Menjadi
relawan memang bukan pekerjaan yang mudah. Harus dengan keiklasan yang kuat.
Memiliki sikap rela akan selalu membersamai setiap langkah perjuangan relawan.
Rela mengorbankan segala sesuatu mulai dari waktu, pekerjaan, sampai keluarga.
Menjadi
relawan adalah salah satu contoh menolong dan membatu dalam keadaan susah. Selain bantuan pangan, sandang, dan papan,
kita juga tidak boleh lupa bahwa ada relawan yang turut membantu korban bencana
atau pengungsi. Artinya, relawan atau sukarelawan adalah mereka yang membantu
tanpa paksaan. Relawan murni membantu atas dasar empati mereka yang tinggi.
Atas dasar ini, mereka rela meluangkan waktu dan materi. Bagi mereka, melihat
senyum korban bencana atau pengungsi adalah sumber kebahagiaannya.
Seperti
Relawan Kang Jun (Junaedi) beliau setiap harinya mengantarkan beras ke setiap
pelosok Kota Bandung. “sangat berkesan sekali, tentunya. Menjadi salah satu
relawan pembagian beras bagi guru ngaji dan anak yatim. Pertama kalinya saya
membagi itu mereka antusias sekali, seneng banget. Sampai mendoakan wah,, yang luar biasa. Selama pandemi corona
sekarang itu semuanya pengajian itu di tutup. Termasuk istri saya itu guru
ngaji, jadi selama pandemi ini tidak boleh ada pengajian dlu. Otomtis mereka
kan tidak dapat penghasilan, pendapatannya pun berkurang.” Ujar Kang Jun
Di
balik semua musibah ini masih ada tangan-tangan yang baik, orang-orang yang
dermawan mampu membantu kebutuhan pokok guru ngaji dan anak yatim. Sekitar 50
Ton beras terlah tersalurkan khusus nya Kota Bandung. “program ini sangat
membantu sekali, setidaknya bisa meringankan beban para guru ngaji dan anak
yatim. Saya alhamdulilah sudah menyebar beras ke daerah cigadung, dago,
sukawarna, regol, kiaracondong, dan sekarang mau ke daerah kopo. Saya harap program in iterus berlanjut,
jangan hanya karena ada pandemi saja kalau bisa terus berkelanjutan sampai
semuanya bisa sejahtera. Terimakasih al hilal telah banyak mendistribusikan
bahan pokok untuk guru ngaji dan anak yatim. “Ujar Kang Jun