari bulan Ramadhan, kecuali di bulan Sya’ban hingga wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan Ahmad, hadits sahih). [Terdapat hadits-hadits yang semakna dalam lafazh-lafazh lain sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, hal. 871-872, hadits no. 1699]. 

4. Membiasakan Bersedekah 

Bersedekah tidak akan mungkin membuat kita kekurangan harta, melainkan harta kita akan dilipat gandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Harta tidak akan berkurang dengan bersedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kebaikkan baginya.” (HR. Muslim). Dan masih banyak lagi janji-janji Allah kepada hamba-Nya yang rajin bersedekah, diantaranya, dihapuskan dosa-dosanya, pahala yang berlipat, terbebas dari siksa kubur, dijauhi dari api neraka, dan lain-lain. Oleh karena itu, ketika kita sudah terbiasa bersedekah sebelum memasuki bulan Ramadhan, kemungkinan besar untuk lebih banyak berbagi di bulan suci lebih besar lagi. 

5. Bertaubat Kepada Allah 

Bertaubat kepada Allah dari segala dosa dan maksiat sangat perlu dilakukan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, karena pada bulan Ramadhan nanti kita akan melakukan berbagai macam ibadah dan ketaatan kepada Allah. Sedangkan dosa dan maksiat dapat mengotori dan menutup hati, sehingga membuat kita sulit beribadah dan beramal shaleh. Syeikh Fudhail bin Iyadh pernah berkata, “Jika engkau tidak mampu menunaikan shalat malam dan puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau sebenarnya sedang dalam keadaan terhalang, karena dosa-dosamu begitu banyak”. Ada pula kisah tentang seseorang yang datang kepada Imam Ghazali untuk menanyakan kepada beliau mengenai sesuatu yang menyebabkannya tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan shalat. Beliau pun menjawab, “Dosa dosamu telah membelenggumu“. Oleh karena itu, sebelum kita meniatkan diri dan hati kita untuk beribadah dan beramal shaleh di bulan Ramahan nanti, hendaknya kita bertaubat terlebih dahulu, agar inshaa Allah segala bentuk ibadah dan amal shaleh kita nanti dipermudah dan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Macam-Macam Bid’ah di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan barakah dan penuh dengan keutamaan. Allah subhanahu wa ta’ala telah mensyariatkan dalam bulan tersebut berbagai macam amalan ibadah yang banyak agar manusia semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Akan tetapi sebagian dari kaum muslimin berpaling dari keutamaan ini dan membuat cara-cara baru dalam beribadah. Mereka lupa firman Allah ta’ala, “Pada hari ini Aku telah menyempurnakan agama kalian.” (QS. Al-Maidah: 3). Mereka ingin melalaikan manusia dari ibadah yang disyariatkan. Mereka tidak merasa cukup dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau ridhwanullahi ‘alaihim ajma’iin. 

Oleh sebab itu pada tulisan ini kami mencoba mengangkat beberapa amalan bid’ah yang banyak dilakukan oleh kaum muslimin, yaitu amalan-amalan yang dilakukan akan tetapi tidak diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para sahabat beliau, semoga dengan mengetahuinya kaum muslimin bisa meninggalkan perbuatan tersebut 

Bid’ah Berzikir Dengan Keras Setelah Salam Shalat Tarawih 

Berzikir dengan suara keras setelah melakukan salam pada shalat tarawih dengan dikomandani oleh satu suara adalah perbuatan yang tidak disyariatkan. Begitu pula perkataan muazin, “assholaatu yarhakumullah” dan yang semisal dengan perkataan tersebut ketika hendak melaksanakan shalat tarawih, perbuatan ini juga tidak disyariatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula oleh para sahabat maupun orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Oleh karena itu hendaklah kita merasa cukup dengan sesuatu yang telah mereka contohkan. Seluruh kebaikan adalah dengan mengikuti jejak mereka dan segala keburukan adalah dengan membuat-buat perkara baru yang tidak ada tuntunannya dari mereka. 

Membangunkan Orang-Orang untuk Sahur 

Perbuatan ini merupakan salah satu bid’ah yang tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak pernah memerintahkan hal ini. Perbedaan tata-cara membangunkan sahur dari tiap-tiap daerah juga menunjukkan tidak disyariatkannya hal ini, padahal jika seandainya perkara ini disyariatkan maka tentunya mereka tidak akan berselisih. 

Melafazkan Niat 

Melafazkan niat ketika hendak melaksanakan puasa Ramadhan adalah tradisi yang dilakukan oleh banyak kaum muslimin, tidak terkecuali di negeri kita. Di antara yang kita jumpai adalah imam masjid shalat tarawih ketika selesai melaksanakan shalat witir mereka mengomandoi untuk bersama-sama membaca niat untuk melakukan puasa besok harinya. 

Perbuatan ini adalah perbuatan yang tidak di contohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga orang-orang saleh setelah beliau. Yang sesuai tuntunan adalah berniat untuk melaksanakan puasa pada malam hari sebelumnya cukup dengan meniatkan dalam hati saja, tanpa dilafazkan. 

Imsak 

Tradisi imsak, sudah menjadi tren yang dilakukan kaum muslimin ketika ramadhan. Ketika waktu sudah hampir fajar, maka sebagian orang meneriakkan “imsak, imsak…” supaya orang-orang tidak lagi makan dan minum padahal saat itu adalah waktu yang bahkan Rasulullah menganjurkan kita untuk makan dan minum. Sahabat Anas meriwayatkan dari Zaid bin Sabit radhiyallahu ‘anhuma, “Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau shalat. Maka kata Anas, “Berapa lama jarak antara azan dan sahur?”, Zaid menjawab, “Kira-kira 50 ayat membaca ayat al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Menunda Azan Magrib Dengan Alasan Kehati-Hatian 

Hal ini bertentangan dengan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menganjurkan kita untuk menyegerakan berbuka. Rasulullah bersabda, 

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ 

“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari Muslim) 

Takbiran 

Yaitu menyambut datangnya ied dengan mengeraskan membaca takbir dan memukul bedug pada malam ied. Perbuatan ini tidak disyariatkan, yang sesuai dengan sunah adalah melakukan takbir ketika keluar rumah hendak melaksanakan shalat ied sampai tiba di lapangan tempat melaksanakan shalat ied. 

Mendahului Puasa Satu Hari Atau Dua Hari Sebelumnya 

Rasulullah telah melarang mendahului puasa ramadhan dengan melakukan puasa pada dua hari terakhir di bulan sya’ban, kecuali bagi yang memang sudah terbiasa puasa pada jadwal tersebut, misalnya puasa senin kamis atau puasa dawud. Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian mendahului puasa ramadhan dengan melakukan puasa satu hari atau dua hari sebelumnya. Kecuali bagi yang terbiasa melakukan puasa pada hari tersebut maka tidak apa-apa baginya untuk berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Perayaan Nuzulul Qur’an 

Yaitu melaksanakan perayaan pada tanggal 17 Ramadhan, untuk mengenang saat-saat diturunkannya al-Qur’an. Perbuatan ini tidak ada tuntunannya dari praktek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula para sahabat sepeninggal beliau. 

Berziarah Kubur Karena Ramadhan 

Tradisi ziarah kubur menjelang atau sesudah ramadhan banyak dilakukan oleh kaum muslimin, bahkan di antara mereka ada yang sampai berlebihan dengan melakukan perbuatan-perbuatan syirik di sana. Perbuatan ini tidak disyariatkan. Ziarah kubur dianjurkan agar kita teringat dengan kematian dan akhirat, akan tetapi mengkhususkannya karena even tertentu tidak ada tuntunannya dari Rasulullah maupun para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim ajma’iin. 

PEMBAGIAN WASTAFEL

Aksi solidaritas sosial melawan virus corona atau dikenal  dengan sebutan Covid-19 terus gencar dilakukan di setiap daerah di Indonesia. Hal yang sama juga dilakukan masyarakat peduli covid-19 di Kota Bandung. 

Aksi sosial melawan corona di Kota Bandung ini dilakukan pada Selasa 31 Maret 2020,  kegiatan ini merupakan bagian dari upaya agar bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan masalah pendemi covid-19 yang cukup menyita perhatian selama ini, karena setelah dilihat kembali kasus ini, tentu sangat berkaitan erat dengan persoalan kebersihan dan bagaimana cara menjaga kesehatan. 

Tujuan dari pembagian wastafel ini adalah kita harus memulai membuat langkah-langkah kecil bagaimana masyarakat membiasakan diri hidup sehat, dengan mencuci tangan secara baik dan benar. Sehingga dengan demikian dapat mengantisipasi serta mencegah penyebaran covid-19 semakin hari semakin meningkat. 

Kegiatan ini menjadi langkah awal agar dapat ditiru, dan masyarakat juga harus bisa memiliki kesadaran sendiri, tidak harus menunggu pemerintah dalam menangani persoalan ini. Sebagai masyarajat harus mampu untuk bisa memulainya dari diri sendiri alias bergerak dengan mandiri. 

JikaJika semakin banyak pihak yang peduli dengan melakukan gerakan yang sama dalam menghadapi covid-19, maka tentu sangat luar biasa solidaritas kita. Kami berharap setelah kegiatan ini, ada juga gerakan-gerakan  luar biasa demi untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. 

PEMBAGIAN ZAKAT

Pesantren Al hilal membagikan zakat pada Kamis – Ahad 19-22 Maret 2020 . Pembagian zakat ini di bagikan kepada panitia laz Al hilal, santri Tahfiz, ustadz/pengajar, dan wali santri yatim. Program laz ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat di tengah wabah virus Corona, dan menambah semangat santri untuk terus belajar Al-Qur’an.  

Satu santri mendapatkan satu amplop uang zakat, para pengajar dan ibu wali yatim dan pengajian mendapatkan masing-masing satu amplop. Para penerima manfaat berterimakasih dan bersyukur atas penyaluran zakat ini. Berharap laz Al hilal bisa memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat.  

Zakat merupakan ibadah wajib bagi umat muslim. Kewajiban ini, tertulis di dalam Al-Qur’an. Zakat juga termasuk dalam rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok tegaknya syariat Islam. Menunaikan Zakat adalah kegiatan yang wajib dilakukan bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.  

  • Islam 
  • Zakat hanya di kenakan Kepada orang-orang yang beragama Islam. Berakal Dan baligh dimiliki secara sempurna 
  • Harta yang akan dizakatkan merupakan milik sendiri ditangan individu dan tidak berkaitan dengan hak orang lain, atau harta tersebut di salurkan atas pilihan nya sendiri.  
  • Nisab adalah batasan Antara apakah kekayaan itu wajib zakat atau tidak. Jadi, harta yang dimiliki seseorang telah mencapai Nisab, maka kekayaan tersebut wajib dizakatkan.  

Zakat merupakan bentuk ibadah seperti sholat, puasa, dan lainnya yang telah di atur berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Ibadah ini termasuk kedalam rukun Islam yang keempat (4) dan menjadi salah satu unsur penting dalam syariat Islam. Karena itulah, hukum membayarkan zakat adalah wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat zakat.  

Selain ibadah wajib, zakat juga kegiatan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia. 

PEMBAGIAN SABUN CUCI TANGAN UNTUK MASJID

Mencegah penyebaran virus corona di Wilyah Kota Bandung (Cililin).  Panitia Laz Al Hilal melakukan kegiatan pembagian sabun gratis untuk setiap masjid pada Sabtu, 28 Maret 2020. Kegiatan ini ialah upaya dalam pencegahan penyebaran  covid-19. Panitia Laz Al hilal membantu jamaah masjid untuk membudidayakan hidup bersih, agar terhindar dari berbagai pernyakit seperti virus covid-19 ini. 

Acara di mulai dengan persiapan para panitia untuk membagikan sabun tersebut. Sebelum di bagikan nya sabun ada syarat tertentu untuk mengambil sabun, yaitu di anjurkan untuk cuci tangan terlebih dahulu dan absen. Selain cuci tangan dan absen para perwakilan masjid di dokumentasikan.  

Laz Al hilal  merespon cepat tentang wabah ini, karena rumah ibadah seperti masjid merupakan tempat bertemunya berbagai kalangan. Hal-Hal tersebut tentu menjadi resiko besar menyebarnya berbagai penyakit menular seperti virus Covid-19. 

Selain itu, para panitia juga menghimbau para penjaga masjid untuk tetap waspada dan hati-hati terhadap virus ini. Semoga kedepannya lebih banyak masjid yang bisa menerima manfaat. 

ORANG-ORANG YANG MATI SYAHID

Apakah orang yang terkena wabah covid-19 mati syahid ?. Orang yang meninggal di medan perang untuk menegakkan agama Allah atau mempertahankan kebenaran dikenal dengan mati syahid. Selain itu, masih ada beberapa cara meninggal seseorang yang masuk dalam golongan mati syahid. 

Sebagaimana sabda Rasulullah: “Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari) 

Selain itu Dari Jabir bin ‘Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Orang-orang yang mati syahid yang selain terbunuh di jalan Allah itu ada tujuh orang, yaitu korban wabah adalah syahid, mati tenggelam (ketika melakukan safar dalam rangka ketaatan) adalah syahid, yang punya luka pada lambung lalu mati, matinya adalah syahid, mati karena ?  perut adalah syahid, korban kebakaran adalah syahid, yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid, dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan (dalam keadaan nifas atau dalam keadaan bayi masih dalam perutnya, penpena adalah syahid.” (HR. Abu Daud) 

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa syahid itu ; 

1. Syahid yang mati ketika berperang melawan kafir harbi (yang berhak untuk diperangi). 

2. Syahid dalam hal pahala namun tidak disikapi dengan hukum syahid di dunia. Contoh syahid jenis ini ialah mati karena melahirkan, mati karena wabah penyakit, mati karena reruntuhan, dan mati karena membela hartanya dari rampasan, begitu pula penyebutan syahid lainnya yang disebutkan dalam hadis shahih. 

3. Orang yang khianat dalam harta ghanimah (harta rampasan perang), dalam dalil pun menafikan syahid pada dirinya ketika berperang melawan orang kafir. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya, ada orang yang menaiki kapal dengan maksud pergi berdagang kemudian tenggelam, apakah ia dikatakan mati syahid? 

Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan jawaban, ia termasuk syahid selama ia tidak bermaksiat ketika ia naik kapal tadi. Ada hadis shahih dari Rasulullah yang menyatakan, orang yang mati tenggelam termasuk syahid; orang yang mati karena sakit perut termasuk syahid; orang yang mati terbakar termasuk syahid, orang yang mati karena wabah termasuk syahid, wanita yang mati karena melahirkan termasuk syahid, juga orang yang mati karena tertimpa reruntuhan termasuk syahid.  

Maka dari itu marilah kita mengambil hikmah dari adanya virus covid-19 ini, ini adalah sebuah peringatan bahwa iman kita harus di perkuat lagi.  

PEMBUATAN SABUN CUCI TANGAN

Pesantren Al hilal kini gelar pembuatan sabun cuci tangan atau hand soap. Pembuatan ini di lakukan karena sudah minimnya produk sabun atau hand soap di semua pasaran. Kegiatan ini merupakan ikhtiar yang di lakukan untuk mencegah penyebaran covid-19. Sabun ini di bagikan gratis untuk orang-orang yang membutuhkan.  

Salah satu cara yang diyakini dapat bekerja secara efektif mencegah penularan virus corona adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. 

Bahkan, sabun disebut lebih efektif untuk digukanan daripada cairan pembersih tangan atau hand sanitizer, karena dapat menghilangkan bakteri dan virus yang ada di permukaan kulit. 

Mencuci tangan menggunakan air yang mengalir memang bisa saja dilakukan, namun air tidak cukup untuk menghilangkann virus yang menempel. Air tidak cukup kuat untuk memisahkan virus yang lengket dengan permukaan kulit. 

Lain halnya dengan air sabun. Sabun mengandung sejenis lemak yang disebut sebagai amphiphiles. 

Amphiphiles ini secara struktur sangat mirip dengan lemak yang ada di membran virus. Sehingga molekul-molekul sabun dapat ‘bertarung’ dengan lemak yang ada di membran virus. 

Inilah cara yang kurang lebih sama, ketika sabun bekerja menghapus kotoran dari kulit. Sabun hanya melepaskan virus yang melekat dengan kulit, namun juga memisahkan ketiga komponen pembentuk virus, yakni protein, RNA, dan lemak yang menyatu. 

SEDEKAH PENOLAK BALA

Orang-orang  yang bertaqwa sangat sadar dengan kekuatan sedekah untuk menjadi penolak bala,kesulitan dan berbagai macam penyakit, sebagimana sabda Rosullullah SAW : 

“Bersegeralah, bersedekah sebab yang namanya bala tidak pernah mendahului sedekah, obatilah sakitmu dengan sedekah”. 

Banyak dari kita  yang sudah mengetahui dan memahami perihal anjuran untuk bersedekah, namun sering kali kita  teramat susah untuk  melakukannya karena  kekhawatiran bahwa kita salah  memberi, sebagai contoh  kadang kita enggan memberi pengemis atau pengamen  yang  kita  temui di pinggir jalan dengan memikirkan bahwa mereka  menjadikan meminta-minta sebagai profesinya. 

Padahal sesungguhnya  prasangka buruk yang demikian adalah bisikan-bisikan setan yang tidak rela kita berbuat baik (bersedekah),  sebaiknya mulai saat ini hendak kita hilangkan prasangka-prasangka yang demikian karena seharunya sedekah  itu kita niatkan sebagai bukti keimanan kita atas perintah Allah dan rosulnya  yang menganjurkan umat nya  untuk gemar bersedekah. 

Apabila ternyata bahwa sedekah yang kita beri kepada pengemis atau pengamen  tidak tepat sasaran, bukan lagi urusan kita. Karena sedekah hakekatnya adalah ladang amal bagi hamba-hamba Allah yang bertaqwa. Atau jika kita tidak suka memberi sedekah dengan berbagai alasan pertimbangan maka biasakanlah bersedekah dengan menyiapkan sejumlah uang sebelum sholat jum’at dan memasukan ke kotak amal yang tersedia . Misalnya  kita menyumbangkan uang sejumlah 10.000 ke kotak amal maka sebaiknya jum’at berikutnya harus sama, dan harus di iringi dengan keiklasan. 

Sedekah anda, walaupun kecil tapi amat berarti di sisi Allah Azza Wa Jalla. Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan di akhirat karena tidak mendapat keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah orang yang beriman. Sebab menginfakkan hartanya akan memperoleh berkah dan  menahannya dari celaka. Tidak mengherankan jika orang yang bersedekah di ibaratkan orang yang berinvestasi dan menabung di sisi Allah dengan jalan meminjamkan pemberianya kepada Allah. 

Balasan yang akan di peroleh berlipat ganda. Merka tidak akan rugi meskipun pada awalnya mereka kehilangan sesuatu. Sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun sedekah mencakup segala amal atau  perbuatan baik. Sebagai contoh dalam hal kecil sudah tertera di dalam sebua hadist di gambarkan, “Memberikan senyuman kepada sudaramu adalah sedekah”.  

Donasi untuk keperluan pencegahan penyebaran Covid-19 agar tidak semakin meluas

masih terus mengalir dari para donatur. Alhamdulillah, dengan begini Lembaga Amil Zakat al Hilal akan terus membantu masjid-masjid yang memerlukan sabun cuci tangan dan hand sanitizer untuk meningkatkan kebersihan dalam menjalankan ibadah.

Terhitung sejak 17 Maret kemarin hingga saat ini, pembagian sabun cuci tangan dan hand sanitizer masih akan terus dilakukan. Para pengurus masjid di Bandung masih berdatangan luntuk mengambil sendiri di kantor al Hilal di Gegerkalong Hilir, Kota Bandung.

BERITA KOMUNITAS AL HILAL BARU DI SUMEDANG

Tanggal 22 Maret 2020 menjadi hari resmi didirikannya cabang komunitas al Hilal baru yang berada di Sumedang, Jawa Barat.

Kegiatan ini diketuai oleh Kang Isef yang mana adalah Ketua Komunitas al Hilal Jawa Barat. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai wadah pelaksanaan program al Hilal yang dilakukan di masjid-masjid di Sumedang.

Program-program tersebut diantaranya pemberian zakat kepada warga dhuafa sekitar, pembagian waqaf mushaf-mushaf Alqur’an dan juga pembagian bantuan hand sanitizer ke masjid-masjid. Alhamdulillah atas seizin Allah kegiatan tersebut berlangsung lancar dan kondusif.

Hingga saat ini, komunitas al Hilal Jawa Barat sudah ada di beberapa wilayah, yaitu Komunitas al Hilal Pusat di Bandung, Komunitas al Hilal Karawang, lalu yang baru Komunitas al Hilal Sumedang.

Untuk selanjutnya, al Hilal juga berencana untuk membuka komunitas al Hilal baru di Kabupaten Garut.

×