Contacts

92 Bowery St., NY 10013

thepascal@mail.com

+1 800 123 456 789

Kategori: Blog

Ketika Membayarkan Hutang Puasa Keluarga yang Sudah Meningal

LAZISWAF AL HILAL – Rezeki, Umur, dan Jodoh siapa yang tau? Sahabat Al Hilal, tak selamanya manusia akan hidup di muka bumi. Kematian yang datangnya telah ditentukan waktunya oleh Allah SWT yang tidak dapat dimaju atau dimundurkan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 145, yang artinya: “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.”

Sahabat Al Hilal, berbicara mengenai ajal, bagaimana hukumnya membayar puasa bagi orang yang telah dunia. Lantas apakah kerabat atau keluarga orang yang sudah meninggal tersebut boleh membayarkan puasa untuk orang yang sudah meninggal dunia? Dilansir dari sumber kompas.com Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr. H. Abdurrahman Dahlan menyebutkan bahwa hal tersebut boleh dilakukan.

Menggantikan puasa untuk kerabat yang telah meninggal diperbolehkan karena merujuk pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh HR. Bukhari, Ibunda Aisyah menyebutkan kepada Jamaahnya, bahwa Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa meninggal dunia, padahal ia berutang puasa, maka walinyalah yang berpuasa untuknya.”

Apa yang dapat dilaksanakan oleh wali dari seseorang yang telah meninggal? Salah satu hal yang dapat dilaksanakan adalah membayar Fidyah. Seperti yang kita ketahui, Fidyah merupakan barang yang wajib diberikan kepada fakir miskin sebagai ganti dari suaru ibadah yang telah di tinggalkan (red: puasa). Membayar didyah harus dibayarkan untuk mengganti puasa dengan mengeluarkan makanan poko sebesar satu mud untuk satu hari yang ditinggalkan dan dibayarkan ke fakir miskin.

Lantas, sejak kapan kita sudah boleh membayarkan fidyah bagi kerabat yang telah meninggal dunia? Terkait waktu pembayaran fidiah, ada perbedaan pendapat di antara para ulama. Sebagian menyebut pembayaran bisa dilakukan per hari selama bulan Ramadhan, tetapi terdapat pendapat yang menyebutkan fidiah dapat dikumpulkan dalam satu waktu di akhir Ramadhan.

Sahabat Al Hilal, lantas sudahkah kita membayar hutang puasa bagi kerabat dan keluarga yang telah di panggil oleh Allah SWT?

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Pesantren Al Hilal Copyright Picture

Seberapa Bahayakah Penyakit Ain?

LAZISWAF AL HILAL – Penyakit Ain, mungkin banyak sebagaian orang yang menganggap bahwa penyakit Ain itu tidak ada, atau mitos belaka. Tetapi sahabat Al Hilal, penyakit Ain adalah sebuah kondisi yang serius dalam agama Islam. Penyakit ain bisa menjadi penyakit hati yang sangat merugikan diri sendiri dan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Naudzubillahimindzalik.

Seperti yang kita ketahui, penyakit ain atau penyakit gangguan yang disebabkan oleh gangguan pandangan mata sebenarnya tidak bisa kita anggap sebagai penyakit yang sepele. Bahkan hal tersebut pun disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa.” (HR. Muslim).

Jika kita lihat pandangannya secara umum, penyakit ain ini adalah penyakit yang bisa meninpa seseorang dan menjadikan orang tersebut memiliki kecemburuan yang sangat besar kepada orang lain. Dapat kita rasakan, bagaimana hal itu terjadi menimpa kita? Sungguh bahaya yang disebabkan oleh penyakit ain sendiri berasal dari mata jahat terhadap orang lain.

Sebenarnya, gangguan dari penyakit ain itu sendiri dapat beragam, bisa berupa penyakit hingga menyebabkan kematian. Naudzubillahimindzalik. Rasulullah SAW bahkan telah mengingatkan kepada ummat-Nya akan hal tersebut. dalam hadis yang diriwayatkan dalam Al Bazzar, Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah SAW bersabda,

“Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain,” (HR. Al Bazzar).

Sahabat Al Hilal, dikutip dari laman muslim penyakit ain adalah sebuah istilah yang digunakan sebagai gambaran kemalangan yang diberikan satu orang ke orang lain yang dikarenakan perasaan cemburu atau iri hati dan dengki. Lantas apa saja yang dapat menyebabkan penyakit ain itu ada?

Dilansir dari berbagai sumber, inilah beberapa hal yang perlu kita ketahui agar kita dapat terhindar dari penyakit tersebut. Diantaranya adalah:

  • Adanya hasad atau perasaan iri dan dengki atas sesuatu hal yang dimiliki orang lain.

Bukan sifat hasad yang berupa kebencian saja, pandangan kagum yang cenderung khawatir pun bisa menyebabkan penyakit ‘ain pada orang lain yang dilihatnya bahkan pada benda mati.

Sahabat Al Hilal, dilansir dari laman Islamic Finder, beberapa surah yang dapat kita baca untuk menghindari dari penyakit ain adalah:

  1. Surat al-Falaq
  2. Surah an-Naas
  3. Surat al-Ikhlaas
  4. Surat al-Fatiha
  5. Ayat ul-Kursi
  6. Surat Baqarah

InsyaAllah, dengan membiasakan diri untuk membaca surat diatas di pagi maupun sore hari, akan membuat kesehatan jiwa menjadi lebih tenang dan lebih baik, Wallahu’alam bishawab…

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Pesantren Al Hilal Copyright Picture

Al Quran Telah Mencatat Bani Israil Dalam Al Quran, Apa Saja Faktanya?

LAZISWAF AL HILAL – Al Quran merupakan petunjuk yang telah Allah SWT sampaikan untuk umat Muslim di seluruh dunia. Melihat kejadian yang saat ini terjadi di Negeri Syam membuat umat Muslim bahkan di seluruh dunia mengecap kekejaman yang dilakukan oleh Israel kepada penduduk sipil, anak-anak, bahkan orang tua yang ada di bagian dari Negeri Syam, Palestina.

Sahabat Al Hilal, sungguh Allah SWT telah menyebut bangsa Yahudi, Bani Israil disebut berkali-kali dalam Al Quran. Dan faktanya, memang sebagian besar Al Quran telah mengisahkan tentang sejarah antara Nabi Musa as dan Bani Israil. Jauh sebelum kejadian in terjadi, Al Quran telah membahas secara mendalam tentang sejarah Bani Israil, termasuk kejahatan yang mereka lakukan dan balasan yang akan mereka terima.

Lantas, apa saja ya yang diungkap oleh Al Quran tentang Bani Israil? Dilansir dari sumber, inilah fakta yang diungkap oleh Al Quran, antara lain:

  • Asal Usul Bani Israil

Asal muasal Bani Israel dimulai dari Mesir. Mereka tinggal di sana dengan damai sampai firaun menawan mereka. Mereka diperlakukan seperti binatang, anak-anak mereka dibunuh dan wanita diambil sebagai budak. Allah menyebutkan cobaan mengerikan bagi Bani Israel ini beberapa kali dalam Alquran. Allah SWT berfirman dalam QS. Albaqarah ayat 49:

وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ ۚ وَفِي ذَٰلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.” (QS Al Baqarah: 49).

  • Keistimewaan Bani Israil

Bani Israel menderita siksaan yang tak terkatakan. Mereka menanggung semua itu, tapi tetap beriman. Allah menghormati Bani Israel dengan memilih mereka menjadi hamba khusus-Nya. Hal tersebut pun telah Allah SWT sampaikan dalam QS. Al Jasiyah ayat 16:

وَلَقَدْ آتَيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ

  • Kejahatan Bani Israel Yang Disebutkan Dalam Al Quran

Ada di antara Bani Israel yang melakukan syirik (menyekutukan Allah), membunuh nabi, dan mengubah kitab suci. Allah berfirman tentang mereka di dalam Al Qur’an Surat Almaidah ayat 78:

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS Al Maidah: 78).

  • Seringnya Bani Israil Disebut dalam Al Quran

Sahabat Al Hilal, Bani Israil begitu sering disebutkan dalam Al Quran karena mereka paling mirip dengan umat Muslis. Sungguh, mereka adalah sepupu biologis, geografis, dan spiritual muslim, tetapi mereka yang telah disorot dalam Al Quran. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal tersebut dapat terjadi untuk menjadikan pelajaran bagi umat Muslim dari meraka dan tidak membuat kesalahan yang sama. Bukankah ada orang yang mengaku Muslim tetapi menyembah kuburan?

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Ketentuan dan Larangan Puasa Qadha Yang Perlu Kita Ketahui

LAZISWAF AL HILAL – Puasa di bulan Ramadhan hukumnya adalah wajib dan termasuk rukun Islam yang ke lima bagi umat Islam. Artinya bukan orang Islam jika ia tidak melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Sahabat Al Hilal, namun seperti yang telah kita ketahui agama Islam adalah agama yang paling mengerti kita sebagai umatnya. Ada hamba yang masih diberi ampunan oleh Allah SWT untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan seperti sakit, wanita haid atau sedang dalam perjalanan.

Tentunya, ketika kita membatalkan puasa Ramadhan, kita wajib untuk menggantinya atau mengqhadanya di luar bulan Ramadhan. Lantas sudahkah kita sudah mengetahui bagaimana ketentuan dan larangan yang perlu diketahui mengenai mengganti puasa? Dilansir dari berbagai sumber, inilah beberapa kententuan dan larangan yang perlu kita ketahui saat ingin mengganti puasa Ramadhan.

  1. Hukum puasa Qadha

Hukum mengganti (qadha) puasa Ramadhan yang ditinggalkan adalah wajib berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah ayat 184 yang artinya,

“Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 184).

  • Disunnahkan untuk mengganti puasa Qadha secara berturut-turut

Mengganti puasa disunnahkan untuk dilakukan dengan cara berturut-turut, terutama ketika puasa qadha sudah mencapai bulan Sya’ban, namun masih tersisa sejumlah puasa yang harus diqadha, maka sebagai yang melaksanakan puasa qadha wajib melakukannya dengan cara berurutan karena waktu yang tersisa teramat sempit.

  • Dianjurkan untuk tidak menunda qadha hingga tiba Ramadhan berikutnya

Tidak boleh menunda qadha hingga Ramadhan berikutnya tanpa adanya uzur. Hal ini berdasarkan ucapan Ibunda Aisyah ra:

“Suatu ketika aku memiliki utang puasa Ramadhan dan aku tidak bisa mengqadha puasa Ramadhan, melainkan pada bulan Sya’ban karena kesibukan melayani Rasulullah SAW,”

  • Ketika menunda puasa Qadha, hati-hati ini konsekuensi yang akan diterima

Sahabat Al Hilal, menurut pandangan mazhab Maliki, Syafi’I, dan Hanbali siapa yang menunda qadha puasa hingga melebihi tahun kedua, maka di samping wajib qadha, dia wajib membayar fidyah. Yaitu, memberi makan kepada satu orang miskin, sekali sehari (sesuai jumlah hari yang wajib qadha).

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Apakah Kamu Lulus Ramadhan?

LAZISWAF AL HILAL – Apakah puasa kita diterima oleh Allah SWT? Apakah Ramadhan kita telah lulus di mata Allah SWT? Sahabat Al Hilal, tujuan dari ibadah Ramadhan bagi umat Islam adalah menjadi oranng yang bertakwa kepada Allah SWT dan menjadi evaluasi yang terbaik di 11 bulan lainnya. Lantas, apakah kita telah menjadi satu diantaranya? Dilansir dari berbagai sumber, diantara tanda orang yang telah bertakwa atau seseorang itu lulus dan diterima amal ibadah Ramadhannya, adalah:

  1. Semakin cinta dan suka kepada segala ketaatan, dan semakin mudah serta ringan untuk beristiqamah untuk mengamalkan segala perintah Allah SWT.
  2. Semakin benci dan tidak suka kepada perbuatan dosa dan maksiat, serta semakin mudah dan ringan untuk meninggalkannya.
  3. Selalu bersedih tatlaka melakukan hal yang menjadi larangan dari Allah SWT, selalu bersedih ketika melalaikan amalan, baik itu yang wajib maupun yang telah disunnahkan oleh Allah SWT.
  4. Selalu berusaha menjadi menjadi orang yang mulia akhlaknya serta baik ucapannya.
  5. InysaAllah semakin bersih hatinya, semakin khusyu menjalankan ibadahnya.
  6. Senantiasa berusaha untuk mengikuti syariat yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan mengamalkan sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW beserta sahabat-Nya.
  7. Senantiasa menjadikan perkara yang berkaitan dengan akhirat lebih diperhatikan daripada perkara dunia yang hanya sementara.

Sahabat Al Hilal, tentu Allah SWT memberikan balasan kepada setiap umat-Nya yang senantiasa melaksanakana kebaikan setelah Ramadhan berakhir, hal tersebut pun disebutkan oleh Imam Ibnu Rajab yang berkata:

“Balasan dari kebaikan adalah kebaikan sesudahnya, barangsiapa yang mengamalkan kebaikan lalu diikuti dengn kebaikan setelahnya, maka itulah pertanda diterimanya amalan kebaikan yang sebelumnya. Adapun bagi orang yang telah mengamalkan kebaikan namun diikuti dengan kejelekan setelahnya, maka itu juga pertanda tertolaknya kebaikan serta tidak diterimanya amalan” (Lathaiful Ma’arif).

Sungguh, tak ada yang dapat membolak-balikkan hati manusia kecuali Allah SWT, maka dari itu, semoga kita selalu diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk dapat beristiqomah untuk senantiasa menjalankan seluruh peruntah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Ketika Memberikan Zakat Langsung Kepada Mustahik

LAZISWAF AL HILAL – Idul fitri semakin mendekat, tentu kewajiban kita sebagai umat Muslim adalah membayar zakat fitrah pada bulan Ramadhan, dan diberikan sebelum melaksanakan hari raya Idul Fitri. Adapun golongan yang berhak untuk menerima zakat Fitrah yang kita keluarkan. Antara lain, orang fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, orang yang berhutang, yang dalam perjalanan serta orang yang dalam perjuangan.

Sahabat Al Hilal, biasanya  kita bisa memberikan zakat fitrah ada yang langsung atau melalui badan amil zakat. Besarnya zakat sendiri adalah sebanyak 2,5 kilogram beras atau jika di rupiahkan sesuai dengan harga beras yang kita makan sehari-hari. Adapun wajibnya zakat fitrah sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh HR. Bukhari,

“Dari Ibnu Umar radiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitri dari bulan Ramadhan atas manusia satu sha’ dari kurma atau satu sha’ dari gandum bagi setiap umat muslim yang merdeka atau hamba sahaya, baik laki-laki maupun perempuan.” (HR. Al-Bukhari)

Adapun memberikan zakat langsung kepada penerima zakat atau mustahik ada dua pendapat, ada yang memperbolehkan atau lebih baik diberikan kepada amil zakat.

Dikuip dari Bincang Syariah, menurut ulama syafiiyah memberikan zakat langsung jauh lebih baik. Namun berbeda dengan pendapat ulama lainnya, di mana memberikan zakat kepada amil zakat lebih baik.

Dari kutipan tersebut, tentu kita dapat menyimpulkan bahwa amil zakat tentu telah mengetahui siapa saja mustahik yang berhak menerima zakat. Apalagi Mustahik yang masih termasuk tetangga kita, agar lebih tersalurkan secara merata. Sehingga zakat fitrah yang kita keluarkan dapat dinikmati oleh para Mustahik tanpa menimbulkan kecemburuan karena telah tersalurkan secara adil dan merata.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

© Pesantren Al Hilal Copyright Picture

Amalan-Amalan Yang Menyelamatkan

LAZISWAF AL HILAL – Sungguh tak ada seorang pun yang bisa bebas dari dosa. Sebagai manusia tentu kita tak pernah luput dari godaan setan yang tak akan pernah berhenti mengajak manusia untuk bermaksian dan menyesatkan dari jalan Allah SWT. Sahabat Al Hilal, tentu hal pertama yang kita pikirkan saat maksiat itu telah terjadi adalah menyesalinya. Tetapi, apakah ketika kita sudah menyadarinya, sebagai manusia kita akan segera bertaubat kepada-Nya ataukah akan melanjutkannya?

Sungguh, Iblis telah bersumpah di hadapan Allah SWT untuk menyesatkan turunan Adam dari jalan Allah SWT. Tujuannya agar manusia menjadi teman-temannya di neraka. Naudzubillah Himindzalik. Ancaman Iblis ini tidak hanya isapan jempol belaka, tetapi ia buktikan dengan mengirim bala tentaranya ke seluruh penjuru bumi. Tiada yang selamat dari kejahatan Iblis kecuali orang yang mendapat perlindungan dari Allah SWT.

Seperti yang kita ketahui, Allah SWT teramat menyayangi hamba-Nya. Allah SWT tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya menjadi manusia yang mudah terjerumus ke dalam kemaksiatan. Bahkan hal tersebut pun telah Rasulullah SAW sampaikan dan diriwayatkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh HR. Abu asy-Syaikh, Rasulullah SAW menyebutkan amalan yang dapat menyelamatkan kita dari ancaman Iblis:

  1. Takut Kepada Allah SWT
  2. Bersikap Adil
  3. Merasa Cukup

“Tiga hal yang menyelamatkan: takut kepada Allah ‘azza wa jalla saat sendirian dan di hadapan orang,bersikap adil saat senang dan marah dan bersikap pertengahan di saat fakir dan kaya.” (HR. Abu asy-Syaikh).

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Empat perkara yang siapa memilikinya akan dijaga oleh Allah ‘azza wa jalla dari setan dan dicegah dari api neraka, yaitu mampu mengendalikan dirinya di saat senang, pada saat takut, saat dorongan syahwat, dan saat marah.”

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Tips Agar Anak Rajin Baca Al Quran Selama Bulan Ramadhan, Bagaimana?

LAZISWAF AL HILAL – Menurut Penghafal Al-Quran serta Pendiri Majelis Taklim dan Rumah Tahsin Baytut Tarbiyah, Sri Vira Chandra, S.S., M.A, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membiasakan anak membaca Al-Quran di bulan Ramadhan. Berikut caranya:

  • Kenalkan Al-Quran

Sebelum mengajak anak untuk membaca Al-Quran, coba berikan penjelasan kenapa membaca Al-Quran itu perlu dan juga penting. Misalnya saja, selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, membaca Al-Quran bisa membuat hati tenang dan damai.

Nah, agar si kecil mudah memahami apa yang Anda jelaskan, berikanlah tontonan video yang menarik dan sesuai dengan usianya. Tujuannya, agar anak semakin termotivasi untuk membaca Al-Quran.

  • Beri Contoh

Children see, children do. Begitu katanya. Ya, anak adalah peniru ulung, sehingga ia mungkin akan sering meniru perkataan atau tingkah laku orang tuanya di rumah. Jadi manfaatkan agar anak mau meniru tingkah laku baik yang sering Anda lakukan. Salah satunya dengan rutin membaca Al-Quran di depan si kecil.

Selain mencontohkan di depan anak, Anda juga membiasakan si kecil dengan mengajaknya tadarus bersama setelah salat Magrib atau salat Subuh. Mulailah dari hal yang paling mudah, yaitu mengenalkan anak pada huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacanya terlebih dahulu. Ulangi pembelajaran secara rutin dan juga bertahap.

  • Berikan Apresiasi

Ummi Vira mengatakan bahwa bila anak Anda belum balig, maka tak ada salahnya memberikan si kecil reward atau apresiasi agar ia semangat belajar membaca Al-Quran. Tak perlu dalam bentuk materi, melainkan bisa dengan pujian atau memberikan makanan kesukaannya.

  • Doakan Anak

Terakhir, jangan pernah berhenti untuk mendoakan anak, Moms. Selain berusaha untuk membiasakan si kecil membaca Al-Quran di bulan Ramadhan, Anda juga perlu berdoa, agar usaha yang Anda lakukan membuahkan hasil yang baik.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Empat Makna Zakat

LAZISWAF AL HILAL – Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Seperti yang kita ketahui, zakat diisyarakan kepada umat muslim dengan cara mengeluarkan sejumlah harta yang dimiliki, dan tentu, ada nisab terkait harta yang dikeluarkan untuk zakat. Sahabat Al Hilal, tujuan dari zakat pun telah disampaikan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam QS. At-Taubah ayat 103, yang berbunyi.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS At Taubah: 103).

Dalam ayat tersebut disebutkan, tujuan dari zakat adalah untuk membersihkan dan mensucikan diri kita. Tetapi, apakah sahabat Al Hilal mengetahui makna dari zakat itu sendiri? Dilansir dari berbagai sumber salah satunya Buku Fiqih Zakat, Sedekah, dan Wakaf , zakat memiliki beragam makna, diantaranya adalah:

  1. At Tahuru

Artinya membersihkan atau mensucikan. Sahabat Al Hilal, menurut Abu Hasan Al Wahidi, orang yang selalu menunaikan zakat karna Allah SWT dan bukan untuk manusia, maka zakat yang akan ia keluarkan akan disucikan dan dibersihkan oleh Allah SWT baik itu hartanya maupun jiwanya.

  • Al Baraktu

Berkah. Orang yang selalu membayar zakat, maka InsyaAllah hartanya akan melimpah akan keberkahan. Hal ini dikarenakan keberkahan hidup dari harta yang digunakan adalah harta yang bersih dan sudah dibersihkan dari kotoran lewat zakat.

  • An Numuw

Tumbuh dan berkembang. Makna ini menunjukkan bahwa orang yang selalu membayar zakat, maka InsyaAllah hartanya senantiasa akan tumbuh dan berkembang, seperti yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadist.

“Sesungguhnya harta yang dikeluarkan zakatnya tidaklah berkurang, melainkan bertambah dan bertambah.”

  • As Shalalhu

InsyaAllah, orang yang selalu menunaikan zakat, maka harta yang ia miliki akan semakin baik, tidak bermasalah dan InsyaAllah akan terhindar dari masalah.

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.alhilal.or.id

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Laz Al Hilal Copyright Picture

Hati-Hati Yang Berpuasa Pun Bisa Bangkrut Di Akhirat!

LAZISWAF AL HILAL – Apa itu bangkrut? Sebagai manusia tentu kita mendengar kata bangkrut sebagai sesuatu yang amat memilukan. Bangkrut berarti kehabisan materi, kehabisan harta benda, dan kehilangan sesuatu yang berarti di hidup kita. Karena takut hal itu terjadi di kehidupan, kita sebagai manusia pun akan terus berusaha agar materi dan harta yang kita miliki terus terjaga. Tetapi, apakah kita memiliki rasa yang sama ketika kita hal itu terjadi di akhirat kelak?

Sahabat Al Hilal, orang yang bangkrut atau disebut muflis, menurut Rasulullah SAW adalah orang yang di akhirat kelak akan membawa seluruh amalan dan pahalanya, termasuk pagala puasa dan pahala sholatnya. Tetapi, karena saat di dunia orang tersebut banyak menzalimi orang lain dan tidak dapat menjaga lisannya, maka pahala yang telah ia kumpulkan untuk akhirat kelak akan terbuang sia-sia. Sungguh menakutkan bukan?

Bahkan, Rasulullah SAW pun telah berpesan kepada umat-Nya dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dalam HR. Muslim bahwa ketika kita mencela saudara kita, maka pahala-pahala amalnya akan dipindahkan kepada orang-orang yang telah kita zalimi. Dalam hadist tersebut Rasulullah SAW bersabda,

“Jika pahala amalnya habis, dosa-dosa orang-orang yang ia zalimi akan dipindahkan dan dibebankan kepada dirinya.” (HR. Muslim)

Sahabat Al Hilal, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi ya! InsyaAllah ketika kita dapat menjaga lisan, maka Allah SWT tidak akan mengambil tabungan yang telah kita kumpulkan untuk akhirat kelak. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Umar bun Abdul Aziz ra pernah berkata,

قائم الليل وصائم النهار ، إن لم يحفظ لسانه أفلس يوم القيامة

“Orang yang biasa melakukan salat malam dan biasa berpuasa pada siang hari jika tidak bisa menjaga lisannya akan bangkrut pada Hari Kiamat.” (Ibnu Abdil Barr, At-Tamhid).

Informasi & Call Center

🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com

☎ Telpon: 022-2005079

📱 WA: 081 2222 02751

©️ Pesantren Al Hilal Copyright Picture

×